Apakah teman-teman praktisi SEO merasa kalau traffic dari bulan Desember mengalami penurunan dan sampai sekarang belum kembali lagi seperti semula?
Jika Anda merasa seperti itu, mungkin saja hal ini berakibat adanya perubahan user behaviour dalam mencari informasi.
Adanya SearchGPT, Bing, bahkan media sosial seperti TikTok ataupun Instagram membuat Google bukan menjadi pilihan utama bagi user dalam mencari informasi.
Melihat fenomena ini, saya mencoba untuk melakukan observasi dengan melihat berbagai macam data yang saya temukan.
Dari data yang sudah dikumpulkan, ada tendensi yang mengarah kalau kita akan kesulitan mencapai KPI traffic pada tahun ini.
Setidaknya, ada tiga data yang mendasari munculnya statement tersebut. Penasaran apa saja? Yuk, simak selengkapnya!
Daftar Isi
Beberapa Indikasi Penurunan Traffic dari Google
1. Adanya penurunan user dalam mencari informasi lewat Google
Maraknya berita simpang siur mengenai Search GPT dan TikTok yang berpotensi menggantikan Google sebagai search engine membuat kami, DailySEO ID melakukan survei kecil-kecilan untuk mengetahui faktanya dari user kami.
Melalui akun LinkedIn DailySEO ID, kami bertanya kepada followers mengenai user behaviour mereka, “apakah kalian masih memakai Google untuk mencari informasi? Coba share pengalaman pribadi kalian dibandingkan dengan tahun lalu”
Dari 195 responden, sekitar 51% menjawab “masih menggunakan Google sebagai tempat mencari informasi”.
Sisanya, 35% menggunakan ChatGPT dan 12% mencari melalui media sosial.
Tidak cuman LinkedIn, kami juga memanfaatkan akun Instagram @dailyseo.id dengan menanyakan hal serupa. Berikut hasil polling-nya.

Sama seperti polling di LinkedIn, followers kami di Instagram juga masih memilih Google sebagai tempat untuk mencari informasi.
Dari hasil polling kami di akun LinkedIn dan Instagram, hal tersebut memperlihatkan bahwa tinggal 40-50% pengguna yang masih mencari informasi sebanyak tahun sebelumnya di Google.
Kemudian, 30% sudah lebih sering mencari di AI seperti ChatGPT dibandingkan Google, lalu 15-20% melalui media sosial. Sisanya, lebih sering langsung masuk ke website yang dituju.
2. Prediksi berbagai pakar SEO di Amerika
Rand Fishkin, Cofounder of SparkToro & Snackbar Studio memberikan beberapa komentar terkait artikel Search Engine Journal “22 SEO Experts Offer Their Predictions For 2025” melalui postingan di LinkedIn-nya.
Beliau menuliskan di postingan-nya bahwa traffic bukanlah suatu metrik yang cocok lagi dipakai di 2025 ini.
Ada hal penting yang harus diperhatikan menurut Rand Fishkin, yaitu membangun brand serta mengamati alternatif search engine untuk sumber traffic, misalnya SearchGPT, Bing dan mesin pencari lainnya.
Ingat, bukan berarti kita tidak memikirkan traffic lagi, tetapi kita harus memikirkan hal yang lain juga supaya dapat bersaing dengan para kompetitor di 2025, termasuk salah satunya yaitu membangun brand bisnis, seperti yang dikatakan Rand Fishkin.
3. Impressions dari berbagai website bisnis belum kembali normal setelah liburan tahun baru
Umumnya, website memang mengalami penurunan impressions saat memasuki akhir tahun dikarenakan turunnya search demand dari user.
Akan tetapi, fenomena tersebut biasanya akan terjadi sementara di bulan Desember saja dan akan kembali lagi naik pada awal tahun, Januari.
Ironisnya, 7 dari 9 website bisnis yang saya mempunyai data GSC-nya belum kembali normal di awal tahun ini!

Lantas, ke mana kira-kira user mereka pergi? Apakah mulai beralih ke AI search atau bahkan TikTok? Kita tidak tahu persis seperti apa.
Strategi yang Perlu Diperhatikan SEO Melihat Fenomena Penurunan Traffic
Di tahun 2025 ini, kita perlu mempersiapkan amunisi yang lebih matang. Jika diibaratkan sebuah game, 2025 menjadi level berbeda yang harus kita hadapi dibandingkan dengan 2024.
Oleh karena itu, strategi yang berbeda bisa menjadi senjata terbaik teman-teman untuk bersaing dengan para kompetitor di tahun 2025 ini.
1. Mulai ubah fokus bisnis teman-teman
Seperti yang telah disinggung oleh Rand Fishkin, jangan terpaku pada traffic semata jika ingin bersaing dengan kompetitor di tahun 2025.
Jika bisnis teman-teman masih menjadikan traffic sebagai metrik utama, besar kemungkinan Anda akan tertinggal dengan para kompetitor.
Jadi, mulai ubah fokus bisnis Anda seperti meningkatkan leads ataupun user experience.
Pasalnya, hal ini selaras dengan beberapa website yang saya observasi, di mana website ini hanya berfokus untuk mencari traffic saja, bahkan cenderung “menghalalkan” segala cara, termasuk membuat konten yang “palugada”, di luar tema utama website-nya.
Hasilnya bisa dilihat di bawah ini. Traffic-nya mulai turun.


