Salah satu praktisi SEO, Didik Arwinsyah, dalam sebuah wawancara dengan Berita Satu menyatakan bahwa salah satu satu standar minimal kompetensi profesi SEO Specialist yang diberikan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) adalah berdasarkan portfolio mengikuti perlombaan/kontes SEO nasional.
Wawancara yang sebenarnya dilakukan bulan lalu ini baru saja viral di sebagian kalangan praktisi SEO, yang sebagian besarnya kontra terhadap pernyataan tersebut. DailySEO ID berhasil mendapatkan klarifikasi langsung dari Didik Arwinsyah.
Daftar Isi
Permintaan Klarifikasi dari Praktisi SEO
Salah satu pernyataan kontra datang dari salah satu agency SEO di tanah air, yaitu Search Agency yang mengunggah video berikut ini di akun Instagram-nya, meminta klarifikasi baik dari BNSP maupun Didik Arwinsyah.
Search Agency meminta klarifikasi apakah benar BNSP bekerjasama dengan Didik Arwinsyah untuk menjadi asesor proses sertifikasi SEO Specialist ini, serta memastikan apakah hasil kontes SEO benar dijadikan salah satu dasar kompetensi untuk sertifikasi profesi SEO Specialist.
Praktisi lain, Joe Handaya, Group Web & SEO Manager dari Ruangguru, dari unggahan LinkedIn pribadinya mempertanyakan, “sejak kapan kontes SEO bisa menjadi tolak ukur bahwa seseorang layak disebut sebagai SEO Specialist?”
Unggahan Joe memantik respon dari beberapa praktisi SEO lain, misalnya Ridho Putradi S’Gara yang juga merupakan founder & CEO dari Search Agency,
Iya, ini problem serius. Kalau talent SEO di sertifikasi berdasarkan pengalaman mereka mengikuti kontes SEO rasanya industri kita ini akan makin jauh tertinggal.
Nature dari kontes SEO adalah untuk bisa masuk ke SERP dan menang di SERP secepat mungkin. Tidak ada pertimbangan long term value, atau bagaimana berkontribusi terhadap business growth. Yang penting ranking.
SEO Specialist yang disertifikasi dengan kontes SEO, akan kesulitan untuk berpikir strategis, bagaimana untuk berkontribusi terhadap tempat mereka bekerja dengan SEO.
Alangkah baiknya kalau Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melihat kembali proses sertifikasi ini.
Komentar lainnya datang dari praktisi SEO bernama Fadhil Dzikri.
Tolok ukur Praktisi SEO kok di lihat dari kontes dan ujian saja 😁 padahal tolok ukur praktisi SEO di lihat seberapa dia memahami SEO, memahami perubahan algoritma, paham crawling, indexing, ranking, bagaimana caranya bersaing secara SERP-nya, mendatangkan traffic, hingga ke sales atau membantu bisnis itu sendiri melalui SEO.
Tanggapan dari seorang pebisnis, Handito Aji, mempertanyakan BNSP-nya langsung, mengenai kualitas sertifikasi yang dikeluarkan.
Terlihat bahwa BNSP dalam menyusun kurikulum kompetensi SEO sepertinya kurang berdiskusi dengan para pakar. Jujur, saya sendiri sering meragukan kualitas sertifikasi yg dikeluarkan oleh BNSP, karena terbukti kandidat/karyawan yg mencantumkan sertifikasi BNSP sebagai nilai lebih mereka ternyata tidak sebanding dengan aktualnya.
Tanggapan Didik Arwinsyah
Berhasil dihubungi lewat sambungan telepon pagi ini oleh DailySEO ID, Didik Arwinsyah menyampaikan tanggapannya terhadap pertanyaan klarifikasi dari sebagian praktisi SEO ini.
Sertifikasi profesi SEO specialist ini masih sangat baru
Dijelaskan oleh Didik, berbeda dengan sertifikasi profesi bidang digital marketing, sertifikasi profesi SEO Specialist ini masih baru, baru satu tahun umurnya (terbit Januari 2021). Ia mengungkapkan bahwa besar kemungkinan dia adalah orang pertama yang punya sertifikat profesi SEO Specialist dari LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Teknologi Digital sebagai salah satu lembaga yang melakukan proses assessmen sertifikasi profesi dari BNSP, di Indonesia.
