Satu dari sekian banyak strategi untuk mengundang perhatian audiens adalah membuat konten yang relevan di satu waktu atau periode. Inilah yang disebut dengan seasonal content.
Teman-teman pasti sering kali menemukan konten-konten yang hanya muncul di momen tertentu saja.
Contoh gampangnya, salah satu merk sirup ternama di Indonesia pasti memunculkan konten video saat momen bulan puasa akan berlangsung.
Strategi ini dinilai ampuh untuk menarik engagement/traffic dalam jumlah yang tidak sedikit.
Namun, bagaimana cara membuat seasonal content yang tepat sasaran?
Mari pelajari bersama lebih dalam mengenai konsep dan manfaat dari seasonal content serta bagaimana menerapkannya dalam strategi marketing Anda.
Daftar Isi
Apa Itu Seasonal Content?
Seasonal content adalah konten yang dibuat secara khusus untuk merayakan atau mengangkat tema yang relevan dengan momentum, perayaan, atau peristiwa tertentu sepanjang tahun.
Misalnya, konten yang dibuat menjelang Natal, Idul Fitri, Tahun Baru, atau bahkan untuk musim liburan sekolah.
Tak hanya itu saja, seasonal content juga biasanya dibuat ketika ada “musim” atau fase yang muncul setiap tahun di industri Anda. Fase ini biasanya berbentuk campaign promosi.
Contoh yang paling sering dijumpai adalah promo double date 9.9 yang jatuh di 9 September dari Shopee serta campaign “Back To School” yang dipromosikan Gramedia ketika musim kenaikan kelas anak sekolah (antara bulan Mei – Juli).
DailySEO ID sendiri juga sempat menggunakan promo 9.9 ini untuk kebutuhan seasonal content pada intermediate class SEO Masterclass.
Pembuatan konten seperti ini bertujuan untuk menarik perhatian audiens dengan mengaitkan produk atau layanan yang ditawarkan dengan momen ataupun topik yang sedang banyak dibicarakan.
Seasonal content ini bisa dibuat untuk berbagai media, mulai dari Instagram sampai artikel untuk website.
Perbedaan Seasonal & Evergreen Content
Jika membicarakan seasonal content, tidak akan lengkap rasanya tanpa membahas tentang evergreen content.
Kedua jenis content tersebut saling bertolak belakang dari segi konsep dan isinya. Meski berbeda, baik seasonal dan evergreen content dapat saling melengkapi dalam strategi digital marketing.
Seasonal content dibuat untuk jangka waktu atau event dalam setahun dan memiliki masa berlaku yang lebih pendek karena relevansinya berkurang setelah musim tersebut berakhir.
Konten ini dapat meningkatkan traffic pada periode terkait, tetapi akan menurun setelahnya.
Sebaliknya, evergreen content dibuat khusus agar tetap relevan sepanjang waktu. Isinya membahas topik yang selalu dicari dan menyediakan solusi untuk masalah umum.
Dengan demikian, maka konten jenis tersebut berpotensi memberikan nilai jangka panjang dan mampu menarik traffic yang stabil sepanjang tahun.
Supaya lebih mudah untuk memahami perbedaan konsep antara evergreen dan seasonal, perhatikan contoh artikel dari DailySEO ini.
Artikel di atas bertajuk “7 Tips Memperkaya Daftar Keyword untuk SEO”.
Kurang lebihnya artikel ini menjelaskan tentang panduan bagaimana cara melakukan riset kata kunci dan membuat keyword list yang komprehensif guna memudahkan teman-teman dalam meningkatkan performa website.
Jenis tutorial seperti ini cenderung selalu dicari oleh banyak orang dari tahun ke tahun. Sebab, keyword research memang tahapan yang rasanya tidak akan pernah lepas dari proses optimasi di search engine.
Dikarenakan value-nya yang selalu selaras dengan kebutuhan audiens, maka dapat dikatakan jika artikel ini merupakan jenis evergreen.
Berikutnya, mari perhatikan contoh seasonal content. Pembahasan artikel dengan judul “Google Kembali Rilis Spam Update pada Juni 2024!” adalah contohnya.
Dari judul, bisa dengan mudah dilihat ada pernyataan waktu yang otomatis menandakan bahwa informasi tersebut muncul di periode itu dan sangat besar kemungkinannya di kemudian akan mengalami pembaharuan lain.
Manfaat Seasonal Content
Di samping mampu menarik perhatian audiens, ada beberapa manfaat lain dari seasonal content.
1. Meningkatkan brand awareness
Seasonal content bantu meningkatkan brand awareness dengan menarik perhatian audiens.
Sebab, konten dibuat khusus untuk merayakan momen atau memperingati suatu hal yang ikuti oleh banyak orang sehingga brand pun lebih mudah diingat.
Sebagai contoh, teman-teman mempunyai bisnis baju lebaran. Setiap kali mendekati hari raya, Anda terus membuat seasonal content.
Lambat laun, user pun akan memerhatikan konten-konten Anda dan berkemungkinan melakukan aksi dengan membeli produk teman-teman.
2. Meningkatkan engagement
Selanjutnya, seasonal content pun cenderung mendapatkan lebih banyak engagement di media sosial disebabkan relevansi dan daya tarik emosional.
Kebanyakan masyarakat lebih suka berbagi, menyukai, atau berkomentar pada konten yang sesuai dengan suasana hati atau hari spesial selama periode tertentu. Misalkan saja konten ketika merayakan Tahun Baru, Natal, atau Ramadan.
3. Membangun loyalitas konsumen
Dengan menawarkan konten menarik di waktu yang tepat, Anda dapat menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan.
Pelanggan yang merasa diperhatikan semakin lama akan lebih loyal, terutama ketika audiens menghubungkan brand teman-teman dengan perayaan yang sedang berlangsung.
