Selama bertahun-tahun, dunia SEO telah menjadi “arena” yang dinamis, selalu berubah mengikuti perilaku user (user behaviour) dan algoritma mesin pencari. 

Dalam rentang 2015 hingga 2023, SEO dianggap cukup sederhana dengan pola dan strategi yang bisa diprediksi.

Namun, memasuki 2024, para praktisi SEO seolah menghadapi revolusi besar dengan kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI).

Andrew Holland, seorang praktisi SEO internasional, menjadi pemateri pertama untuk SEOCon Forum 2024 di Bali dengan topik yang menarik: “Brand SEO: The Only Defence for AI” yang mana menjadi diskusi pembuka yang menarik dan relevan, mengingat AI telah mengubah digital landscape secara masif.

Dalam presentasinya, Andrew Holland menekankan bahwa tantangan utama yang dihadapi brand saat ini bukan hanya soal algoritma, tetapi juga bagaimana mereka bisa tetap relevan di tengah perubahan besar. 

Di era ini, fokus brand sering kali terbatas pada sales, profit, dan growth. Namun, menurut Andrew, kunci keberhasilan SEO di era AI terletak pada kemampuan brand untuk membangun pondasi kuat melalui Physical Availability dan Mental Availability, dua pilar yang menjadi dasar dari strategi Brand SEO.

#1 Mengapa Brand SEO Menjadi Fokus?

Di tengah gempuran AI yang semakin masif, banyak brand kini menghadapi tantangan yang sama: bagaimana tetap relevan di mata konsumen sekaligus mendominasi di mesin pencari?

Andrew Holland menyoroti bahwa meskipun fokus utama brand sering kali pada sales, profit, dan growth, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun fundamental kuat, yakni melalui Physical Availability dan Mental Availability.

Physical Availability

Physical availability berbicara tentang sejauh mana sebuah produk atau layanan bisa tersedia dengan mudah dan nyaman bagi user atau konsumen dalam “buying situation”.

Dalam dunia digital, ini mencakup kehadiran brand di berbagai platform online, kemudahan navigasi di website, serta integrasi dengan marketplace atau channel penjualan lainnya.

Baca Juga:   Google Voice Search: Optimasi Jitu untuk Menjawab Voice Query dari User

Contoh konkret: Sebuah restoran sushi yang memanfaatkan layanan pemesanan online seperti UberEat atau Menulog untuk memastikan konsumen dapat dengan mudah memesan kapan saja.

Mental Availability

Sedangkan mental availability adalah kemungkinan sebuah brand untuk dikenali, diingat, atau dipikirkan oleh konsumen ketika mereka berada dalam “buying situation”.

Ini termasuk usaha dalam meningkatkan kesadaran (awareness) dan daya tarik emosional (emotional connection) terhadap brand.

Dalam konteks SEO, bisa kita terjemahkan ke dalam strategi seperti membuat konten berkualitas yang menjawab kebutuhan audiens, membangun brand voice yang konsisten, serta memperkuat citra brand.

Relevansi Physical & Mental Availability di Era AI

Andrew Holland menekankan bahwa kedua konsep ini (akan) menjadi semakin penting di era AI. Mengapa? Karena algoritma AI yang digunakan oleh mesin pencari seperti Google, Bing maupun lainnya semakin mengutamakan brand yang memiliki kehadiran yang kuat dalam ekosistem digital. 

Dengan kata lain, brand yang lebih mudah diakses dan lebih sering muncul dalam konteks yang relevan akan memiliki peluang lebih besar untuk menangkap perhatian konsumen.

#2 Digital PR sebagai “Rocket Fuel” untuk SEO

Di era di mana algoritma mesin pencari semakin dipengaruhi oleh AI, strategi SEO tradisional tak lagi cukup. Ada satu insight menarik dari Andrew Holland yang mana Ia menegaskan bahwa Digital PR kini menjadi salah satu komponen paling vital untuk meningkatkan visibilitas sebuah brand. 

Bahkan, ia menyebutnya sebagai “Rocket Fuel” atau bahan bakar utama untuk mendongkrak performa SEO.

Apa itu Digital PR dan Mengapa Penting?

Digital PR bisa kita artikan sebagai pendekatan strategis yang menggabungkan hubungan masyarakat (public relation) dengan dunia digital untuk membangun kehadiran brand di media online, mendapatkan brand mention hingga backlink yang relevan.

Peran Digital PR dalam SEO

Digital PR memiliki peran penting dalam meningkatkan performa SEO, terutama di era AI.

Salah satu kontribusi utamanya adalah meningkatkan jangkauan brand melalui publikasi di berbagai website – baik backlink maupun sekadar brand mention, yang mana masih menjadi salah satu faktor penting dalam algoritma mesin pencari. 

Backlink dari sumber relevan tidak hanya memperkuat otoritas domain tetapi juga meningkatkan visibilitas brand di hasil pencarian.

Selain itu, Digital PR membantu memperkuat citra brand melalui publikasi di situs-situs media ternama. 

Baca Juga:   Inilah 7 Manfaat dan Alasan Mengapa SEO Specialist "Harus" Bisa Ngoding

Publikasi ini tentunya tidak hanya memberikan eksposur kepada user yang lebih luas tetapi juga berkontribusi pada pengenalan brand oleh algoritma AI yang menggunakan data-trained untuk menghasilkan rekomendasi. 

Hubungan Digital PR dengan AI

Andrew Holland menyoroti bahwa di era AI, konten dari Digital PR berperan lebih dari sekadar untuk SEO. 

