Membuat konten yang menarik bukan sekadar soal menyajikan informasi yang lengkap dan luas, tetapi juga bagaimana agar konten tersebut bisa sampai ke audiens yang ideal di momen yang tepat. Inilah pentingnya content mapping.
Dengan content mapping, Anda bisa merancang konten agar lebih sesuai dengan apa yang pengguna butuhkan berdasarkan keadaannya saat itu.
Hal ini akan membuat konten-konten Anda lebih powerful dalam menarik perhatian audiens dan menghasilkan keuntungan bagi bisnis Anda.
Penasaran dengan content mapping dan bagaimana cara membuatnya?
Kali ini, DailySEO ID akan bahas lebih dalam soal pengertian, manfaat, hingga cara melakukan content mapping. Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Daftar Isi
Apa Itu Content Mapping?
Content mapping adalah perencanaan mendetail untuk membuat konten Anda memenuhi kebutuhan audiens berdasarkan minatnya secara spesifik.
Teman-teman mungkin sudah tahu, Audiens atau calon pelanggan akan mengalami tahapan-tahapan tertentu sebelum akhirnya melakukan pembelian antara lain awareness, consideration, hingga decision. Ini biasa disebut dengan buyer’s journey.
Nah, melalui content mapping Anda tidak membuat perencanaan konten biasa, tetapi juga merancang strategi untuk memastikan konten yang dibuat lebih relevan dengan audiens berdasarkan setiap tahapan tersebut.
Berdasarkan Search Engine Land, fokus utama dari content mapping adalah membuat konten yang lebih personal untuk audiens Anda.
Tidak hanya itu, strategi ini juga akan membantu Anda untuk menghindari duplicate content karena sudah mempunyai dokumentasi yang lengkap mengenai konten existing.
Manfaat Penting dari Content Mapping
Ada berbagai manfaat yang bisa teman-teman dapat dengan melakukan content mapping. Berikut di antaranya:
1. Menjadikan konten lebih relevan bagi user
Content mapping memungkinkan Anda menyajikan konten yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna di setiap tahapan.
Alih-alih membuat konten secara sembarangan, teman-teman membuat konten yang spesifik untuk audiens sesuai dengan tahapan buyer’s journey yang sedang dialaminya. Apakah sedang di tahap awareness, consideration, atau sudah di tahap decision.
2. Memperbaiki kualitas konten yang dimiliki
Content mapping juga dapat membantu dalam mengenali konten-konten existing Anda.
Maksudnya, teman-teman jadi lebih mudah dalam memilah mana konten yang sudah jelas arah pesannya, entah itu edukasi atau konversi, dan mana yang masih terlihat “tumpul” dan perlu diperbaiki.
Dengan begitu, konten-konten Anda akan lebih berkualitas dan sesuai dengan target audiens.
3. Berpotensi mendatangkan customer
Konten yang relevan dan sesuai dengan kondisi pengguna akan lebih efektif menghasilkan lead.
Dengan content mapping, teman-teman bisa menyajikan konten yang tepat, untuk audiens yang tepat, di momen yang tepat, yang ada akhirnya meningkatkan potensi mereka untuk menjadi customer Anda.
4. Dokumentasi dan brief konten yang lengkap
Content mapping dibuat melalui Google Spreadsheet, Excel, atau wadah yang lainnya supaya bisa merekam dengan lengkap dokumentasi konten yang sudah dimiliki atau publish.
Dengan begitu, maka teman-teman jadi mempunyai data konten supaya bisa menjalankan strategi SEO dengan matang.
Di sisi lain, dalam content mapping juga biasanya diisi dengan brief konten yang nantinya akan diberikan kepada writer.
Dengan demikian, maka kita bisa memetakan konten dengan rapi dengan search intent dan buyer journey yang terarah.
Cara Efektif Melakukan Content Mapping
Untuk membangun content mapping, ada beberapa langkah yang perlu Anda lakukan. Ini dia langkah-langkahnya:
1. Riset audiens dan buat buyer persona
Pertama, pahami dulu audiens Anda. Cari tahu siapa mereka, apa masalah mereka, dan apa yang mereka butuhkan.
Teman-teman bisa memetakan audiens lebih baik dengan memperhatikan segi demografi, perilaku, minat, hingga kebiasaan mereka sehari-hari. Kemudian, buatlah buyer persona berdasarkan hasil riset yang didapat.
Untuk menunjang aktivitas di atas, Anda bisa memaksimalkan tools seperti Google Analytics ataupun melakukan survei kecil-kecilan terhadap audiens teman-teman.
Hal tersebut akan membantu Anda dalam menyesuaikan konten untuk setiap segmen audiens.
2. Identifikasi buyer journey
Setelah Anda memahami audiens, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi buyer journey mereka.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, tahapan ini bisa dibagi menjadi tiga, yaitu awareness, consideration, dan decision. Ini penjelasan soal ketiganya:
- Awareness: Audiens baru menyadari masalah yang mereka hadapi, tapi belum tahu apa yang bisa menjadi solusi untuk menyelesaikannya.
- Consideration: Audiens sudah menemukan sesuatu (dalam hal ini misalnya produk/layanan) sebagai solusi, tapi masih mempertimbangkan beberapa opsi.
- Decision: Audiens sudah siap melakukan pembelian, tapi masih ragu-ragu. Di sini, audiens perlu sedikit dorongan.