4. Media promosi produk edisi khusus
Seasonal content merupakan media yang efektif untuk mempromosikan produk edisi khusus atau penawaran terbatas.
Hal ini akan menciptakan rasa urgensi bagi konsumen untuk segera membeli produk sebelum penawaran tersebut berakhir.
Cara Membuat Seasonal Content
Konten seasonal dapat dibuat dan dirancang melalui beberapa tahapan, mulai dari:
1. Buat content plan dengan matang
Buatlah content plan dengan mencantumkan tanggal-tanggal penting dan ide konten seasonal selama sebulan penuh.
Contoh mudahnya, hari peringatan hari nasional atau serta perkiraan momen yang akan terjadi di bulan ini. Teman-teman pun dapat menggabungkannya dengan ide-ide konten evergreen.
Selama ini, DailySEO ID menggunakan content plan dengan mencantumkan beberapa aspek seperti ide topik, content outline hingga objektif dengan tanggal yang tepat.
Hal tersebut dilakukan guna menyusun editorial plan yang matang serta memetakan ide konten yang seasonal dan evergreen.
2. Cek Google Trends dan riset keyword
Menemukan topik atau keyword khusus seasonal content tidaklah sama dengan evergreen content.
Topik dan kata kunci untuk konten evergreen bisa lebih mudah dicek menggunakan keyword research tools seperti Ahrefs, Semrush, Ubersuggest, dan lain-lain.
Riset seasonal content sebaiknya perlu melalui Google Trends. Berdasarkan Google News Initiative, Anda bisa dapat menemukan topik yang sedang hangat menjadi perbincangan di suatu wilayah lewat Google Trends. Contohnya saja seperti topik di bawah ini.
Melalui Google Trends, teman-teman juga bisa mencari mana keyword yang lebih banyak dicari orang dengan melakukan perbandingan antara keyword A, B, C dan seterusnya.
Terlepas dari itu, perlu dicatat bahwa Anda tetap perlu memeriksa sekiranya apa keyword yang bisa digunakan untuk konten seasonal.
3. Analisis target demografi user
Teman-teman tidak bisa begitu saja membuat konten tanpa memahami siapa audiens yang akan mengakses konten Anda. Oleh karenanya, jangan lupa untuk memahami minat, preferensi, dan perilaku audiens target.
Pertimbangkan faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan gaya hidup lainnya yang dapat mempengaruhi preferensi.
Untuk ini, Anda bisa melakukan analisis dengan melihat tools seperti Google Analytics. Melalui GA, teman-teman bisa melihat kira-kira berapa persen pria dan perempuan yang sering melihat konten Anda.
4. Buat konten berkualitas
Aspek penting yang tak boleh ketinggalan adalah kualitas konten itu sendiri.
Gunakan pedoman experience, expertise, authoritativeness, trustworthiness (E-E-A-T) agar sistem algoritma Google menilai konten yang teman-teman produksi berkualitas tinggi dan layak menempati peringkat pertama di search engine.
Masukkan value atau informasi lebih di konten Anda yang tidak dimiliki oleh kompetitor pada umumnya.
Dengan begitu, maka saat user mengunjungi website Anda, mereka akan mendapatkan sesuatu sehingga membuat nilai website Anda meningkat.
Lalu, Bagaimana Jika Terdapat Seasonal Content Serupa di Tahun Lalu?
Beberapa tipe seasonal content ada yang bersifat berulang dari tahun ke tahun. Misalkan saja ucapan selamat hari raya atau tips dan trik dalam menyambut hari raya.
Mungkin akan lebih mudah bila content ini berada di akun media sosial seperti Instagram dan X (Twitter).
Sebab, teman-teman tidak perlu memusingkan soal keyword dan konten yang diunggah akan saling “bertabrakan”, lalu akan mengurangi traffic dan engagement.
Lain cerita jika konten seasonal itu merupakan artikel SEO. Misal, Anda di tahun lalu sudah membuat sebuah artikel dengan tajuk “10 Resep Kue Kering Paling Populer untuk Menyambut Natal 2023” dan menggunakan “resep kue kering natal” sebagai kata kunci utama.
Anda tidak bisa lagi menggunakan keyword yang sama untuk membuat artikel seasonal terbaru tentang kue kering untuk Natal tahun 2024.
Penggunaan kata kunci yang sama untuk dua atau lebih artikel akan memicu keyword cannibalism. Dampak keyword cannibalism akan berpengaruh buruk terhadap kualitas konten dan mengurangi conversion rate.
Untuk mengatasinya, lebih baik Anda melakukan update isi dan judul agar konten seasonal di periode sebelumnya bisa sesuai dan tetap fresh diunggah di tahun ini.
Sementara, untuk main keyword dan URL-nya tetap gunakan yang generik atau tidak spesifik menandakan waktu tertentu.
Sekian pembahasan tentang seasonal content, dari pengertian, perbedaan dengan evergreen content, dan cara pembuatannya.
Apabila ada yang ingin Anda diskusikan atau tambahkan, jangan lupa untuk tinggalkan pesan di kolom komentar!
Jangan lupa untuk bergabung bersama grup Telegram DailySEO untuk bertukar insight bersama sesama praktisi SEO dan digital marketing.
Teman-teman bisa diskusi terkait topik seasonal content maupun hal lain yang sedang happening di industri SEO dan digital marketing secara keseluruhan.
Selain itu, buat Anda yang tertarik ingin upgrade skill SEO, jangan lupa untuk mendaftarkan diri ke 3-Day Intermediate SEO Masterclass.
Terakhir, kalau teman-teman ingin belajar SEO dari dasar, Anda juga bisa mengisi waiting list SEO Fundamental Course DailySEO Batch 7.
References: