Saat membuat konten, sering kali kita merasa kebingungan akan memilih atau menargetkan keyword dan topik apa lagi.
Tantangan tersebut bisa diatasi dengan baik apabila kita sudah menentukan content pillar sejak awal.
Jika dianalogikan, content pillar merupakan sebuah payung besar yang menaungi ide-ide konten di dalamnya.
Tanpa adanya hal ini, besar kemungkinan website teman-teman tidak mempunyai identitas yang kuat.
Ujung-ujungnya hal tersebut tidak menaikkan kredibilitas website Anda, baik di mata Google maupun user.
Lalu, sebenarnya apa itu content pillar? Seberapa penting diterapkan untuk website guna menunjang value SEO? Simak selengkapnya di sini!
Daftar Isi
Apa Itu Content Pillar?
Secara garis besar, content pillar adalah suatu topik utama untuk konten website, media sosial, maupun platform lainnya.
Dari topik utama tersebut maka akan menghasilkan konten turunan yang mampu mengarahkan user agar bisa mendalami website teman-teman dengan baik.
Melalui content pillar, Anda seolah-olah membuat panduan dari suatu topik. Dari situ, maka user dapat mempelajari suatu topik dari hal-hal fundamental hingga materi advance.
Tidak hanya itu, sebagian besar praktisi SEO maupun marketer memanfaatkan content pillar untuk membuat suatu topic cluster, di mana satu konten website akan saling berkaitan dengan konten-konten lainnya.
Hal tersebut secara tidak langsung akan memperkuat internal linking dalam suatu website sehingga membuat website menjadi terlihat lebih baik di mata search engine dan user.
Sebagai contoh, suatu website menjadikan “SEO” sebagai content pillar. Otomatis, konten turunan di bawahnya harus berkaitan dengan SEO.
Misalnya, konten tentang “keyword research”, “on page”, off page” dan lain-lain.

Content pillar wajib diterapkan dengan baik oleh para marketer. Pasalnya, content pillar akan membantu teman-teman untuk konsisten dalam mempublikasikan konten, baik melalui website ataupun media sosial.
Manfaat Content Pillar untuk SEO
Di atas, kita sudah memahami pengertian dari content pillar. Dari penjelasan sekilas, kita tentu sepakat bahwa content pillar memegang peranan penting untuk meningkatkan performa SEO.
Pada dasarnya, ada banyak manfaat yang didapatkan jika Anda menerapkan strategi yang satu ini:
1. Memperkuat internal link
Internal link yang tertata dengan rapi pada sebuah website akan menimbulkan experience yang menarik bagi user.
Di sisi lain, hal tersebut juga memudahkan Google untuk mengidentifikasi website tersebut.
Internal link yang bagus dapat diwujudkan dengan baik melalui penerapan content pillar.
Pasalnya, content pillar akan membantu website Anda untuk menciptakan keterikatan antara konten satu dengan yang lainnya.
Sebagai contoh, Anda menetapkan topik “SEO” sebagai topik utama.
Selebihnya, Anda tinggal membuat konten dengan tema “on page”, “off page”, dan lain-lain, lalu buat anchor text yang mengarah ke pembahasan dasar SEO.
2. Konsisten membuat konten
Tak bisa dimungkiri, content pillar juga membantu teman-teman menjaga konsistensi dalam mempublikasikan konten.
Pasalnya, Anda tidak akan kehabisan ide konten yang akan dipublikasikan. Lalu, bagaimana caranya?
Kamu tinggal eksplor saja ide-ide konten yang relevan dengan content pillar yang sudah ditentukan.
Sebagai contoh, Anda menetapkan content pillar “digital marketing”.
Dari situ, Anda tinggal eksplor saja hal-hal yang berkaitan dengan digital marketing seperti email marketing, social media marketing, SEO, dan lain-lain.
3. Menarik minat audiens lebih dalam lagi
Tingkat relevansi yang tinggi terhadap konten-konten yang kita buat akan memicu minat audiens.
Bagaimana tidak, content pillar akan membantu teman-teman dalam memperkuat brand messages atau pesan merk.
Semakin kuat pesan yang Anda sampaikan, maka hal tersebut akan membuat audiens semakin menyukai website teman-teman.
Sebab, ada banyak sekali informasi-informasi yang Anda sampaikan melalui konten-konten yang dibuat.
