Bagi para praktisi SEO, laporan indeksasi di Google Search Console menjadi salah satu data penting untuk dianalisis.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, kita dapat mengetahui bahwa hanya sekitar 20% halaman yang terindeks oleh Google. Fenomena ini tentunya menjadi diskursus yang menarik bagi para praktisi SEO.

Mengapa hanya sebagian kecil dari total halaman situs yang terindeks? Bagaimana dampaknya terhadap strategi SEO secara keseluruhan? Pertanyaan-pertanyaan ini menyoroti pentingnya memahami proses indeksasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dalam konteks technical SEO, salah satu tujuan utama adalah memastikan bahwa setiap halaman website, khususnya yang berisi konten penting, dapat di-crawl dengan baik oleh search engine.
Proses crawling ini adalah langkah awal yang menentukan apakah halaman tersebut akan diindeks dan, akhirnya, bagaimana terlihat performanya dalam hasil pencarian.
Namun, penting juga untuk memahami bahwa tidak setiap halaman di website perlu untuk diindeks.
Ada halaman-halaman tertentu yang lebih baik tidak diindeks, baik untuk alasan keamanan maupun relevansi.
Dalam artikel ini, kita akan bahas bagaimana menentukan halaman mana yang seharusnya diindeks dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proporsi indeksasi.
Sebagai diskursus lanjutan, apakah hal ini juga berpengaruh terhadap performa SEO? Kita mulai dari statement John Muller terlebih dahulu.
Daftar Isi
- John Mueller: Tidak Ada Persentase/Proporsi yang Ideal
- Indikasi Jika Laman yang Terindeks Terlalu Sedikit
- Lantas, Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Indeksasi dari Dalam?
- Apa yang harus Kita Lakukan kalau Laman yang Terindeks Terlalu Sedikit?
- Sebaliknya, Bagaimana Jika Laman “Terlalu” Banyak yang Diindeks?
- Kesimpulan
- Yuk Gabung DailySEO ID!
John Mueller: Tidak Ada Persentase/Proporsi yang Ideal
Dikutip dari seroundtable, John Mueller dari Google memberikan pandangan yang menarik terkait dengan proporsi halaman yang terindeks.
Dia menyatakan bahwa tidak ada angka atau proporsi “ideal” untuk halaman yang terindeks dari sebuah website.
Menurut Mueller, aspek yang lebih penting adalah bagaimana konten pada situs tersebut membantu pengguna dalam menavigasi dan menemukan informasi yang mereka butuhkan.
Namun, ada hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pernyataan ini.
Kita sepakat bahwa fokus pada pengalaman pengguna adalah krusial, maka proporsi halaman yang terindeks juga memberikan indikasi penting tentang performa SEO sebuah website.
Jika persentase halaman yang terindeks rendah, ini bisa menjadi tanda adanya masalah teknis atau kesalahan dalam strategi SEO, khususnya bagian technical maupun kualitas konten.
Indikasi Jika Laman yang Terindeks Terlalu Sedikit
Jika dianalogikan, maka analogi yang tepat untuk menggambarkan situasi di mana sebuah website memiliki jumlah halaman yang terindeks terlalu sedikit adalah dengan melihat bagaimana sistem imun tubuh manusia.
Sama seperti tubuh yang memberikan sinyal ketika tidak dalam kondisi prima, sebuah website juga memberikan indikasi serupa.
Jumlah halaman yang terindeks sedikit oleh Google bisa menjadi tanda bahwa “kesehatan” website Anda tidak optimal.
Berikut beberapa indikasi dan penyebab dari performa indexing yang tidak maksimal:
#1 Permasalahan dalam Technical SEO
Ketika Anda menemukan bahwa jumlah laman yang tidak terindeks oleh mesin pencari secara signifikan lebih banyak daripada yang terindeks, ini sering kali menjadi indikasi adanya permasalahan technical SEO pada website Anda.
Masalah ini bisa muncul dari proses crawling hingga indexing, dua proses yang menentukan bagaimana dan apakah sebuah halaman akan muncul dalam hasil pencarian.
