Pertanyaan untuk Anda, apabila memasukkan beberapa keyword ke dalam artikel saja dirasa sudah cukup bagus, bagaimana jika lebih banyak?
Pasti lebih bagus bukan?
Nah, itulah logika sederhana yang menjadikan keyword stuffing (pengisian kata kunci) menjadi faktor ranking Google.
Namun itu dulu, sebelum SEO naik daun seperti sekarang. Pada masa itu Google memberikan ranking artikel menggunakan faktor-faktor sederhana.
Keyword adalah salah satu faktornya, semakin banyak keyword yang dimasukkan, maka semakin baik ranking Google yang akan teman-teman dapatkan.
Lalu, bagaimana Google memandang keyword stuffing sekarang? Apakah masih sama?
Yuk baca artikel ini hingga tuntas untuk mengetahui jawabannya!
Daftar Isi
Klaim: Keyword Stuffing Merupakan Faktor yang Memengaruhi Ranking di Google Search
Apakah teman-teman masih ingat jika exact matched keyword pernah menjadi salah satu ranking signal yang cukup berbobot? (Kalau tidak ingat juga tidak apa-apa, ini terjadi lebih dari 10 tahun lalu)
Pada masanya, jika keyword tampil di web page (halaman web) persis seperti apa yang user ketik di Google Search, maka web page tersebut memiliki peluang besar untuk mendapatkan ranking tinggi.
Ketika orang-orang mengetahui hal ini, yaitu mereka bisa meningkatkan ranking website dengan cara memasukan variasi query atau frasa pencarian secara berulang, inilah yang dinamakan keyword stuffing.
Anda bisa menempatkan keyword stuffing di banyak tempat.
Mulai dari title tag, meta description, subheadings, hingga di seluruh paragraf konten Anda hanya untuk memanipulasi search ranking.
Padahal isi konten tidak membahas apapun tentang keyword yang Anda masukkan.
Parahnya lagi, ada oknum praktisi SEO zaman itu yang menerapkan keyword stuffing lalu menyembunyikannya dengan cara mewarnai teks dengan warna background website.
Memang Google bisa mengetahui teks keyword stuffing tadi, tapi user tidak.
Ketika itu, praktik keyword stuffing lebih berpeluang mendatangkan benefit, ketimbang hukuman penalti dari Google.
Itulah klaim yang menjadikan keyword stuffing sebagai faktor ranking pada masanya, hingga kemudian update algoritma Google pun mulai diluncurkan.
Rangkaian Update Algoritma Google
Pada tahun 2003 Google meluncurkan update algoritma besar pertamanya dengan sebutan Florida Update.
Dampaknya? Impak dari keyword stuffing pun berubah.
Fakta menunjukkan target utama Florida update adalah link spam, namun web yang terlibat dalam teknik spam lainnya juga ikut terpengaruh.
Florida update ini mengurangi dampak ranking dari keyword stuffing sampai batas tertentu, namun tidak sepenuhnya hilang di mata algoritma Google.
Di tahun 2011, Google mengumumkan update dengan sebutan Panda yang menargetkan website berkualitas rendah dan thin content dengan sedikit atau tanpa penambahan manfaat di dalamnya.
Hasilnya mengarah kepada penurunan ranking terhadap website dengan praktik keyword stuffing di search engine results page (SERP), sebab web tersebut cenderung memberikan sedikit manfaat ketimbang website yang tidak menerapkan keyword stuffing untuk mempermainkan Search Engine.
Setelah Panda update, Google sangat menyarankan website owner untuk tidak melakukan keyword stuffing lagi.
Selanjutnya di tahun 2013 ada Hummingbird update yang mengadopsi conversational search (penelusuran percakapan) ke Google Search.
Dengan adanya Hummingbird update, itu artinya user dapat mengetikan frasa pencarian menggunakan bahasa yang natural seperti bahasa sehari-hari dan Google akan memahami apa yang mereka cari.
Cara menuliskan konten juga berubah setelah Hummingbird update, terutama pada hal yang berkaitan dengan penggunaan keyword.
Bisa dikatakan Hummingbird adalah pemantik perubahan dari menulis konten untuk mesin pencari menjadi menulis konten untuk manusia.
Intinya, keyword stuffing adalah cara yang dilakukan untuk memanipulasi ranking dan tidak memberikan manfaat sama sekali bagi user.
Teknik ini adalah teknik yang sudah usang karena sekarang Google semakin cerdas dan dapat mengenali mana konten yang berkualitas dan mana yang tidak.
Bukti: Apakah Keyword Stuffing Merupakan Salah Satu Faktor yang Memengaruhi Ranking?
Sebenarnya ada sejumlah bukti di seluruh SERP yang menunjukkan keyword stuffing bukanlah faktor yang dapat memengaruhi ranking.
Kini, SERP menampilkan title web page yang terasa natural, meta description dengan teks paragraf yang sebenarnya, dan konten artikel pun sudah tidak diisi lagi dengan exact match keyword yang tidak perlu.
Hal ini didukung oleh apa yang dinyatakan di Google Search Central terkait “irrelevant keywords“.
Di awal paragraf tertulis:
“Keyword stuffing” merujuk kepada praktik menumpuk web page dengan sejumlah keyword sebagai percobaan untuk memanipulasi ranking website di Google search results. Keyword ini sering kali tampil di daftar atau grup, atau bahkan keluar konteks (tidak terasa alami). Mengisi web page dengan keyword atau angka dapat menghasilkan user experience yang buruk, dan dapat merusak ranking web Anda. Fokuslah dalam membuat konten yang bermanfaat dan kaya informasi yang menggunakan keyword secara tepat dan sesuai konteks.
Kesimpulan: Keyword Stuffing DAPAT MEMENGARUHI RANKING
Keyword stuffing dengan jelas terkonfirmasi sebagai faktor yang dapat memengaruhi ranking di Google Search secara NEGATIF.
Harap diingat dan dicatat, negatif.
Mencoba untuk memanipulasi search ranking dengan penggunaan keyword, kata, atau frasa berulang-ulang hanya akan menyebabkan website Anda mendapatkan ranking yang jelek.
Berhati-hatilah jika ada yang menyarankan sebaliknya.
Bagaimana? Apakah teman-teman DailySEO ID sudah memahami faktor ranking Google yang satu ini?
Jika belum, silakan beritahu kami dengan cara menuliskan komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram di sini, jangan lupa untuk ikut berperan aktif ya!
Sumber:
3 Comments
Pingback: Mengenal Perbedaan Google dan Bing SEO, Praktisi SEO Harus Tahu! - DailySEO ID
Pingback: Mengenal White Hat SEO dan Black Hat SEO, Pahami Perbedaannya! - DailySEO ID
Pingback: 9 Tips Mencari Freelance Writer yang Sesuai dengan Tujuan SEO Campaign Anda - DailySEO ID