Content pruning merupakan serangkaian tindakan pembaruan atau penghapusan konten yang ada di website Anda.

Seperti dalam istilah pertanian, “pruning“, yang mana kita perlu memangkas beberapa bagian dalam tubuh tanaman demi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik.

Sebagai seorang SEO Specialist, teman-teman tidak melulu harus fokus dengan membuat konten baru, tetapi juga harus memperhatikan konten-konten yang sudah lama.

Dengan melakukan content pruning, maka website dan konten diharapkan mampu bertumbuh dan berkembang lebih baik, serta efisien sesuai dengan tujuan dari website tersebut.

Bagaimana detailnya? Mari kita pelajari lebih jauh tentang content pruning bersama-sama.

Apa itu Content Pruning?

Content pruning (pemangkasan konten) adalah aktivitas penghapusan (meng-eliminasi) konten yang sudah usang, performanya buruk, atau thin content (konten tipis) dari website Anda.

Tidak hanya tentang menghapus, tetapi juga tentang membuat keputusan strategis berdasarkan data untuk menentukan konten mana yang masih relevan bagi audiens Anda.

Aktivitas ini dilakukan sebagai salah satu taktik untuk meningkatkan performa SEO website secara keseluruhan.

Manfaat Content Pruning

Melakukan content pruning menjadi penting dilakukan agar kualitas website kita terjaga, berikut adalah sejumlah manfaat dari content pruning:

#1 Meningkatkan Kualitas Konten

Menghapus konten yang kurang atau tidak berkualitas dari website teman-teman berpotensi meningkatkan kualitas website Anda secara keseluruhan.

Bagi audiens, konten yang buruk tentunya akan meninggalkan kesan negatif terhadap website brand Anda.

Baca Juga:   9 Tips Menulis Judul Artikel yang Menarik untuk Diklik User

Oleh karena itu penghapusan konten ini bisa menjadi solusi agar mereka tidak mengunjungi konten tersebut.

Sedangkan di mata search engine, penghapusan konten ini bisa mengubah pandangan search engine terhadap website Anda, yaitu menjadi lebih berkualitas dan lebih authoritative (otoritatif), yang mana dapat meningkatkan ranking website teman-teman.

#2 User Experience (UX) yang Lebih Baik

Manfaat content pruning selanjutnya adalah dapat meningkatkan user experience (pengalaman pengguna).

Jika konten yang tidak berkualitas sudah hilang dari website Anda, maka audiens akan lebih menikmati kunjungan-kunjungan yang mereka lakukan di website Anda dan menganggapnya sebagai website yang high value (bernilai tinggi).

Ketika sudah seperti itu, maka mereka akan dengan senang hati membagikan konten website Anda ke media sosialnya atau mereferensikannya kepada orang lain.

#3 Meningkatkan Kualitas Crawling oleh Search Engine

Search engine seperti Google perlu melakukan crawling (perayapan) sebelum melakukan indexing (pengindeksan).

Dengan hilangnya konten berkualitas buruk dari website Anda, besar kemungkinan Google akan menjadi lebih suka dan lebih sering untuk mengunjungi website teman-teman.

Anda bisa pelajari cara kerja Google di artikel ini:

Cara Kerja Google Search Engine: Crawling – Indexing – Ranking

Tips Melakukan Content Pruning

Berikut adalah tips melakukan content pruning berdasarkan pengalaman penulis sebagai SEO Specialist:

#1 Audit Content

Lakukan audit terhadap konten Anda secara menyeluruh.

Untuk melakukannya, teman-teman bisa menggunakan tool seperti Screaming Frog, Ahrefs, Semrush, Google Analytics (GA), hingga Google Search Console (GSC).

Cek data-data seperti:

  • Organic ranking.
  • Organic traffic.
  • Jumlah backlink.
  • Durasi session.

#2 Identifikasi Konten yang Tidak atau Kurang Berkualitas

Selanjutnya, identifikasi konten Anda dan memilih mana yang layak untuk dipertahankan dan tidak.

Baca Juga:   Apa itu Content Pillar? Kenali Jenis dan Cara Membuatnya di Website

Beberapa jenis konten yang perlu teman-teman cek adalah:

  • Konten yang performanya buruk (traffic, ranking, durasi session, bounce rate).
  • Thin content yang value-nya sedikit atau sama sekali tidak ada.
  • Konten yang sudah usang dan tidak relevan dengan waktu terkini.
  • Duplicate content (konten duplikat).

#3 Menentukan Tindakan

Langkah terakhir adalah dengan menentukan tindakan Anda dari konten-konten tidak berkualitas tersebut.

Ada 3 tindakan yang bisa Anda lakukan, yaitu:

  • Memperbarui konten: Jika kontennya sudah usang namun masih relevan dengan website Anda, maka Anda bisa memperbarui konten tersebut.
  • Menggabungkan konten: Jika kontennya sesuai atau relevan namun ada konten lainya serupa dan bisa saling melengkapi, maka teman-teman bisa menggabungkannya.
  • Menghapus konten: Jika konten yang Anda miliki sudah tidak dapat diperbarui dan digabungkan, maka langkah yang harus teman-teman ambil adalah dengan menghapus konten tersebut.

Kesimpulan

Seperti yang telah penulis singgung di awal, aktivitas seorang SEO bukanlah sekedar memproduksi konten baru setiap waktu. 

Namun ada kalanya kita juga perlu memeriksa konten-konten yang sudah ada untuk mengetahui apakah konten tersebut masih bermanfaat untuk audiens atau tidak, performanya masih bagus atau tidak.

Jika konten masih bermanfaat, pertahankan.

Jika konten sudah tidak bermanfaat, maka hapus atau digabungkan dengan konten yang terkait.

Demikianlah tulisan mengenai pengertian dan manfaat content pruning di SEO ini, jika Anda memiliki pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram DailySEO ID di sini.

Teman-teman juga bisa ajukan topik selanjutnya untuk kami bahas! Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!

Sumber:

https://ahrefs.com/blog/content-pruning

https://www.semrush.com/blog/guide-seo-pruning-semrush

Author

Touched SEO in 2014 and dive more deeply in 2019. Currently working at Farmaku & DokterSehat as an SEO Specialist. Let's connect!

Write A Comment