Sebagai praktisi SEO, kita tidak hanya dituntut untuk mengoptimasi website dengan konten artikel, melainkan halaman website secara keseluruhan.
Seperti product detail page, search result page, dan jenis halaman website lain yang memiliki tujuan bisnis.
Khusus untuk website e-commerce, halaman produk perlu mendapatkan perhatian khusus. Memiliki website yang khusus untuk menjual produk merupakan salah satu strategi marketing utama yang banyak dilakukan oleh pebisnis.
Pasalnya, hal tersebut akan memudahkan konsumen untuk melihat sekaligus membeli produk dari website tersebut.
Namun, sekali lagi, karena ini berbentuk website, otomatis kita perlu optimasi SEO supaya dapat bersaing ketat dengan website e-commerce lainnya (khususnya marketplace besar) di SERP.
Lantas, taktik atau strategi apa saja yang perlu diperhatikan? Mari kita simak bersama-sama!
Daftar Isi
1. Buat URL Structure yang Rapi dan Deskriptif
Sama seperti halnya URL structure pada artikel, teman-teman juga perlu membuat URL yang rapi untuk halaman produk Anda di website.
Tujuannya jelas untuk memudahkan user dalam menjelajahi website produk teman-teman. Dalam mengoptimasi URL, Anda tidak perlu terpaku pada keyword.
Sebagai gambaran Anda, setidaknya begini URL structure yang bagus dan enak dilihat oleh user:
https://www.brand.com/category/subcategory/product-name
Teman-teman juga perlu memperhatikan produk-produk yang sudah dipublikasikan, tetapi URL structure-nya masih berantakan (misalnya tidak berada dalam payung kategori atau istilahnya orphan pages)
Jika kasusnya seperti ini, otomatis teman-teman perlu melakukan audit terkait page di website Anda.
Untuk proses audit yang cepat dan efisien, teman-teman bisa menggunakan tools seperti Screaming Frog.
Dari situ, Anda bisa mengetahui mana halaman produk yang masih belum punya kategori.
Berikut cara audit halaman produk yang tidak mempunyai kategori menggunakan Screaming Frog:
- Buka Screaming Frog, lalu masukkan website Anda
- Setelah semua halaman di-crawl, Anda perlu mengklik icon pohon yang ada di dashboard atas di samping “Export”

- Kemudian, tab “Internal” akan menampilkan direktori pohon yang menyajikan link-link halaman produk yang mungkin belum ada category-nya
- Klik “Export” untuk mendapatkan data-data link tersebut
2. Optimasi Gambar
Dikarenakan teman-teman hendak menjual produk, maka Anda perlu memperhatikan gambar yang akan dipasang di website.
Gambar yang ditampilkan harus jelas sehingga orang-orang dapat melihatnya dengan saksama.
Pasalnya, kita tidak mau menerima komplain dari konsumen ketika barang yang nantinya mereka terima tidak sesuai dengan gambar yang ditampilkan.
Namun, terlepas dari itu, Anda juga perlu mengoptimasi gambar produk dengan baik saat upload ke website.
Hal utama yang perlu diperhatikan yaitu format gambar yang di-upload usahakan menggunakan format Webp.
Mengapa demikian? Google menyarankan kepada publisher untuk menggunakan format Webp karena format ini ukurannya lebih kecil 26% ketimbang PNG dan 25-34% lebih kecil dari JPEG.
Otomatis, format Webp akan membantu loading website teman-teman tidak terlalu lama sehingga menimbulkan kenyamanan bagi para user.
Selain mengoptimasi dari segi format, Anda juga perlu memperhatikan alt text image. Unsur ini penting dimasukkan karena mampu meningkatkan visibilitas website Anda ke Google Images.
Pastikan, masukan alt text image sesuai dengan gambar produk yang Anda pasang. Sebab, alt text image bisa membantu Googlebot untuk memahami gambar tersebut.
3. Deskripsi Produk
Untuk mendorong konsumen agar melakukan pembelian di website e-commerce teman-teman, Anda juga perlu menambahkan deskripsi produk yang detail.
Hal ini dilakukan supaya konsumen benar-benar memahami produk Anda dengan baik, mulai dari spesifikasi hingga kegunaan produk tersebut.
Ketika konsumen sudah kenal dan memahami produk Anda, maka ada kemungkinan mereka akan melakukan pembelian.
