Praktik link building masih menjadi bagian integral dari strategi SEO yang efektif.
Jika dilakukan dengan benar, link building dapat membantu meningkatkan visibilitas dan kredibilitas website di search engine secara signifikan.
Namun di tengah banyaknya bisnis yang berlomba-lomba memanfaatkan strategi ini, tidak sedikit juga yang terjebak bermitra dengan agensi link building dengan metode yang diragukan.
Sehingga justru malah dapat membawa dampak negatif bagi performa SEO mereka.
Untuk menghindari hal tersebut, sebetulnya ada beberapa ‘red flag‘ yang bisa teman-teman waspadai saat memilih agensi link building untuk dijadikan mitra. Berikut pembahasannya.
Daftar Isi
1. Tidak Bersedia Membagikan Portfolio atau Referensi Client
Dalam memilih agensi link building untuk dijadikan mitra, transparansi perlu menjadi salah satu pertimbangan utama.
Untuk bisa membuktikan keandalan dan kredibilitasnya, agensi seharusnya dapat mendemonstrasikan bagaimana cara mereka membantu client-nya dalam mendapatkan link yang berkualitas—dari sumber web yang kredibel dan relevan.
Sehingga, menunjukkan portfolio project link building atau sekedar membagikan referensi nama client yang pernah mereka tangani harusnya bukan menjadi masalah.
Namun jika agensi tidak bersedia memberikan informasi tersebut, maka patut dicurigai ada hal yang mereka tutupi.
Hal ini bisa menjadi indikasi yang cukup kuat bahwa mereka menggunakan metode link building berisiko yang masuk ke dalam kategori black hat SEO.
2. Sumber Link yang Digunakan Tidak Terpercaya
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Google memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk membantu mereka memahami konten website.
Maka seiring dengan perkembangan AI, semakin canggih juga kemampuan Google dalam mengidentifikasi konten web.
Google dapat menilai, mana konten web yang bermanfaat bagi users, mana yang tujuannya manipulatif.
Dalam praktik link building upaya yang perlu Anda lakukan adalah mendapatkan link dari sumber website yang berkualitas dan menghindari link manipulatif.
Salah satu kriteria konten web yang manipulatif adalah, konten ini tidak user friendly dan kecil kemungkinannya dibaca users.
Oleh karena itu, jika teman-teman menemukan bahwa sumber link yang ditawarkan oleh sebuah agensi link building berasal dari website yang tidak terpercaya, maka sebaiknya cari opsi agensi lain.
Meskipun kemungkinan website mendapatkan penalti manual dari Google akibat praktik manipulasi link adalah kecil, namun Google biasanya akan mengabaikan link tersebut tanpa memberikan kredit apapun.
Jika Google mengabaikan tanpa memberikan kredit apapun, maka effort dan budget yang teman-teman keluarkan untuk link building akan sia-sia.
3. Menjanjikan Ranking
Mengetahui seberapa efektif sebuah link dalam memengaruhi performa website di search result adalah sesuatu yang mustahil, bahkan untuk para engineers Google.
Dua website yang mempunyai profil backlink yang identik mungkin saja akan memiliki tingkat visibilitas yang jauh berbeda di search engine.
Bahkan, website yang memiliki profil backlink yang kuat bisa jadi mendapatkan posisi ranking yang lebih rendah dari website tanpa satupun backlink.
Karena itu, ketika sebuah agensi berani menjanjikan ranking dalam layanan mereka, maka kredibilitas agensi tersebut patut dipertanyakan.
Agensi SEO yang baik sepatutnya paham bahwa upaya link building seharusnya dilakukan dengan ekspektasi memberikan sinyal yang tepat pada search engine sehingga bisa mendatangkan hasil yang positif.
4. Tidak Mencaritahu Bisnis atau Produk Anda
Salah satu ciri link yang berkualitas adalah bersumber dari konten web yang relevan dengan bisnis atau produk yang ditawarkan pada website teman-teman.
Dengan begitu, agensi SEO wajib terlebih dahulu mengetahui dan memahami bisnis, produk, dan target audience untuk kemudian menentukan strategi link building yang tepat untuk client-nya.
Tanpa informasi tersebut, besar kemungkinkan sumber link yang nantinya digunakan tidak memiliki relevansi konteks dengan website teman-teman sehingga berpotensi akan diabaikan oleh Google.
5. Pricing yang Terlalu Murah
Peribahasa ‘ada harga ada barang’ juga berlaku dalam konteks memilih agensi link building, karena biaya yang dibutuhkan idealnya akan berbanding lurus dengan kualitas link yang didapatkan.
Mendapatkan link berkualitas dari sumber web yang kredibel adalah hal yang tidak mudah dan membutuhkan usaha, termasuk biaya, yang besar.
Maka jika agensi SEO menawarkan jasa link building yang terlalu murah, ini bisa menjadi indikasi bahwa usaha yang mereka luangkan untuk mendapatkan link juga tidak besar.
Sebagai contoh perbandingan, mendapatkan link dari media besar dan terpercaya biasanya memerlukan biaya yang mahal karena dibutuhkan strategi PR dan media outreach yang mapan.
Di sisi lain, mendapatkan link dari PBN (Private Blog Network) akan relatif lebih murah karena agensi memiliki kontrol penuh atas konten dan penempatan link-nya.
Mereka dapat dengan mudah menambahkan atau memodifikasi link sesuai kebutuhan, tanpa perlu negosiasi atau persetujuan dari pihak ketiga.
Demikian pembahasan mengenai beberapa tanda dari agensi link building kurang terpercaya yang sebaiknya teman-teman hindari.
Sebagai catatan artikel ini merupakan hasil terjemahan dan saduran dari status LinkedIn milik Eli Schwartz. Eli merupakan seorang Konsultan SEO dan juga penulis dari buku ‘Product-Led SEO‘.
Ayo bergabung di grup Telegram DailySEO ID untuk dapat berdiskusi tentang topik seputar SEO dengan praktisi SEO lainnya!
Saat ini, DailySEO ID juga memiliki series webinar dengan materi SEO ter-update untuk teman-teman yang tertarik belajar SEO langsung dari founder DailySEO ID, Ilman Akbar.
Jika tertarik, teman-teman bisa langsung mendaftarkan diri untuk ikut series webinar selanjutnya di sini.
1 Comment
Harus lebih selektif memilih jasa link building