Kini, perkembangan dunia AI (Artificial Intelligence) kian meroket, terlebih lagi setelah Google merilis Gemini ke publik pada awal Desember lalu.
Bagaimana perkembangan teknologi AI satu ini berpengaruh terhadap salah satu produk terbesar Google—Google Search?
Apakah SEO akan menjadi salah satu yang terkait dengan update satu ini? Bagaimana perubahan organic search ke depannya? Dan, bagaimana kita menyikapinya?
Simak pembahasan ini dan dapatkan insights menarik dari pembahasan Google Gemini.
Daftar Isi
Apa itu Google Gemini?
Gemini adalah AI model terbaru dan diklaim menjadi yang terbesar yang telah dirilis oleh Google.
Model machine learning satu ini diklaim multi-modal sejak awal pengembangan dan training-nya.
Sederhananya, multi-modalitas adalah kemampuan mengolah dan memahami berbagai bentuk informasi, seperti teks, suara, gambar, dan video.
Pada versi pertamanya ini, Google telah mengoptimalkan model ini dalam 3 ukuran:
- Gemini Ultra untuk tugas-tugas (tasks) komputasi kompleks
- Gemini Pro untuk sebagian besar tasks dan integrasi ke banyak produk
- Gemini Nano untuk tasks dan eksekusi langsung dari device seperti handphone
Bagaimana Performa Gemini Sejauh Ini?
Performa dari model Gemini Ultra telah melampaui 30 dari 32 standar-standar yang digunakan secara akademik dalam penelitian dan pengembangan Large Language Model (LLM).
Selain itu, Gemini Ultra juga diklaim jadi model yang lebih kapabel dibandingkan GPT-4.
Teman-teman bisa cek hasil laporan teknis pengujian model Google Gemini di laporan yang ditulis oleh tim Google DeepMind yang berjudul “Gemini: A Family of Highly Capable Multimodal Models”.
Dilansir dari blog Google, mereka menekankan bahwa kemampuan Gemini terdiri dalam beberapa hal berikut ini:
- Kemampuan penalaran yang canggih
- Pemahaman terhadap input dalam bentuk teks, gambar, video, dll.
- Pemahaman pemrograman tingkat tinggi
Integrasi Gemini ke produk Google lainnya
Gemini dan Search Generative Experience (SGE)
Google mengeklaim telah melakukan eksperimen dengan mengintegrasikan Gemini ke Google Search untuk mengoptimalkan dan membuat Search Generative Experience jadi lebih cepat.
Namun, hal ini masih terbatas pada bahasa Inggris dan untuk hasil pencarian wilayah Amerika Serikat saja.
Search Generative Experience sendiri masih dalam versi beta dan baru dirilis ke 120 negara dan daerah pada November lalu.
Teman-teman harus tergabung ke dalam Search Labs terlebih dahulu untuk bisa menggunakan fitur ini.
Gemini Pro juga akan jadi model yang menjalankan Bard yang diharapkan akan menjadikan AI chatbot satu ini lebih baik dalam hal penalaran dan pemahaman konteks.
Tahun depan, Google berencana memperkenalkan Bard Advanced—yang akan menggunakan Gemini Ultra, versi Gemini paling mutakhir.
Gemini dan kemungkinan integrasinya dengan Chrome
Case Newton (founder dan editor Platformer) sempat melakukan interview dengan Sundar Pichai (CEO Google) dan menanyakan perihal Gemini yang menjadi bagian SGE, apakah akan meningkatkan kemungkinan user akan mendapatkan informasi lebih cepat tanpa perlu mengunjungi website lagi (informasinya akan dan sudah dirangkum oleh Google di SGE)?
Sundar Pichai menjawab, mereka merancang produk satu ini (red: Gemini) untuk meningkatkan apa yang telah mereka lakukan dengan Google Search dan berusaha agar user bisa merasakan keberagaman konten di internet.
Sundar Pichai juga menyatakan bahwa hal ini juga jadi salah satu cara agar mereka punya value proposition yang lebih baik.
Di interview yang sama juga Sundar Pichai menyatakan bahwa ada kemungkinan Gemini juga diintegrasikan dengan Chrome dan berperan sebagai asisten ketika user melakukan pencarian (red: mungkin akan mirip dengan apa yang dilakukan dengan Bing dan Copilot-nya).
Selain beberapa hal tersebut, belum ada informasi tambahan dari Google mengenai dampak langsung Gemini terhadap Google Search.