Dengan memanfaatkan Google Search Console, Anda bisa mengeksplorasi bagaimana proses crawling maupun indexing berjalan di website Anda. Seperti halnya masalah technical, Anda bisa menemukannya di bagian laporan Indexing > Pages.

Kabar baiknya adalah, belum tentu hasil report di Google Search Console tersebut adalah masalah.
Salah satu contohnya adalah jika ada pengaturan di file robots.txt atau tag noindex yang kita sengaja kita pasang agar halaman tersebut tidak terindeks, pastinya akan memunculkan laporan bahwa ada suatu halaman yang tidak dapat dicrawl dan diindeks.
Dengan begitu, Anda bisa mengabaikan laporan ini.
#2 Mendapatkan Penalti dari Google
Jika proporsi halaman yang tidak terindeks lebih tinggi dibanding yang terindeks, ini bisa menjadi sebuah tanda bahwa website telah menerima penalti dari Google.
Penalti ini bisa terjadi akibat pelanggaran pedoman Google, seperti penggunaan teknik black-hat SEO, termasuk pembelian backlink yang bersifat spammy.
Untuk mengetahui apakah website kita terdampak atau terkena penalti dari Google, biasanya kita akan memperoleh informasi atau pemberitahuan berupa diperlukannya tindakan manual (manual action) di Google Search Console.
#3 Outdated Content
Konten yang informasinya sudah tidak relevan atau kedaluwarsa, sering kali mengalami deindex oleh Google.
Fenomena ini dikenal sebagai “outdated content“. Hal ini terjadi karena Google, maupun mesin pencari lainnya memberikan prioritas pada konten terbaru dan relevan dengan informasi terkini.
Untuk menjaga kualitas konten dan strategi SEO secara keseluruhan, sangat penting untuk memperbarui konten secara teratur.
Ini termasuk memperbaharui data, statistik, dan informasi lain yang mungkin telah berubah sejak pertama kali dipublikasikan.
Sebagai contoh, jika konten di situs Anda menyebutkan Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta adalah Rp. 4 jutaan, dan terdapat update resmi yang meningkatkan angka tersebut menjadi Rp. 5.067.381 di tahun 2024, konten Anda harus segera diperbaharui untuk menyampaikan informasi terbaru tersebut.
Selain beberapa indikasi di atas yang berpengaruh terhadap performa indexing, dari sisi internal website pun juga memiliki faktor penting lainnya dalam konteks crawling dan indexing.
Lantas, Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Indeksasi dari Dalam?
Indeksasi halaman oleh search engine merupakan proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Memahami faktor dalam performa indexing menjadi penting, pasalnya hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan website agar lebih banyak halaman website yang kita mau terindeks oleh Google.
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa Anda pelajari dalam proses indeksasi Google:
#1 Kualitas Konten: Konten yang unik, relevan, dan sesuai dengan intent user memiliki peluang lebih tinggi untuk diindeks. Mesin pencari seperti Google cenderung menghindari konten yang tidak berbobot, duplikat, atau tidak relevan.
#2 Struktur Website/Navigasi: Struktur website yang jelas dan memiliki navigasi yang memudahkan user, juga akan memudahkan mesin pencari untuk meng-crawl dan mengindeks halaman. Penggunaan sitemap XML yang efektif pun juga mampu membantu dalam proses ini.
#3 Penggunaan robots.txt: File robots.txt memberi tahu bot crawler tentang halaman mana yang harus atau tidak boleh di-crawl. Pengaturan yang tidak tepat pada file ini dapat mencegah halaman penting untuk terindeks, maka dari itu perhatikan betul terkait isi dari file robots.txt.
#4 Halaman Error: Masalah teknis seperti error 404 dan error 500, redirection yang tidak tepat, hingga kesalahan server juga dapat mengganggu proses indeksasi.