Lambat laun, hal tersebut juga akan menciptakan ketertarikan audiens untuk membeli produk/jasa yang Anda tawarkan.
4. Performa SEO semakin bagus
Content pillar juga secara langsung akan membantu meningkatkan performa SEO website kita. Bagaimana tidak, melalui strategi ini internal link otomatis tertata dengan rapi sehingga meningkatkan value on page SEO.
Tidak hanya itu, content pillar juga membantu Anda dalam mengoptimasi konten-konten website. Pasalnya, teman-teman dapat membuat content mapping yang bagus.
Secara tidak langsung, hal ini juga akan menjauhkan Anda dari praktik keyword cannibalization.
Jenis-jenis Content Pillar
Sebelum teman-teman ingin mempraktikkan content pillar dalam strategi SEO, Anda harus tahu terlebih dahulu apa saja jenisnya.
Secara umum, ada empat jenis content pillar yang perlu diketahui, yaitu:
- Educational
- Promotional
- Conversational
- Entertainment
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu.
1. Educational
Dalam strategi marketing, umumnya para marketer akan mempersiapkan konten-konten yang bersifat edukasi atau educational guna memberikan informasi-informasi penting kepada user perihal produk ataupun hal-hal yang berkaitan dengannya.
Melalui konten ini, maka lambat laun value dari produkmu akan terlihat oleh user. Dengan begitu, mereka akan melakukan transaksi atau menciptakan conversion rate.
Dalam proses pembuatan-nya, teman-teman bisa menyajikan konten panduan lengkap, tips, hingga manfaat.
Sebagai contoh, website bisnis teman-teman bergerak di industri digital marketing.
Dengan begitu, maka Anda bisa mempublikasikan konten yang berkaitan dengan SEO, email marketing, social media marketing, dan lain-lain.
Teman-teman bisa membuat konten dalam bentuk artikel ataupun konten video yang bisa dipublikasikan lewat YouTube dan Instagram.
2. Promotional
Lain halnya dengan konten edukasi, konten promosi justru terlihat lebih hard selling dengan menampilkan kelebihan produk yang Anda miliki dibandingkan dengan yang lain.
Jenis content pillar yang satu ini bisa teman-teman manfaatkan untuk mengajak user supaya melakukan pembelian terhadap produk/jasa Anda.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatannya yaitu Anda perlu membuat konten promosi semenarik mungkin, mulai dari copywriting, desain gambar, ataupun menggunakan video.
Umumnya, konten promosi bisa Anda publikasikan melalui media sosial. Namun, Anda juga bisa memanfaatkan website dengan menggunakan SEO ataupun SEM.
3. Conversational
Dalam pembuatan jenis content pillar yang satu ini, teman-teman harus mempertimbangkan dari segi user journey supaya bisa meraih conversion rate yang tinggi.
Jadi, bisa dibilang konten conversational harus dibuat dengan melakukan riset yang mendalam terlebih dahulu.
Pahami bagaimana user journey yang sedang berlaku di dalam website teman-teman.
Dari situ, Anda akan mengetahui topik seperti apa yang harus diproduksi guna menarik user agar melakukan aksi.
4. Entertainment
Dalam pembuatan konten, kita tidak harus melulu fokus terkait konten promosi, edukasi, dan konversi.
Di era sekarang, penting juga untuk memproduksi konten yang berbau hiburan atau entertainment.
Untuk itu, salah satu jenis content pillar yang harus kamu masukkan ke dalam jadwal publikasi konten yaitu konten entertainment.
Sajikan konten-konten yang menghibur user dengan menggunakan meme dan dikaitkan dengan tren yang sedang terjadi serta mempunyai tingkat relevansi yang tinggi dengan industri teman-teman.
Cara Membuat Content Pillar
Kini, teman-teman sudah memahami pengertian, manfaat hingga jenis-jenis content pillar.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya supaya konten-konten yang kita produksi saling berkaitan satu sama lain dan memiliki content pillar yang kuat?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak langkahnya satu per satu di bawah ini.
1. Identifikasi topik utama atau content pillar terlebih dahulu
Konten yang campur alias gado-gado berpotensi mendapatkan value yang buruk di mata Google.
Oleh karena itu, penting bagi teman-teman untuk mengidentifikasi terlebih dahulu apa content pillar yang ingin dibawa sejak awal.
Lantas, bagaimana cara yang optimal untuk menentukan content pillar?