Ketika kita hanya mengejar traffic, maka ada kemungkinan di suatu hari traffic kita benar-benar down karena tidak diimbangi dengan branding yang kuat serta tujuan marketing yang jelas.
2. Implementasi SEO yang berdampak pada bisnis
KPI SEO kita tidak hanya berhenti pada ranking dan traffic saja, melainkan harus lebih mendalam lagi seperti leads, penjualan, market share, hingga brand visibility.
Mulai fokus untuk menjadikan SEO sebagai strategi yang bisa menaikkan keuntungan bisnis di dunia nyata (menghasilkan penjualan), tidak hanya sekadar ranking di Google saja.
Hal ini seperti yang saya lakukan di beberapa perusahaan yang sempat saya pegang sebelumnya.
Di Glints, saya coba fokus untuk membuat user supaya melakukan aksi sign up dengan mendaftarkan akunnya di platform jobseeker.
Kemudian, saat di Traveloka saya mengimplementasikan SEO supaya tidak hanya mendatangkan traffic semata, melainkan menaikkan jumlah new customer.
Terakhir, saya juga melakukan hal yang sama ketika berada di Pashouses. Saat bekerja di perusahaan ini, saya mencoba untuk menaikkan leads dari WhatsApp dengan strategi SEO.
Intinya, kita sebagai praktisi SEO sudah tidak lagi relevan kalau hanya memikirkan traffic saja di era sekarang.
Kita perlu mendatangkan sesuatu yang dapat menguntungkan bisnis agar value kita naik di mata klien atau atasan.
3. Fokus pada branding & marketing
SEO yang kuat & awet harus berasal dari fundamental bisnis yang awet juga seperti branding dan marketing.
Pada bagian ini, kita tidak hanya memikirkan bagaimana caranya website diindeks oleh Google dan bagaimana caranya membuat konten yang helpful untuk user.
Kita juga harus memikirkan bagaimana brand kita dapat dikenali dengan mudah oleh user serta memberikan kesan yang berarti bagi mereka.
Hal ini pun selaras dengan apa yang dikatakan oleh Andrew Holland saat menjadi pembicara di SEOCon 2024 lalu di Bali.
Beliau mengatakan bahwa brand SEO menjadi strategi yang harus dilakukan, terlebih di tengah gempuran AI sekarang.
Dengan memperkuat brand, maka tidak menutup kemungkinan kita akan mendapatkan brand mention dari user atau bahkan media ternama sehingga membuat bisnis kita semakin dikenal oleh banyak orang.
4. Diversifikasi sumber traffic website
Menurut data dari SparkToro, Google masih menjadi pembawa traffic yang banyak dibandingkan platform lain dengan angka 63.41%.
Di sisi lain, data dari NP Digital menunjukkan bahwa per harinya ada 8,5 miliar pencarian yang terjadi di Google.
Hal ini mungkin membuat teman-teman berpikir kalau Google masih menjadi raja mesin pencarian.
Akan tetapi, NP Digital atau Neil Patel juga menambahkan bahwa ketika kita menggabungkan semua platform mesin mencari (Bing, Snap, Baidu, Instagram, Reddit, Amazon, dll), maka setidaknya ada 45,1 miliar pencarian per hari.
Dengan kondisi seperti itu, maka Google hanya memiliki 18,8% dari search market share.
Ditambah, global market share Google turun di bawah 90% melansir data dari Global Stats dan ini terakhir terjadi di tahun 2015 lalu!
Bahkan, LLM AI yang masih hangat diperbincangkan oleh praktisi SEO sampai saat ini juga bisa menyumbangkan traffic ke website kita!
Teman-teman juga sudah bisa mengecek traffic dari AI search dengan mudah lewat Google Analytics.
Kita harus membuka mata lebar-lebar dengan data-data yang sudah dipaparkan. Google bukan satu-satunya tempat mencari informasi & sumber traffic website yang ada di dunia ini.
Teman-teman perlu melakukan diversifikasi traffic website dengan mulai mempelajari dan mengeksplor platform mesin pencari yang lainnya.
5. Tetap fokus untuk meningkatkan kepuasan user
Ameet Khabra, Founder Hop Skip Media memberikan prediksinya untuk SEO di tahun 2025. Ia mengatakan bahwa siapapun brand yang berinvestasi untuk meningkatkan kepuasan user maka akan terlihat berbeda dari kompetitor.
Ameet juga menambahkan bahwa kita harus menciptakan pengalaman yang interaktif dengan user, membangkitkan emosinya, hingga memperhatikan di mana saja user mengaksesi konten kita.
Bagaimana caranya? Kita perlu mempelajari setiap platform yang digunakan user untuk mencari informasi, kemudian produksi konten yang membantu setiap permasalahan mereka.
Pada akhirnya, kita tetap harus membuat konten yang helpful supaya user merasa ada ikatan emosional di antara mereka dan brand kita.
Sudah Saatnya SEO Punya Dampak Besar ke Bisnis
Industri SEO merupakan dunia yang akan selalu dinamis dari sekarang sampai seterusnya.
Sebagai praktisi SEO, kita tidak boleh berhenti di satu titik saja untuk bisa mencapai garis akhir.
Kita perlu mengeksplor titik-titik lainnya supaya dapat menyaingi para kompetitor dan meningkatkan value diri.
Salah satu caranya yaitu dengan terus belajar hal baru dan mengimplementasikan SEO yang bisa berdampak ke bisnis, bukan hanya ranking atau traffic semata.
Apabila teman-teman tertarik untuk terus belajar dan berdiskusi soal SEO, Anda bisa langsung bergabung ke grup Telegram DailySEO ID.
Di sana, ada banyak praktisi SEO yang siap untuk diajak diskusi dan berbagi ilmu bersama-sama.
Tidak hanya itu, bagi teman-teman yang masih awam dengan dunia SEO dan ingin belajar dari nol, Anda bisa mengikuti SEO Fundamental Course DailySEO ID batch 8 dengan mendaftar waiting list terlebih dahulu.
References:
22 SEO Experts Offer Their Predictions For 2025
Who Sends Traffic on the Web and How Much? New Research from Datos & SparkToro