Kebanyakan dari kita sudah tidak asing lagi dengan tools yang membantu memberi arahan dalam menulis, seperti Yoast dan Rankmath.

Bahkan, tidak sedikit yang mengandalkan tools SEO tersebut saat menulis, mengandalkan yang dimaksud adalah menyesuaikan kualitas tulisan kita berdasarkan indikator scoring dan “warna” yang dihasilkan tools tersebut.

Sampai-sampai ada yang tidak mau posting kecuali indikator warna sudah menjadi hijau.

John Mueller (search advocate Google) memberikan jawaban yang cukup menohok di Reddit soal pembahasan yang mirip dengan paragraf pertama.

Bagaimana tanggapannya soal indikator dari tools SEO untuk menulis?

Pertanyaan User di Reddit dan Jawaban John Mueller

Pertanyaan user reddit ini berkaitan dengan saran dari SEO tools untuk menulis. Berikut adalah pertanyaannya.

“Saya menulis dan mengelola blog agensi travel Vietnam dengan target utama turis dari Amerika dan Australia.

Beberapa H2 dari artikel memakai aksen asli Vietnam dan huruf dengan versi Vietnam biasanya muncul pada saran dari SEO surfer.

Apakah asumsi saya benar bahwa aksen Vietnam tidak perlu ada karena target audiens kami tidak menggunakan aksen tersebut saat melakukan pencarian.

Atau aksen itu tidak penting bagi Google?

Dan ini jawaban John Mueller:

Tulislah dengan bahasa dari target audiens untuk header , body…. jangan terlalu mengandalkan tools SEO untuk memberi tahu Anda harus menulis apa. Lakukan risetmu sendiri (do your own research).

Ini “Bahaya” Jika Terlalu Mengandalkan Tools SEO untuk Menulis

Dari jawaban John Mueller, sebenarnya telah terselip makna eksplisit bahwa jangan terlalu mengandalkan indikator dari tools SEO untuk memberikan saran soal penulisan.

Baca Juga:   Cara Membuat Content Brief untuk Website Anda & Beberapa Contohnya

Hal tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif jika terlalu mengandalkan tools SEO, diantaranya adalah:

#1 Tulisan Jadi Tidak Natural

Jika terlalu mengandalkan indikator tools SEO, kita jadi memaksakan sugesti dari mereka, sehingga tulisan terlihat tidak natural.

Contohnya adalah memaksakan keyword tertentu ke dalam konten demi menambah skor keyword density.

#2 Kehilangan Fokus pada Search Intent

Fokus pada indikator tools dapat mengakibatkan kita lupa bahwa sebenarnya poin penting pada konten kita adalah memuaskan search intent pembaca, bukan untuk memuaskan mesin/tools.

Ingat bahwa yang membaca konten kita pada akhirny adalah manusia/user.

#3 Salah Target

Kita mungkin tidak asing dengan fitur readability dari tools SEO. Ada tingkatan dalam level kesulitan dalam keterbacaan artikel.

Sebenarnya hal itu tidak perlu terlalu diperhatikan loh.

Contohnya, kalau konten kita menargetkan pembaca dengan latar belakang akademisi, wajar saja kalau kita menggunakan diksi yang rumit/kompleks, atau tidak dimengerti oleh orang awam.

#4 Berpotensi “Menumpulkan” Skill Menulis

Analogi ini mirip dengan orang yang terlalu mengandalkan kalkulator untuk menghitung apa pun, bahkan untuk operasi matematika sederhana yang angkanya hanya satuan/puluhan saja harus pakai kalkulator.

Hasilnya, ketika tidak ada kalkulator, Ia (mungkin) sering melakukan salah hitung atau “ngang ngong” saja ketika ditanya soal penjumlahan.

Begitu pula untuk penulis. Terlalu mengandalkan alat, lama-lama skill menulisnya bisa jadi tumpul karena terlalu “nurut” sama alat.

Tidak percaya dengan kemampuan sendiri.

Best Practice dari Tools SEO untuk Menulis

Poin penting dari jawaban John Mueller adalah jangan terlalu mengandalkan, bukan berarti meninggalkan tools SEO sepenuhnya untuk menulis.

Untu itu,berikut ini beberapa best practice yang bisa kita manfaatkan saat menggunakan alat bantu ini:

Baca Juga:   Review 4 Plugin SEO WordPress Gratis yang Pernah Saya Coba: RankMath, Yoast, All in One, Slim SEO

a. Jadikan sebagai Reminder dan Pembantu dalam Proses Penyuntingan

Tools bantu tersebut bisa jadi reminder untuk kita saat proses penyuntingan artikel.

Contonya adalah pengingat kalau kita belum menyematkan internal link atau alt text dan jika keyword density kita terlalu tinggi (ada indikasi keyword stuffing).

b. Jangan Telan Saran dari Tools secara Mentah-Mentah

Makna implisit dari saran John Mueller juga adalah jangan telan saran dari tools secara mentah-mentah.

Kalau ada saran dari tools, coba lihat apa bentuk sarannya dan cek apakah cocok dan relevan untuk tulisan kita atau tidak.

Jika sudah enak untuk dibaca untuk user, kita tidak punya kewajiban untuk menuruti tools.

Untuk mengetahui tulisan tersebut sudah enak dibaca atau belum, teman-teman bisa meminta review dari orang lain seperti teman ataupun keluarga untuk memberikan feedback terhadap kualitas tulisan kita.

Secanggih Apa pun Tools, Semua Kembali kepada “Pilotnya”

Tools SEO untuk menulis itu dimaksudkan agar kita bisa terbantu saat menulis. Namun, bukan berarti kita harus mengiyakan semua saran dari alat tersebut.

Ingat bahwa tools SEO itu ada untuk membantu, bukan justru malah jadi semacam diktator yang harus dipatuhi semua keinginannya jika tidak ingin dapat konsekuensi buruk.

Justru, kita sebagai “pilot” dari alat tersebut yang harus bisa menggunakan dan memanfaatkannya dengan benar.

Pesawat secanggih apa pun tidak akan bisa terbang dengan benar kalau pilotnya tidak kompeten.


DailySEO ID adalah komunitas SEO yang sangat bermanfaat untuk networking, terutama jika Anda butuh banget pelajaran dan ilmu soal SEO.

Ayo bergabung di grup Telegram DailySEO ID untuk dapat berdiskusi tentang topik seputar SEO dengan praktisi SEO lainnya!

Baca Juga:   Apakah Keyword Stuffing Memengaruhi Ranking di Google Search? (Spoiler: IYA)

Saat ini, DailySEO ID juga memiliki series webinar dengan materi SEO ter-update untuk teman-teman yang tertarik belajar SEO langsung dari founder DailySEO ID, Ilman Akbar.

Jika tertarik, teman-teman bisa langsung mendaftarkan diri untuk belajar SEO di sini.

Sumber:

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

SEO Specialist at sirka.io and currently developing farisyudza.com. I started diving into SEO in early 2022 and eager to learn more!

Write A Comment