Hal yang paling utama yaitu sesuaikan dengan bidang industri yang Anda geluti saat ini.
Sebagai contoh, Anda ingin membuka bisnis otomotif, maka content pillar yang tepat yaitu konten-konten yang berkaitan dengan otomotif.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan riset audiens untuk menentukan content pillar. Tanyakan kepada audiens Anda konten seperti apa yang mereka sukai.
Kemudian, riset juga bagaimana behaviour dari audiens teman-teman. Dari situ, Anda bisa mengembangkan konten dengan optimal.
2. Buat topic cluster
Jika sudah menentukan content pillar, kini saatnya mengembangkannya menjadi topic cluster.
Topic cluster akan membantu teman-teman dalam mengelompokkan content pillar dengan turunannya.
Hal ini besar kemungkinan akan membantu menumbuhkan value internal link ke dalam website Anda.
Sebagai contoh, content pillar Anda yaitu “Digital Marketing”. Maka, dari situ Anda bisa membuat berbagai macam cluster topic mulai dari “SEO”, “Content Marketing”, “Social Media Marketing” dan lain-lain.
Dari subtopik di atas, Anda bisa mengembangkannya menjadi konten-konten yang relevan. Misalnya, subtopik “SEO” bisa Anda kembangkan dari ide konten “apa itu SEO”, “apa itu on page” dan lain-lain.
Kemudian, untuk subtopik “Content Marketing” bisa dikembangkan menjadi ide konten “apa itu content marketing”, “jenis content marketing”, dan lain-lain.
Untuk membuat ini, Anda bisa menggunakan berbagai tools seperti AnswerThePublic, AlsoAsked, Semrush, Ahrefs, dan lain-lain.
Sebagai bahan pertimbangan, Anda bisa melihat gambar yang dibuat oleh Semrush di bawah ini:

3. Lakukan riset kompetitor
Supaya memperluas ide konten Anda, teman-teman juga bisa menilik website dari kompetitor.
Dari situ, Anda juga bisa membuat konten yang lebih mempunyai value tinggi dibandingkan dengan kompetitor.
Pelajari bagaimana mereka membuat content pillar dan turunannya, lalu aplikasikan dengan matang ke dalam website teman-teman.
Dari kompetitor juga biasanya Anda akan mendapatkan ide content pillar yang menarik sehingga membantu mengembangkan website Anda.
Demikian penjelasan singkat mengenai content pillar beserta manfaat dan bagaimana cara membuatnya.
Dalam pembuatannya, Anda harus melakukan riset sedemikian rupa supaya dapat membangun konten yang solid.
Jika teman-teman ingin melakukan diskusi perihal content pillar, Anda bisa langsung bergabung ke grup Telegram DailySEO.
Ada banyak sekali praktisi SEO yang siap diajak diskusi perihal materi ini, termasuk materi SEO lainnya yang lebih umum.
Kemudian, jika teman-teman masih pemula dalam SEO dan ingin mempelajarinya, Anda bisa langsung belajar dari ahlinya!
DailySEO menyediakan course SEO yang langsung dibawakan oleh founder DailySEO, Ilman Akbar.
Tunggu apa lagi? Yuk, daftarkan diri Anda di course DailySEO!
Sumber:
https://contentmarketing.io/content-pillars-for-social-media/
4 Comments
Wah, ini bagus! Penjelasannya cukup rinci dan jelas. Saya suka cara Anda menjelaskan tentang jenis-jenis content pillar dan manfaatnya untuk SEO. Mungkin bisa ditambahkan contoh konkret atau studi kasus untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana content pillar dapat diterapkan dalam suatu konteks bisnis atau industri tertentu. Bagaimana menurutmu?
Halo! Sebelumnya terima kasih karena sudah membaca artikel ini 🙂
Untuk pertanyaan Anda, sebenarnya sudah tertera di bagian “Apa Itu Content Pillar”. Namun, saya akan coba untuk meringkasnya.
Sebagai contoh, Anda bergerak di bidang industri SEO. Maka, SEO bisa dijadikan sebagai content pillar dengan konten turunan seperti “keyword research”, “on page”, “off page”, “technical seo”, dan lain-lain yang relevan dengan SEO. Semoga bisa membantu ya!
Pingback: Mengenal Beragam Jenis Konten Pilar yang Bisa Kamu Gunakan
Pingback: 3 Manfaat Konten Pilar pada Website Bisnis Kamu