Mecoba menerka bagaimana lanskap SEO satu tahun ke depan sepertinya sudah menjadi semacam tradisi yang biasa kita lakukan ketika baru memasukki pergantian tahun.

Jika kita kilas balik sedikit satu tahun ke belakang, banyak sekali ‘tantangan’ yang saya—dan mungkin juga teman-teman praktisi SEO—hadapi dalam menjalani optimasi.

Mulai dari isu crawling dan indexing, munculnya updateupdate baru dari Google yang membuat kita perlu menyesuaikan ulang strategi, hingga semakin populernya penggunaan AI (Artifiicial Intelligence) khususnya dalam praktik pembuatan konten.

Nah tentunya, bisa dipastikan tahun ini kita juga akan menemukan banyak tren baru bermunculan yang sedikit banyak akan memengaruhi bagaimana teman-teman menyusun dan menerapkan strategi SEO yang menghasilkan.

Di kesempatan ini, saya akan coba sedikit berbagi prediksi saya mengenenai tren SEO apa saja yang mungkin akan terjadi di tahun 2023, dan bagaimana teman-teman perlu menanggapinya.

1. Pengaruh Link pada Sistem Ranking akan Semakin Kecil

Prediksi pertama atas tren SEO yang akan muncul di tahun ini adalah semakin kecilnya pengaruh backlink pada sistem ranking Google.

Tahun 2010 ke belakang, backlink menjadi strategi pamungkas dari pengoptimasian SEO. Untuk mencapai ranking tinggi, teman-teman hanya perlu mencari link dari website yang memiliki Page Rank tinggi, tanpa perlu mempertimbangkan relevansi dan kualitas dari link itu sendiri.

Namun, praktik manipulatif seperti itu nampaknya sudah kurang efektif digunakan mengingat Google sudah memiliki algoritma yang cukup matang untuk mencegah halaman web dengan link yang ‘mencurigakan’ muncul di ranking teratas SERP.

Selain itu, saat ini kita juga sudah bisa melihat telah banyak halaman web dengan jumlah backlink yang relatif sedikit—namun dengan kualitas yang baik—mampu mencapai ranking yang tinggi di SERP.

Bagaimana Cara Menanggapinya?

Meskipun value-nya akan semakin kecil, backlink akan tetap menjadi bagian penting dari SEO karena Google masih menggunakannya dalam melakukan proses crawling dan indexing.

Hanya saja, saat ini sistem ranking Google sudah lebih pintar untuk menentukan mana konten yang memiliki value untuk audience, tanpa terlalu bergantung pada link.

Maka dari itu, melakukan strategi outreach untuk mendapatkan link dari website lain yang kredibel masih dapat teman-teman lakukan. Namun hal ini juga perlu diimbangi dengan usaha peningkatan kualitas konten dari website teman-teman.

Baca Juga:   Mengenal Sitemap.xml dan Satu Contoh Mengapa Sitemap Penting dalam SEO

2. Efek Dari Update Helpful Content Semakin Besar

Di tahun ini, nampaknya kita akan merasakan dampak yang lebih besar dari update yang dilakukan Google tahun kemarin, termasuk update Helpful Content yang baru saja rilis secara global awal Desember lalu.

Lewat update ini, Google akan memprioritaskan konten yang benar-benar memiliki value untuk penggunanya, ketimbang konten website yang hanya diproduksi untuk sekedar mendapatkan traffic atau ranking tinggi semata.

Hal ini tentu akan berpengaruh pada aspek hasil pencarian di SERP serta populasi konten yang menempatinya, seperti:

  • Meta content: konten yang benar-benar dekat atau relevan dengan intensi pencarian audience.
  • Conversational search: konten yang dapat menjawab masalah atau pertanyaan yang diajukan oleh pencari.
  • Topic ownership: konten dari website yang memiliki reputasi dan topic ownership yang baik. Dalam menilai konten, Google juga mempertimbangkan koleksi konten lain dari website tersebut, dan juga pembuat kontennya.

Bagaimana Cara Menanggapinya?

Dalam menanggapi tren ini, mengetahui secara detail untuk siapa konten yang akan teman-teman buat menjadi hal yang wajib. 

