Mengidentifikasi apa kata kunci yang dicari oleh target audiens kita, atau biasa disebut keyword research, adalah langkah pertama dalam melakukan SEO. Dengan melakukan keyword research, kita bisa tahu permasalahan/pertanyaan apa saja yang dicari oleh user, dan kita pun bisa membuat konten yang menjawab pertanyaan tersebut.
Akan tetapi, Anda juga harus memperhatikan beberapa kesalahan yang mungkin sedang Anda lakukan saat ini ketika melakukan keyword research.
Berikut ini ada beberapa kesalahan umum yang perlu Anda cermati saat keyword research.
Daftar Isi
1. Mengabaikan search intent
Saya yakin sebagian besar dari teman-teman sudah memahami apa itu search intent. Bagi yang belum tahu, search intent yaitu maksud di balik keyword yang diketikkan oleh user.
Ada jutaan atau bahkan milyaran user yang berdatangan ke Google dengan beragam maksud dan tujuan. Ada yang ingin mencari informasi, melakukan transaksi, mencari domain suatu website, dan masih banyak lagi.
Di sini, Anda sebagai praktisi SEO harus memahami maksud di balik pencarian user tersebut. Sayangnya, meski dari Anda memahami search intent, tetapi masih banyak yang mengabaikannya saat melakukan keyword research.
Sebagian besar masih terpaku untuk mencari keyword dengan search volume yang tinggi supaya bisa menarik traffic dari user.
Kenyataannya? Hal tersebut tidak berfungsi dengan maksimal. Percuma saja kalau Anda memakai keyword dengan search volume yang tinggi, tetapi konten yang Anda sajikan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan yang dicari oleh user. Alhasil, konten Anda akan tenggelam di antara kompetitor yang berhasil mengidentifikasi search intent.
Lalu apa yang harus dilakukan? Anda harus memahami search intent sebelum melakukan keyword research.
Katakanlah, Anda ingin menyajikan konten yang berbau informasi seperti tips atau cara. Misalnya, “tips membuat judul yang baik untuk konten”.
Sebaiknya, memanfaatkan long tail keyword yang mengacu pada tips atau cara. Selain melalui tools keyword research, Anda juga bisa mengidentifikasi maksud dari pencarian user melalui SERP.
Teman-teman tinggal mengetikkan suatu keyword yang ditargetkan, lalu cermati konten-konten yang berada di ranking teratas.
Apabila kebanyakan menyajikan konten informasi, maka Anda juga harus membuat konten informasi. Sebaliknya, apabila kebanyakan konten jual beli atau transactional, sebaiknya Anda tidak perlu membuat konten informasi untuk keyword tersebut.
Baca Juga: Apa Itu Search Intent? Seberapa Pentingkah untuk SEO?
2. Tidak memaksimalkan long tail keyword
Jika Anda merasa kalau short tail keyword tidak begitu banyak mendatang traffic, cobalah untuk berinovasi dengan memaksimalkan long tail keyword.
Long tail keyword mungkin mempunyai search volume yang rendah. Akan tetapi, jenis keyword yang satu ini berpotensi mendatangkan traffic yang banyak ke website teman-teman.
Mengapa demikian? Sebab, long tail keyword umumnya mempunyai tingkat persaingan yang lebih rendah dibandingkan short tail.
Di sisi lain, long tail juga membantu Anda untuk meningkatkan conversion bagi bisnis Anda.
Jadi, jangan sekali-kali mengabaikan long tail saat sedang melakukan keyword research. Pilih long tail keyword yang sesuai dengan bisnismu. Lambat laun, jenis keyword yang satu ini akan membantumu meraup traffic dan conversion dalam jumlah yang tinggi.
3. Tidak riset konten yang ada di SERP
Kesalahan selanjutnya yang umum dalam keyword research yaitu tidak melakukan riset terhadap konten yang ada di SERP.
Sebagian besar praktisi SEO mungkin langsung sibuk dengan mendalami berbagai macam tools keyword research yang terbaik seperti Ahrefs, Neil Patel, Moz, SEMrush, dll untuk mendapatkan keyword yang cocok bagi bisnisnya.
Akan tetapi, mereka melupakan salah satu hal fundamental yang penting, yaitu riset konten.
Dengan melakukan riset konten yang ada di SERP, teman-teman bisa mengidentifikasi search intent dengan baik.
Selain itu, Anda juga jadi tahu harus membuat jenis konten yang seperti apa. Sebab, Anda telah melihat berbagai macam konten dari kompetitor.