Konten ini juga memengaruhi bagaimana brand masuk ke dalam data training AI, yang kini digunakan oleh mesin pencari dan AI generatif seperti ChatGPT, Perplexity, Gemini untuk memberikan rekomendasi dan referensi kepada pengguna.

Semakin sering brand disebutkan di website relevan dan terpercaya, semakin besar peluangnya untuk dikenali oleh algoritma AI sebagai otoritas dalam industri terkait.

#3 Membangun Authority dan AI Availability

Di era AI, membangun authority dan memastikan AI availability menjadi elemen penting dalam strategi Brand SEO. 

Andrew Holland menjelaskan bahwa kedua aspek ini bukan hanya tentang bagaimana sebuah brand tampil di mata manusia, tetapi juga bagaimana mesin pencari dan algoritma AI memandang brand tersebut sebagai sumber terpercaya.

Authority

Authority adalah tentang bagaimana brand dilihat sebagai otoritas atau key-player di industrinya.

Andrew Holland menyebut konsep ini sebagai sesuatu yang bisa berarti “berbeda bagi setiap orang” (different things to different people).

Namun, pertanyaan menarik yang muncul adalah: Bagaimana search engine mengukur authority?

Andrew mengutip teori dari buku “The Beauty of Mathematics in Computer Science” karya Jun Wu, seorang Google Engineer, yang merumuskan 4 tahapan penting untuk mengukur authority:

a. Analisis Sintaksis pada Teks Utama di Halaman Web: Mesin pencari melakukan analisis sintaksis untuk menemukan semua frasa yang relevan dengan topik tertentu dan deskripsi sumber informasi (dikenal sebagai Mention Information).

b. Korelasi antara Frasa Topik dan Sumber Informasi: Algoritma menghubungkan frasa topik dengan sumber informasi yang kredibel.

c. Pengelompokan Frasa Topik: Frasa yang memiliki makna serupa akan dikelompokkan untuk menciptakan hubungan semantik yang lebih kuat.

d. Pengelompokan Halaman berdasarkan Subdomain atau Subdirektori: Tidak semua bagian dari website memiliki otoritas yang sama. Oleh karena itu, halaman akan dikelompokkan berdasarkan subdomain atau subdirektori yang lebih relevan.

AI Availability

Di era AI, authority saja tidak cukup. Brand harus memastikan bahwa mereka dikenali oleh mesin AI yang semakin berperan dalam pengambilan keputusan konsumen.

Baca Juga:   Liputan Lengkap SEO Summit 2023: Tips Karier hingga Prediksi SEO Masa Depan

Pesan Utama Andrew Holland:

“So you need to be mentioned in training data and web-based articles from high-quality pages.”

Dengan kata lain, brand harus aktif memastikan dirinya sering disebutkan di artikel dan data berkualitas tinggi (re: terpercaya) yang menjadi dasar pembelajaran AI.

Dari sini, kami mendapatkan insights dan pembelajaran menarik, yang mana dapat kami simpulkan bahwa strategi untuk membangun authority dan AI availability bisa dengan beberapa langkah berikut:

  1. Digital PR yang relevan dan konsisten: Fokus pada mendapatkan mention di media besar dan situs otoritatif
  2. Konten yang terfokus: Publikasikan konten berkualitas yang relevan dengan topik utama industri di Anda
  3. Optimasi technical website: Pastikan subdomain dan subdirektori dikelola dengan baik untuk meningkatkan kualitas dan otoritas halaman tertentu
  4. Kolaborasi dengan media dan influencer: Membangun hubungan dengan pihak eksternal yang dapat membantu menyebarkan nama brand lebih luas

Kesimpulan: Brand SEO sebagai Pertahanan Utama di Era AI

Lagi-lagi, perkembangan AI yang pesat telah mengubah cara dunia digital bekerja, termasuk dalam hal SEO. 

Brand tidak lagi hanya bersaing untuk mendapatkan ranking tertinggi di mesin pencari, tetapi juga untuk tetap relevan dalam ekosistem AI yang semakin kompleks. 

Dalam SEOCon 2024, Andrew Holland menegaskan bahwa Brand SEO adalah pertahanan utama untuk menghadapi tantangan ini.

Melalui pendekatan yang terfokus pada physical availability dan mental availability, brand dapat membangun fundamental kokoh untuk tetap “hadir” di benak user maupun konsumen, serta mudah diakses dalam berbagai situasi pembelian. 

Strategi praktis yang melibatkan penguatan authority dan memastikan AI availability menjadi semakin penting.

Dengan memastikan brand disebutkan atau visible di berbagai media yang relevan, peluang untuk dikenali sebagai sumber otoritatif akan semakin besar.

In the era of AI, Brand SEO is not just a strategy – it’s a necessity 

Praktisi SEO dan digital marketers harus terus berinovasi, mengintegrasikan teknologi terbaru, dan beradaptasi dengan ekosistem AI yang terus berkembang. Dengan langkah yang tepat, brand tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang di era AI yang penuh peluang ini.

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

SEO Consultant & Content Editor at DailySEO ID

1 Comment

  1. Kalau boleh kasih masukkan, coba tulisannya lebih disederhanakan. Kadang sulit memahaminya karena istilah teknis yang njlimet. Misal dengan sebuah analogi gitu. Kadang saya lebih memiliki artikel lainnya yang walaupun pendek, tapi lebih mudah dipahami, terima kasih.

Write A Comment