Lantas, bagaimana cara membuat deskripsi produk yang bagus?
a. Tulis deskripsi produk yang jelas dan singkat
Usahakan jangan terlalu banyak memasukkan informasi ke dalam deskripsi produk karena konsumen hanya ingin membaca poin-poin pentingnya saja.
Tulis deskripsi produk yang singkat dan jelas sehingga mampu menjawab rasa penasaran user terkait produk tersebut.
Jangan terlalu banyak memasukkan info diskon, label, ataupun tombol-tombol yang justru akan membuat user kebingungan membaca deskripsi produk.
b. Hindari keyword stuffing
Sama seperti halnya menulis artikel untuk website, teman-teman tidak perlu memasukkan keyword terlalu banyak ke dalam deskripsi produk.
Selain mengganggu kenyamanan user, hal tersebut juga tidak akan membantu website Anda untuk menempati ranking terbaik di search engine.
Sebab, Google sudah melarang praktik keyword stuffing untuk mencurangi mesin mereka.
Jadi, apabila Anda ingin memasukkan keyword ke dalam deskripsi produk, tulis sewajarnya saja dan terlihat natural supaya enak dibaca oleh user.
c. Hindari content duplicate
Sering kali dalam pembuatan halaman produk ada beberapa halaman yang duplikat. Hal ini tentu saja akan memengaruhi performa SEO teman-teman.
Oleh karena itu, pastikan lakukan audit halaman terlebih dahulu dan cari mana halaman yang berpotensi duplikat.
Dari situ, Anda bisa menerapkan URL canonical untuk membedakan deskripsi dan halaman produk.
d. Gunakan hreflangs
Hreflangs merupakan sebuah HTML yang digunakan untuk menentukan bahasa dan wilayah target untuk suatu halaman website.
Apabila teman-teman mempunyai sebuah produk dan ingin menargetkan produk tersebut untuk berbagai negara, maka ada baiknya untuk mengaktifkan hreflangs ini.
Tujuannya tentu saja agar user dari luar negeri bisa memahami apa deskripsi produk yang Anda tampilkan dengan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
4. User Generated Content (UGC)
UGC (User Generated Content) menjadi salah satu hal yang perlu ditingkatkan oleh para marketer dalam meningkatkan engagement produk bisnisnya.
Bagaimana tidak, UGC bisa mendapatkan jangkauan user dalam angka yang besar. Dengan begitu, otomatis akan ada banyak orang yang mengenal produk teman-teman.
UGC merupakan suatu konten yang dibuat oleh para user, entah itu review ataupun testimoni produk/jasa.
Untuk menciptakan ekosistem seperti ini, teman-teman tentu perlu meningkatkan kualitas produk serta pelayanan yang terbaik supaya user mau membuat konten tentang produk Anda dengan sukarela.
Biasanya, konten-konten tersebut akan dibagikan oleh user melalui berbagai platform seperti media sosial atau website.
Semakin banyak user yang membuat konten tentang produk Anda, maka produk teman-teman semakin dikenal oleh orang banyak.
Di sisi lain, review dari user dapat membuat orang lain jadi tertarik untuk membeli produk teman-teman.
5. Terapkan Strategi Local SEO
Ini penting untuk diterapkan bagi bisnis yang memang ingin fokus untuk menguasai di area tertentu.
Local SEO membantu Anda untuk mendapatkan target pasar yang spesifik sesuai daerah di mana mereka tinggal.
Sebagai contoh, teman-teman menjalankan bisnis di area Yogyakarta. Maka, Anda bisa menerapkan keyword-keyword spesifik yang berkaitan dengan kota tersebut.
Misalnya, keyword “rental mobil Gunung Kidul”, “toko bayi Sleman”, dan sebagainya.
Demikian penjelasan mengenai cara mengoptimasi SEO untuk product page. Praktik di atas bisa teman-teman aplikasikan secara konsisten supaya mendapatkan hasil yang memuaskan untuk penjualan.
Selain itu, teman-teman juga perlu menjalankan a/b testing untuk setiap strategi SEO yang dijalankan agar mengetahui di mana letak kelebihan dan kekurangannya.
Jangan lupa juga untuk berdiskusi apabila ada permasalahan SEO yang sekiranya masih belum ditemukan solusinya.
Anda bisa langsung bergabung ke grup Telegram DailySEO dan berdiskusi perihal SEO kepada praktisi SEO di seluruh Indonesia.
Jika teman-teman ingin belajar SEO dari fundamental, DailySEO juga menyediakan online course yang bisa Anda akses di sini!