Sejak dulu, keyword density (kepadatan kata kunci) dianggap sebagai faktor yang memengaruhi ranking Google Search.
Beberapa praktisi SEO bahkan percaya jika keyword density adalah salah satu dari 200 lebih faktor ranking Google yang beredar di internet. Ada yang bilang 1%, ada yang bilang 2%.
Mengapa bisa begitu? Apakah benar keyword density ini dapat memengaruhi ranking di Google Search?
Silakan lanjut membaca untuk menambah wawasan SEO kita.
Daftar Isi
Keyword itu Penting! Tapi…
Teman-teman pasti setuju jika keyword itu penting di dalam SEO dan tentunya untuk Google sendiri sebagai Search Engine.
Sulit rasanya ketika kita menargetkan keyword tertentu, namun keyword tersebut tidak ada di dalam web page (halaman web).
Walaupun kita harus memasukan keyword ke dalam web page, bukan berarti kita harus menerapkan pattern (pola) keyword density.
Penulis yakin pola keyword density masih tetap ada karena saran yang diberikan sejumlah tool atau plugin SEO.
Supaya apa yang disampaikan di atas tidak menjadi kabar burung, sekarang kita coba cek fakta-faktanya.
Klaim: Keyword Density Merupakan Faktor yang Memengaruhi Ranking di Google Search
Keyword density merujuk kepada jumlah kata atau frasa yang tampil dari total jumlah kata yang ada di dalam web page.
Keyword density dihitung dengan membagi jumlah keyword dengan jumlah total kata di web page kemudian dikalikan 100.
Contohnya:
Apabila keyword ditulis sebanyak 26 kali di artikel 1.000 kata, maka artikel tersebut memiliki persentase keyword density sebesar 2,6%.
Biasanya tool atau plugin SEO yang ada menyarankan persentase keyword density di bawah 2,5%.
Jadi, apa sebenarnya penyebab orang-orang percaya bahwa keyword density sebagai ranking factor?
Penyebabnya adalah karena keyword merupakan sinyal yang memberitahukan Google tentang apa yang dibahas di dalam web page.
Jika keyword yang digunakan terlalu banyak, maka Google akan menganggap hal itu sebagai percobaan untuk memanipulasi search ranking, dan Google pasti tidak menyukainya.
Sehingga beberapa orang percaya ada yang namanya keyword density tertentu yang harus dimasukkan ke dalam artikel yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.
Tapi teman-teman harus ingat bahwa tidak ada angka ajaib untuk mendapatkan ranking terbaik di search engine results page (SERP).
Penggunaan keyword itu penting, tetapi menerapkan rasio keyword tertentu tidak akan membantu strategi SEO Anda.
Faktanya, jika kita mau melakukan sedikit riset dan pengecekan, sebuah web page bisa mendapatkan ranking yang baik untuk keyword tertentu meskipun keyword tersebut tidak pernah ditulis di dalamnya.
Bukti: Apakah Keyword Density Merupakan Salah Satu Faktor yang Memengaruhi Ranking?
Benarkah keyword density memengaruhi ranking di Google Search?
Untuk dapat menjawabnya kita harus melihat video di tahun 2011 miliki Google ini, yang mana masih sangat akurat dan relevan dengan apa yang terjadi saat ini terkait keyword density.
Di dalam video kita bisa melihat Matt Cutts, yang mana pernah bekerja untuk Google dari tahun 2000 hingga tahun 2015. Dia menjabat head of webspam team Google dan berperan sebagai penghubung antara Google dan komunitas SEO.
Matt Cutts mengonfirmasi bahwa tidak ada keyword density yang ideal di mata Google.
Ia melanjutkan, penggunaan keyword berlebihan akan berdampak negatif ketimbang memberikan dampak positif.
Memasukkan sejumlah keyword ke dalam web page bisa membantu kita untuk mendapatkan ranking yang baik, namun lebih daripada itu mungkin akan dianggap sebagai keyword stuffing oleh Google.
Ketika Anda mulai memasukkan banyak keyword, secara keseluruhan itu tidak akan banyak membantu. Ada hasil yang berkurang. Memasukkan keyword hanya memberi manfaat tambahan, tetapi sebenarnya tidak terlalu besar. Dan kemudian apa yang Anda dapatkan adalah, ketika Anda terus melakukan hal yang berulang-ulang, maka Anda berada dalam bahaya keyword stuffing atau omong kosong dan hal-hal yang semisalnya.
