Teman-teman mungkin sudah familiar dengan yang namanya cluster perumahan, kan?

Cluster tersebut tentu terlihat rapi daripada sebuah perumahan yang tatanannya terpisah dari satu area ke area lainnya.

Hal ini tentu tidak berbeda jauh dengan sebuah website. Di dalam website, ada banyak sekali halaman yang bisa dikunjungi/dilihat oleh user

Namun, apa jadinya jika halaman-halaman tersebut saling terpisah dan tidak terikat satu sama lain?

Mungkin saja, hal tersebut akan menyulitkan user dalam menemukan informasi yang bersifat kontinu di dalam website teman-teman.

Untuk mengatasi hal tersebut, teman-teman perlu menerapkan metode topic cluster, di mana metode ini membantu Anda untuk mengelompokkan halaman yang topiknya relevan dengan halaman lainnya dalam satu website.

Apa Itu Topic Cluster?

Topic cluster adalah kelompok halaman pada suatu situs web yang topiknya saling relevan satu sama lain.

Tujuan dari topic cluster yaitu untuk membangun otoritas content pillar, khususnya di mata search engine.

Content pillar bisa menjadi payung untuk sub-topik yang lainnya. Dengan begitu, maka ekosistem konten website teman-teman terbangun dengan kuat karena saling terikat.

Lalu, pada momen seperti apa kita terlihat sudah membangun topic cluster dengan baik?

Singkatnya, apabila Anda sudah memahami ketiga unsur di bawah ini, maka dipastikan teman-teman mempunyai topic cluster yang bagus:

  • Content pillar alias konten yang berfokus pada suatu topik (contoh: apa itu SEO)
  • Sub-sub topik dari content pillar itu sendiri (contoh: apa itu on page, apa itu off page, apa itu technical)
  • Internal link antara satu halaman ke halaman lain yang relevan

Apa Pentingnya Topic Cluster untuk SEO?

Tak bisa dimungkiri, topic cluster perlu teman-teman bangun dengan baik pada website

Pasalnya, ada beragam manfaat yang diberikan apabila Anda menerapkan metode ini saat membuat konten

Baca Juga:   Pahami Resiko Ini Jika Terlalu Mengandalkan Tools SEO untuk Menulis

1. Mudah diidentifikasi oleh Google dan user

Topic cluster akan membantu Anda untuk membangun struktur konten di website dengan baik serta tertata rapi. 

Dengan demikian, maka Google jadi mudah dalam mengidentifikasi isi konten yang ada pada website teman-teman.

Di sisi lain, topic cluster juga akan memudahkan user dalam menemukan konten-konten Anda yang saling berkaitan dalam satu website.

2. Meningkatkan nilai E-E-A-T

Teman-teman mungkin sudah tahu kalau E-A-T (Expertise, Authoritativeness, dan Trust) kini sudah diubah menjadi E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trust)?

Adanya penambahan experience membuat Google ingin menampilkan konten yang ditulis langsung oleh orang yang pernah mengalami hal-hal tersebut dan mempunyai pengalaman akan suatu hal itu.

Terlepas dari itu, nilai E-E-A-T ini dapat Anda tingkatkan secara maksimal melalui topic cluster.

Semakin banyak Anda membuat konten yang relevan satu sama lain, maka besar kemungkinan akan semakin tinggi otoritas topik yang teman-teman bangun.

Sebagai contoh, Anda sedang membangun topik mengenai SEO dan sudah membuat konten-konten yang berkaitan dengan SEO. 

Otomatis, hal tersebut akan membuat otoritas topik SEO pada website Anda semakin tinggi dan mempunyai nilai tambah di mata Google.

3. Membangun internal link dengan optimal

Internal link menjadi salah satu unsur yang perlu dioptimasi untuk meningkatkan on page SEO.

Beruntungnya, Anda bisa membangun internal link secara natural melalui topic cluster. 

Ketika Anda membuat suatu topik yang saling relevan satu sama lain, maka di saat itu juga teman-teman tinggal menyisipkan internal link pada suatu konten yang bisa menghubungkan ke konten lainnya yang relevan.

4. Membangun Topical Authority Website

Tidak dipungkiri jika konten yang Anda miliki telah ter-mapping dengan baik, konten satu dengan yang lain terhubung dengan internal link yang relevan, tentu hal ini bisa meningkatkan topical authority website teman-teman terkait topik yang Anda miliki.

Mengapa demikian? Topic cluster tentu akan mengelompokan kumpulan konten yang relevan dalam satu cluster tertentu, seperti contoh di bawah.

Dengan begitu, Google akan dengan mudah menemukan konten-konten yang saling berkaitan, sehingga hal tersebut berpotensi membangun dan meningkatkan authority website teman-teman.

Baca Juga:   SEOLasa Loker: Lowongan Kerja SEO Minggu Ini, 30 November 2021

Contoh Topic Cluster

Dalam membuat topic cluster, hal pertama yang perlu teman-teman lakukan yaitu menentukan apa topik utama yang akan diangkat.