SGE dan pertanyaan-pertanyaan seputarnya
Muhammad Ilman Akbar (Founder DailySEO ID) sudah menjelaskan tentang apa itu SGE secara jelas di salah satu reels DailySEO ID.
Sederhananya, Search Generative Experience (SGE) adalah fitur baru Google Search yang memanfaatkan AI untuk menghasilkan jawaban yang lebih lengkap dan informatif, serta memberikan pengalaman pencarian yang lebih interaktif.
SGE akan memeranguhi interface SERP, memungkinan user untuk berinteraksi dengan AI chatbot, dan mengubah cara kita mencari informasi di internet.
Terkait update SGE, banyak hal yang jadi pertanyaan, termasuk beberapa pertanyaan paling penting yang tim DailySEO ID telah kumpulkan berikut ini.
SGE sangat berpotensi memengaruhi SEO.
Eli Schwartz (Growth Advisor, SEO Strategic Consultant, dan penulis buku Product Led SEO) menyatakan dalam salah satu newsletter-nya bahwa gagasan “mem-publish konten agar mendapatkan ranking di Google dan mendapatkan traffic” sudah tidak akan berhasil lagi.
Respons SGE membuat kita tidak perlu lagi scrolling dan menelusuri hasil pencarian reguler. Untuk queries dengan intent transactional, user hanya tinggal mengeklik salah satu jawaban yang diberikan SGE dan langsung menuju ke website penjualnya.
Eli Schwartz menegaskan bahwa sekarang ini, setiap website harus punya strategi baru dan memikirkan kembali bagaimana agar bisa memberikan value lebih kepada user.
Ridho Putradi S’Gara (Founder dan CEO Search Agency) juga membagikan opininya tentang SGE terkait pertanyaan “apakah SGE membuat traffic ke website menurun?”
“Belum tentu, tergantung website-nya. Yang jelas, SGE ini mengubah layout SERP. Ketika layout ini berubah, interaksi user dengan SERP juga kemungkinan besar berubah. Jika suatu website sering dijadikan sumber informasi untuk SGE, ini justru jadi hal yang bagus dan trafficnya bisa naik. Yang bermasalah adalah untuk website-website yang tidak pernah disinggung di SGE atau dijadikan sumber informasi untuk SGE, mungkin saja mereka kehilangan exposure dan interaksi dengan user. Namun, sampai saat ini, kita belum punya informasi yang real. SGE juga masih terbatas di Search Lab, belum dirilis ke public. Setelah SGE dirilis nanti, kita baru akan punya datanya dan bisa melihat dampak real-nya seperti apa”, jelasnya.
Apakah ranking jadi tidak penting lagi di SEO setelah adanya SGE?
Terkait pertanyaan lainnya, yaitu “apakah ranking position jadi tidak penting lagi di SEO?”
Dalam sesi QnA-nya di Instagram, Ridho Putradi S’Gara mengatakan hal ini bisa saja terjadi.
“Ada kemungkinan, tetapi belum tentu, karena SGE bisa menggunakan informasi di luar dari top position di SERP. Juga, tidak semua queries akan men-trigger SGE. Butuh data yang lebih banyak dan analisis yang lebih dalam untuk memastikan hal ini.”
Pernyataan ini juga terbukti lewat reels dari Founder DailySEO ID berikut ini:
Apa yang harus teman-teman SEO persiapkan?
Menurut hemat kami, tetap fokus memberikan value ke user. Sesuai juga dengan apa yang selalu dibagikan oleh praktisi SEO yang disinggung di atas—fokus membuat konten yang menjawab pain point user.
Simak lagi dokumentasi Google Search Essentials dan Search Quality Evaluator Guidelines.
Perkaya konten dengan multimedia yang relevan, gunakan structured data untuk menambahkan konteks dari konten ke Google, dan yang paling penting, buat kontenmu mudah dikonsumsi.
Muhammad Ilman Akbar (Founder DailySEO ID) juga sudah menjelaskan secara rinci apa yang bisa SEO lakukan untuk menghadapi update SGE (ditambah lagi Gemini) ini, yaitu:
- Ubah mindset SEO untuk membantu user
- Kuatkan EEAT website
- Bangun brand (bukan backlink saja)
Jika teman-teman punya pendapat, silakan tambahkan di kolom komentar di bawah atau diskusi langsung di Telegram group DailySEO ID, ya!