Dengan begitu, Anda bisa membuat konten yang lebih baik lagi dan berpeluang menyalip kompetitor di SERP.
4. Hanya menargetkan satu keyword dalam satu konten
Saat sudah menemukan satu keyword yang tepat, mungkin Anda merasa kalau Anda sudah bisa bersaing di Google SERP.
Padahal, sebaiknya Anda tidak berfokus pada satu kata kunci saja. Perkaya konten Anda dengan berbagai keyword unik di dalamnya.
Hal tersebut tentu saja akan meningkatkan peluang Anda bersaing dengan kompetitor. Cari keyword yang relevan dengan konten yang Anda buat, baik itu short tail maupun long tail.
Lalu, masukkan ke dalam konten secara natural agar enak dibaca oleh user dan juga Google.
Saat melakukan praktik ini, satu hal yang penting untuk digaris bawahi adalah Anda tidak boleh memaksakan satu keyword yang kurang cocok di dalam konten. Sebab, hal tersebut berpotensi membuat konten Anda jelek di mata user.
5. Tidak melakukan riset user atau pelanggan
Memang tak bisa dimungkiri, banyaknya tools keyword research saat ini membuat kita dengan mudah menemukan kata kunci yang tepat.
Akan tetapi, alangkah baiknya Anda juga melakukan riset terhadap user atau pelanggan Anda untuk memaksimalkan keyword potensial.
Cari tahu masalah mereka apa dan paparkan solusi yang tepat melalui keyword yang sesuai dengan keinginan mereka. Dalam melakukan ini, Anda bisa melihat ulasan-ulasan yang dituliskan oleh pelanggan, baik itu di dalam produk Anda maupun produk orang lain.
Dari situ, Anda akan menemukan frasa yang tepat untuk dijadikan sebuah keyword.
Baca Juga: Long Tail vs Short Tail Keyword, Manakah yang Lebih Baik untuk Mendatangkan Traffic & Conversion?
6. Hanya terpaku pada Google
Tak bisa dimungkiri, Google menjadi search engine yang kerapkali dipakai oleh orang-orang dalam mencari berbagai macam informasi.
Akan tetapi, untuk memaksimalkan traffic ke dalam website teman-teman, Anda bisa memakai channel lain selain Google, seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan media sosial lainnya.
Oleh karena itu, Anda juga perlu melakukan keyword research melalui media sosial dengan baik. Pasalnya, setiap channel tentu saja mempunyai algoritma yang berbeda-beda.
Anda bisa memanfaatkan konten trending jika berada di Twitter ataupun meriset hashtag yang ada di Instagram ataupun TikTok. Di YouTube, Anda bisa memanfaatkan keyword suggestion yang disajikan lewat kolom pencarian.
Di sinilah, Anda dituntut untuk bisa memahami apa yang sedang dicari pelanggan Anda melalui Twitter, Facebook, Instagram, atau bahkan Google.
7. Hanya fokus pada keyword yang mempunyai search volume tinggi
Setiap keyword pasti mempunyai potensi dalam meningkatkan traffic website, baik itu yang search volume-nya yang tinggi atau kecil.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak langsung mengabaikan keyword yang search volume-nya kecil. Sebab, bisa jadi keyword tersebut yang membantu Anda menemukan user lewat pencarian Google.
Terlepas dari semua itu, pastikan keyword tersebut relevan dengan bisnis Anda.
Baca Juga: Apakah Informasi Kontak Memengaruhi Ranking di Google Search?
—
Itu dia 7 kesalahan dalam melakukan keyword research yang perlu Anda hindari. Ibarat perang, kita harus punya senjata yang kuat dalam menghadapi musuh.
Pada saat keyword research itulah pada hakikatnya kita sedang memilih senjata yang tepat untuk berperang.
Jika pisau yang kita gunakan tumpul, otomatis kita akan kalah oleh pesaing. Namun sebaliknya, jika kita menggunakan pisau yang tajam, musuh akan kalah terhadap kita.
Bagi Anda praktisi SEO yang mungkin sedang kesulitan dalam melakukan keyword research, Anda bisa mendiskusikannya secara langsung dengan praktisi lainnya melalui grup Telegram DailySEO.
Di sana, Anda bebas melontarkan pertanyaan apa saja, termasuk tentang keyword research.
Jadi, segera gabung dari sekarang, ya!
Sumber: https://www.searchenginejournal.com/keyword-research/mistakes-to-avoid/