Berdasarkan penelusuran DailySEO ID, di website LSP Teknologi Digital tidak ada sertifikasi profesi SEO Specialist tertulis di halaman depan website-nya.

Namun penelusuran DailySEO ID selanjutnya di laman resmi BNSP untuk LSP Teknologi Digital ini menunjukkan bahwa ada informasi mengenai skema SEO Specialyst dengan keterangan detail/unit sebagai berikut.

Mengenai kontes SEO sebagai syarat sertifikasi
Dijelaskan oleh Didik, sertifikat adalah salah satu bukti pendukung/tambahan, bukan satu-satunya syarat sertifikasi profesi.
Menjadi kurang tepat kalau dianggap bahwa mengikuti kontes SEO adalah syarat utama untuk mendapatkan sertifikat sebagai SEO Specialist.
Ditambahkan oleh Didik, proses asesmen untuk mendapatkan sertifikat profesi sendiri terdiri dari:
- Persyaratan administrasi awal: lulusan SLTA/sederajat, atau memiliki sertifikat pelatihan, atau pekerja dengan pengalaman minimal selama 1 tahun
- Dokumen persyaratan: foto & KTP, ijazah terakhir, dan CV
- Bukti pendukung: portfolio di bidang sesuai kompetensi yang diuji atau sertifikasi pelatihan sejenis
- Metode asesmen: 1) bagi peserta yang berpengalaman, yaitu melalui metode asesmen portfolio dan wawancara, 2) bagi peserta yang belum berpengalaman, yaitu melalui metode observasi demonstrasi dan tes lisan
Berdasarkan informasi ini, sertifikat (baik dari sekolah/pelatihan SEO, surat keterangan pekerjaan, maupun sertifikat pernah mengikuti kontes SEO) itu masuk di bukti pendukung (nomer 3), sementara ada proses asesmen selanjutnya (nomer 4) untuk bisa mendapatkan sertifikasi profesi.
Mengenai status Didik Arwinsyah sebagai salah satu asesor
Didik merupakan fasilitator dari LSP Teknologi Digital. Di sana, ia menjadi fasilitator untuk proses sertifikasi digital marketing & SEO specialist. Didik menambahkan bahwa ia juga sempat diminta untuk membuat soal yang digunakan dalam proses asesmen sertifikasi profesi SEO Specialist, namun hasil akhir proses asesmennya sudah tidak ia ketahui lagi.
Fasilitator sendiri adalah orang yang mengajarkan materi yang menjadi kompetensi, sementara asesor adalah orang yang melakukan asesmen dalam proses sertifikasinya.
Sebagai tambahan informasi, di Indonesia ada banyak sekali LSP yang bekerjasama dengan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Dari laman BNSP, ada 1.882 LSP yang ada di seluruh Indonesia.
Kunci Utama Sertifikasi Profesi SEO Specialist ada di BNSP
Demikian, Didik Arwinsyah memberikan hak jawabnya terhadap pertanyaan yang diajukan kepadanya lewat media sosial.
Kelanjutan pembicaran mengenai sertifikat/standardisasi profesi SEO Specialist ini harus langsung ditanyakan ke LSP dan BNSP.
Pertanyaan DailySEO ID mengenai detail metode asesmen dan hal-hal seputar asesor dijawab oleh Didik dengan mempersilakan DailySEO ID untuk langsung menghubungi LSP.
DailySEO ID masih mencari akses untuk bisa menghubungi BNSP dan LSP Teknologi Digital untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai sertifikasi profesi SEO Specialist ini. Tetap ikuti DailySEO ID untuk mengetahui perkembangan berita tentang sertifikasi profesi SEO Specialist.
Mari bersama-sama membangun industri SEO di Indonesia yang sehat tanpa trik spammy, dan silakan ajukan pertanyaan seputar SEO dan Digital Marketing di grup Telegram DailySEO ID, yuk gabung di sini!
4 Comments
bagaimana bisa disebut pakar seo, jika tak pernah jadi juara pada event kontes SEO..
Es.Krim Indonesia lagi ada kontes SEO nih, yang menang dapat sertifikat profesi
Pingback: 3 Ciri SEO Agency/Jasa/Pakar SEO yang Jangan Dipilih, Hati-hati Resikonya! - DailySEO ID
Pingback: Tutorial Melihat Data Pageviews di Google Analytics 4 dan Tips Menggunakannya untuk Audit Website - DailySEO ID