#5 Kecepatan Loading Situs/Site Speed: Website yang dimuat dengan cepat lebih tentu lebih disukai oleh mesin pencari. Kebalikan dengan kecepatan loading yang lambat, hal ini juga berpotensi dapat menghambat proses crawling dan indeksasi.
Setidaknya lima hal di atas perlu menjadi perhatian dan pertimbangan untuk mengidentifikasi bagaimana performa indexing dari sebuah website.
Dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, Anda dapat melakukan optimasi dengan tujuan yang jelas, yang pada nantinya dapat meningkatkan visibilitas website dari performa indexing yang baik.
Apa yang harus Kita Lakukan kalau Laman yang Terindeks Terlalu Sedikit?
Lagi-lagi, ketika halaman yang terindeks terlalu sedikit, terutama jika halaman tersebut termasuk money page/commercial landing page atau konten yang tujuannya adalah conversion, maka kita perlu melakukan audit secara keseluruhan dengan segera.
Seperti:
- Site audit
- Content audit
Dengan melakukan audit keseluruhan, teman-teman dapat mengetahui yang menjadi penyebab mengapa halaman yang terindeks terlalu sedikit.
Setelah berhasil mengidentifikasi permasalahan dan penyebabnya dengan audit secara keseluruhan, selanjutnya buat action items dan implementasikan berbagai solusi, sesuai dengan penyebab.
Contohnya:
- Memperbaiki broken link jika ada error 404
- Menggunakan https jika sebelumnya hanya menggunakan http
- Meng-update konten jika ada outdated content
- Menerapkan white hat SEO jika sebuah situs pernah ada riwayat black hat SEO
Sebaliknya, Bagaimana Jika Laman “Terlalu” Banyak yang Diindeks?
Sebenarnya hal ini bisa menjadi sinyal positif dan negatif.
Positifnya adalah technical SEO website Anda terindikasi berjalan dengan baik. Namun, ini juga merupakan indikasi negatif, yaitu index bloating, sebuah kondisi di mana laman yang sebenarnya tidak perlu diindeks justru malah terindeks.
Hal ini dapat memengaruhi crawl budget, terutama untuk website besar seperti e-commerce dan berita.
Crawl budget sendiri adalah seberapa banyak URL yang bisa diindeks oleh Google. Kami pernah membahasnya secara lengkap di tautan ini.
Jika Anda menemukan indikasi index bloating, maka Anda bisa melakukan deindeks secara manual.
Untuk melakukan deindeks manual, Anda bisa melakukannya secara manual dengan beberapa cara.
Pertama melalui Google Search Console, memasang tag noindex di halaman yang tidak ingin diindeks, atau mengatur pengaturan di file robots.txt.

Sebagai contoh, gambar di atas adalah fitur deindex atau penghapusan URL dari daftar indeks Google melalui Google Search Console.
Kesimpulan
Dalam dunia SEO, memahami antara halaman yang terindeks dan tidak terindeks adalah poin penting untuk memaksimalkan visibilitas website.
Dari mengatasi masalah teknis SEO, merespons dengan tepat terhadap laporan dari Google Search Console, hingga melakukan content refreshment, setiap aspek memiliki peran penting dalam strategi SEO.
Ingatlah bahwa setiap detail, tidak peduli seberapa kecil, bisa memiliki dampak besar pada cara website Anda dinilai dan diindeks oleh mesin pencari.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin berbagi pengalaman Anda seputar topik ini, silakan tinggalkan komentar di bawah ya.
Yuk Gabung DailySEO ID!
Selain itu, Anda bisa bergabung di grup Telegram DailySEO ID.
Di sana, Anda bisa berkesempatan untuk berjejaring dengan praktisi SEO berpengalaman dan mendapatkan insight terbaru dalam dunia SEO.
Bergabunglah dengan kami dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkembang!
Kami juga dengan senang hati jikalau ada teman-teman yang mengusulkan topik untuk kami bahas selanjutnya.
Jika ingin belajar SEO lebih lanjut dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!.
Referensi:
1 Comment
Pingback: Apakah Semua Halaman Website Perlu Terindeks di Google? - DailySEO ID