Jadi satu atau dua kata pertama yang Anda sebutkan yang mungkin membantu untuk mendapatkan ranking yang baik. Tapi hanya karena Anda bisa menyebutkannya tujuh atau delapan kali, itu tidak berarti akan membantu meningkatkan ranking Anda.
Matt Cutts
Apabila keyword density bukanlah faktor yang memengaruhi ranking, lantas bagaimana cara yang tepat dalam menggunakan keyword?
Pertama, setelah Anda mengetahui keyword yang ingin Anda gunakan, Matt Cutts merekomendasikan kita untuk menulis konten yang cukup panjang supaya kita bisa memasukkan keyword tersebut secara natural ke dalam artikel.
Setelah artikel selesai ditulis, baca ulang artikel tersebut dengan suara (seperti Anda berbicara) dan dengarkan baik-baik apakah ada yang terasa salah atau tidak.
Jika artikel terdengar tidak nyambung, kaku, atau seperti ditulis oleh robot, maka itu adalah indikator bahwa keyword tersebut terlalu sering Anda gunakan.
Di sisi lain, jika artikel terdengar natural, itu berarti Anda sudah berada di jalur yang tepat.
Apabila Anda merasa keyword terlalu sering digunakan, maka teman-teman bisa menggunakan sinonimnya.
Contoh, kita bisa mengganti keyword “cara membersihkan selimut” menjadi “langkah-langkah mencuci selimut”.
Penggunaan sinonim juga bermanfaat untuk mempertahankan atensi user, dan mungkin bisa mendatangkan traffic untuk search query yang lain.
Teman-teman perlu tahu jika Google memahami sinonim, itu berarti sebuah web page memiliki kemungkinan untuk mendapatkan ranking tinggi walaupun tidak dioptimasi untuk frasa tertentu.
Jangan Terobsesi dengan Keyword Density
Apa yang disampaikan Matt Cutts sudah jelas bahwa kita harus berhenti menghitung keyword density. Jika ada yang berkata sebaliknya, abaikan saja.
Saya senang jika orang-orang berhenti terobsesi dengan keyword density. Keyword density akan berubah-ubah, berubah-ubah berdasarkan area, berubah-ubah berdasarkan ranking web lain.
Keyword density bukanlah aturan baku, dan siapapun yang mengatakan bahwa itu adalah aturan baku, Anda perlu berhati-hati karena mereka mungkin akan menjual software keyword density atau yang semisalnya.
Matt Cutts
Kesimpulan: Keyword Density TIDAK DAPAT MEMENGARUHI RANKING
Pada masanya dulu, keyword density mungkin memberikan benefit.
Anda bisa coba tanyakan kepada praktisi SEO profesional yang sudah lama terjun (lebih dari 10 tahun) dan Anda akan mendapatkan fakta bahwa keyword density pernah menjadi faktor ranking yang dipertimbangkan dan memberikan benefit positif.
Yap, tapi itu dulu.
Bagaimana dengan saat ini?
Saat ini, salah satu hal yang tidak perlu Anda pusingkan adalah keyword density.
Selama Anda memasukkan kata atau frasa beberapa kali, dan Anda tidak menargetkan rasio spesifik, maka itu bagus.
Paling tidak, sematkan keyword di title tag, meta description, dan paragraf pertama Anda. Kemudian batasi penggunaannya untuk mencegah kesan tidak natural pada keseluruhan artikel.
Kesimpulannya, tidak ada persentase keyword yang ideal untuk digunakan karena keyword density bukanlah faktor yang dapat memengaruhi ranking di Google Search.
Bagaimana? Apakah teman-teman DailySEO ID sudah memahami faktor ranking Google yang satu ini?
Jika belum, silakan beritahu kami dengan cara menuliskan komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram di sini, jangan lupa untuk ikut berperan aktif ya!
Sumber:
1 Comment
Saya menulis artikel antara 600 kata sampai 700 kata pada keyword density kurang dari 1.00 dan masih merah. Tapi peringkatnya masih bagus