Sebagai contoh, di bawah ini ada gambaran terkait hierarki konten, di mana konten yang mau coba saya angkat yaitu mengenai SEO:

topic cluster
Sumber: DailySEO

Dari situ, saya mencoba untuk menjadikan SEO sebagai content pillar, kemudian mencari sub-topik yang masih relevan dengan pembahasan SEO sehingga saling terikat satu sama lain.

Cara Membuat Topic Cluster untuk Website

Sekarang teman-teman sudah tahu betapa pentingnya pembuatan topic cluster dalam suatu website.

Bagi Anda yang masih bingung bagaimana cara membuat topic cluster, teman-teman bisa simak tahap demi tahap ini sampai selesai!

1. Tentukan topik utamanya terlebih dahulu

Dalam menentukan topik core atau utama pada website teman-teman, Anda perlu menanyakan beberapa hal:

  • Apa topik yang sekiranya relevan dengan brand/industri Anda?
  • Adakah konten yang sudah dimiliki sekarang?
  • Apa isi konten dari para kompetitor terdekat teman-teman?
  • Apa topik yang menjadi daya tarik audiens?

Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, teman-teman akan menemukan topik utama yang cocok untuk website Anda.

Sebagai contoh, teman-teman menawarkan jasa freelance writer kepada agency atau  perusahaan. 

Otomatis, apabila Anda ingin membuat konten website maka pembahasannya tidak jauh-jauh dari freelancer ataupun content writer.

Dari situ, Anda lihat terlebih dahulu siapa saja kompetitor untuk industri jasa freelance writer, kemudian cari tahu mereka membahas apa saja.

Melalui riset tersebut, maka Anda akan menemukan topik utama yang tepat untuk website.

2. Lakukan keyword research

Topic cluster yang tepat sasaran perlu menggunakan target keyword yang relevan supaya semakin mudah diidentifikasi oleh user dan Google melalui search engine.

Saat ini, ada berbagai macam tools keyword research yang bisa teman-teman gunakan mulai dari Ahrefs, Semrush, Ubersuggest, hingga Google Keyword Planner.

Pilih salah satu yang jadi favorit Anda, lalu lakukan keyword research untuk topic cluster Anda.

Dalam melakukan riset keyword, setidaknya ada tiga hal yang perlu Anda perhatikan:

  • Search intent: Pastikan keyword yang Anda pakai sesuai dengan search intent (contoh: apabila kontennya terkait pengertian SEO, maka search intent-nya harus informational)
  • Search volume: Seberapa banyak frekuensi keyword tersebut dicari oleh orang per bulannya. Semakin banyak, maka semakin baik untuk diambil, tetapi tingkat kesulitannya biasanya akan semakin ketat
  • Keyword difficulty: Seberapa sulit keyword tersebut untuk bisa bersaing di search engine. Semakin tinggi angkanya, otomatis akan semakin sulit persaingannya
Baca Juga:   Apakah "Konten Baru" (Fresh Content) Memengaruhi Ranking di Google Search?

Tips: Search volume dan keyword difficulty hanya dijadikan patokan saja untuk mencari keyword untuk topic cluster

Selebihnya, Anda bisa mengeksplor lebih dalam lagi untuk menentukan target keyword yang tepat, baik itu memilih long tail keyword ataupun keyword yang berpotensi mengangkat konten Anda di search engine.

3. Kualitas konten harus jadi prioritas

Ketika teman-teman sudah menemukan content pillar serta sub-topik yang kuat dalam membangun topic cluster, kini saatnya untuk membuat konten yang berkualitas.

Saat ini, Google benar-benar memprioritaskan konten yang bermanfaat atau helpful content untuk ditempatkan pada ranking teratas.

Jadi, saat ini keyword bukan menjadi prioritas utama dalam pembuatan konten, melainkan value dari konten itu sendiri apakah sudah bermanfaat untuk user atau belum.

Pastikan saat hendak membuat konten, teman-teman memprioritaskan nilai apa yang bisa disampaikan oleh user kemudian hal-hal apa yang belum disampaikan oleh kompetitor teman-teman.

Gunakan formula E-E-A-T supaya konten mempunyai value yang tinggi, baik di mata user maupun search engine.

Demikian penjelasan mengenai topic cluster beserta cara membuatnya untuk website teman-teman. 

Jika teman-teman ingin memenangkan persaingan di search engine, topic cluster perlu dibangun sebagus dan serapi mungkin supaya dapat bersaing dengan para kompetitor.

Apabila teman-teman ingin berdiskusi perihal bahasan ini maupun permasalahan lainnya seputar SEO, Anda bisa langsung join ke grup Telegram DailySEO.

Selain itu, jika Anda ingin belajar lebih dalam lagi mengenai SEO, teman-teman bisa langsung mengikuti course DailySEO! Materinya akan dibawakan langsung oleh founder DailySEO, yaitu Ilman Akbar.

Sumber:

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

SEO Content Specialist, Median Digital Indonesia | Former SEO Content at Zenius, Hipwee, and Glints | SEO Enthusiast

Write A Comment