Dengan memetakan tahapan-tahapan ini, teman-teman dapat lebih mudah merancang konten yang tepat untuk setiap kondisi audiens.
Sebagai contoh, Anda ingin membuat konten yang mengedukasi audiens. Dengan kondisi seperti itu, maka teman-teman perlu membuat konten yang bantu meningkatkan awareness audiens terhadap produk/jasa Anda.
3. Tentukan jenis konten
Jika sudah mengenali buyer journey, selanjutnya adalah membuat konten sesuai dengan masing-masing tahapannya.
Setiap tahap membutuhkan jenis konten yang berbeda. Sebagai gambaran, Anda bisa lihat rincian berikut:
- Untuk tahap awareness, coba buat konten mengenai bagaimana produk/layanan Anda mengatasi masalah mereka.
- Untuk tahap consideration, buatlah konten berupa info tentang keunggulan produk/layanan Anda yang tidak dimiliki orang lain.
- Untuk tahap decision, Anda bisa buat konten yang berisi promosi atau scarcity dari produk/layanan Anda ke dalam konten.
Sebagai contoh, teman-teman mempunyai bisnis kursus online tentang social media marketing.
Anda bisa mulai membuat konten mengenai apa itu social media marketing, bagaimana strateginya, dan konten lain yang relevan.
Dari situ, user semakin mengetahui mengenai social media marketing dan berpotensi menumbuhkan tingkat penasaran mereka untuk belajar lebih lanjut mengenai hal ini.
4. Optimalkan konten lama dan baru
Content mapping dapat membantu teman-teman dalam proses optimasi konten agar bisa menjangkau audiens lebih luas dan spesifik.
Untuk melakukannya, pertama Anda bisa cocokkan konten-konten yang sudah pernah dibuat dengan masing-masing tahapan buyer journey.
Dengan begitu, Anda bisa melihat tahapan mana yang kira-kira masih belum optimal kontennya.
Kemudian, barulah merencanakan pembuatan konten baru untuk menambal apa yang kurang dari konten-konten yang sudah ada.
5. Kumpulkan semua data pada content map
Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, pastikan Anda mendokumentasikan semua data yang telah dikumpulkan ke dalam content map.
Hal ini akan membantu teman-teman dalam melakukan evaluasi dan optimasi konten seterusnya.
Anda bisa coba buat dalam bentuk tabel atau peta konsep yang meliputi buyer persona, tahapan buyer’s journey masing-masing audiens, dan jenis konten yang sesuai.
Tools untuk Membantu Content Mapping
Berikut ini ada beberapa tools yang bisa Anda pakai dalam membuat dan mengelola content mapping agar lebih efektif:
- Semrush: Platform Semrush menyediakan tools content marketing yang bisa memudahkan Anda dalam mengelola content map, mulai dari riset topik hingga kalender perencanaan konten
- HubSpot: Teman-teman bisa gunakan HubSpot CRM untuk mengelola data audiens dan menemukan calon pelanggan potensial berdasarkan sistem lead scoring
- Miro: Aplikasi papan tulis virtual ini bisa Anda gunakan untuk membuat visualisasi content mapping dalam bentuk peta konsep dan dapat dipakai secara kolaboratif bersama tim marketing Anda
- Google Spreadsheet: Tools ini membantu teman-teman dalam menyimpan dokumen konten yang hendak dipetakan. Selain itu, Google Sheet juga bisa mengorganisir konten dengan rapi
Contoh Content Mapping
Berikut ini ada salah satu template content mapping yang bisa Anda coba tiru.
Bisa Anda lihat didalamnya terdapat kolom berisi data-data yang diperlukan, mulai dari buyer persona, setiap tahapan buyer journey, hingga ide-ide kontennya.
Anda juga bisa membuat content mapping yang lebih detail dengan memasukkan aspek pendukung, seperti format konten, tim yang bertanggung jawab, dan lain-lain pada setiap tahapan buyer journey. Ini contohnya:
Selain itu, teman-teman juga bisa mencoba template content mapping yang saat ini sedang digunakan oleh DailySEO ID.
Dalam hal ini, kami memakai Google Spreadsheet dan memberikan beberapa kolom seperti ide topik, objectives, hingga content outline untuk memudahkan writer dalam menulis dan menyeleraskan goals konten yang akan diproduksi.
Teman-teman bisa lihat contoh content mapping dari DailySEO ID di sini!
Penutup
Itulah penjelasan mengenai content mapping dan cara melakukannya. Dengan ini, Anda bisa memastikan bahwa konten yang Anda buat tidak hanya relevan, tetapi juga berpotensi besar untuk mengonversi audiens menjadi customer.
Jika Anda ingin mencari tahu lebih informasi lebih dalam seputar content marketing atau SEO terkini, langsung saja gabung di grup Telegram DailySEO. Di sini, Anda bisa berdiskusi dengan sesama praktisi digital marketing.
Cari tempat untuk belajar SEO tingkat lanjutan? Yuk, ikut kelas intermediate SEO yang diadakan DailySEO ID. Materinya langsung dibawakan oleh founder kami, Ilman Akbar. Amankan tiketmu di sini!
References:
Content mapping: Who, what, where, when, why and how
The Definitive Guide to Content Mapping (2024)
Content Mapping 101: The Template You Need to Personalize Your Marketing
2 Comments
Thanks Information !!!
Klik disini untuk info Fakultas Rekayasa Perangkat Lunak
Great wordpress blog here.. It’s hard to find quality writing like yours these days.
Fakultas Informatika