Hanya dengan cara ini teman-teman dapat memastikan konten yang teman-teman buat relevan dan tepat sasaran. Teman-teman bisa memulainya dengan membuat audience persona yang dibangun dari produk dan layanan yang bisnis teman-teman tawarkan. 

Selain itu, teman-teman juga bisa menambahkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab di konten yang teman-teman buat, tanpa perlu menghiraukan search volume-nya.

Untuk membangun topic ownership, teman-teman bisa memulainya dengan melakukan taxonomy research dari website teman-teman. Cobalah untuk identifikasi topik apa saja yang berhubungan dengan bisnis teman-teman, lalu tentukan kata kunci dan query pertanyaan apa saja yang perlu teman-teman ulas.

3. Google akan Lebih Selektif dalam Mengindeks Konten Baru

Sebetulnya tren ini sudah bisa teman-teman lihat dari dua tahun belakangan ini, dimana semakin banyak ditemukan isu terkait crawlability dan indexability dari konten baru.

Tren ini juga merupakan salah satu respon Google terhadap semakin banyaknya konten hasil dari AI, atau autogenerated content.

Google ingin konten yang muncul di SERP mereka merupakan konten yang ‘dari manusia dan untuk manusia’, Google akan lebih selektif dalam menentukan konten yang akan mereka indeks dan tampilkan di SERP nantinya.

Bagaimana Cara Menanggapinya?

Salah satu hal yang bisa teman-teman lakukan adalah memberikan sinyal ke Google bahwa konten yang teman-teman buat memiliki value untuk audience.

Pastikan konten teman-teman berkualitas, memiliki struktur yang jelas, dan pembahasan yang mendalam.

Baca Juga:   3 Ciri SEO Agency/Jasa/Pakar SEO yang Jangan Dipilih, Hati-hati Resikonya!

Selain itu, buatlah Googlebot semudah mungkin dalam menemukan konten teman-teman. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan berbagai hal seperti navigasi website yang efisien, kategorisasi konten, dan internal link.

4. E untuk Experience

Seperti yang teman-teman sudah tahu, di Search Quality Rater Guidelines-nya Google baru saja menambahkan kriteria baru yang mereka gunakan untuk menentukan kualitas dari halaman web.

Dari E-A-T (Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) sebelumnya, kini menjadi E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness).

Kriteria baru ini setidaknya akan memengaruhi beberapa jenis konten pada SERP, seperti konten review produk dan rekomendasi. Lewat kriteria Experience, Google ingin konten yang diproduksi betul-betul ditulis oleh orang yang benar-benar memiliki pengalaman atas topik pembahasan yang diangkat.

Bagaimana Cara Menanggapinya?

Bagi teman-teman bloggers, pastikan apakah dimungkinkan untuk mencoba produk terlebih dahulu sebelum membuat konten review atau rekomendasi.

Namun jika hal tersebut tidak dimungkinkan, teman-teman mungkin bisa melengkapi konten yang ditulis dengan foto atau video eksklusif yang bisa menjadi penanda bahwa teman-teman memiliki pengalaman untuk mengulas topik tersebut.

5. Konten Video dan Rich Media Lain Mendapatkan Exposure Lebih Besar

Teman-teman mungkin juga sudah menyadari bahwa tampilan layout SERP saat ini sudah mengalami banyak perubahan. Selain blue link atau text result, teman-teman juga dapat menemukan fitur lain yang menampilkan konten dengan berbagai macam format dalam satu halaman pencarian.

Hal ini tentunya akan membuka peluang exposure yang lebih besar terhadap beberapa tipe konten selain teks, termasuk video, video pendek, gambar, dan infografik.

Bagaimana Cara Menanggapinya?

Penggunaan rich media dalam pembuatan konten menjadi strategi SEO yang patut untuk dipertimbangkan di tahun ini. Jika dimungkinkan, pastikan teman-teman menyertakan video, gambar, atau elemen interaktif lain dalam konten yang teman-teman buat.

Penambahan elemen-elemen visual tersebut juga nantinya dapat membantu teman-teman dalam pengoptimasian di Google Discover, pencarian gambar, dan juga pencarian video di Google.

6. Pendekatan Omni-Channel Semakin Populer

Berkaca dari buying journey customer yang saat ini semakin kompleks, nampaknya pendekatan omnichannel—menggunakan seluruh channel media yang tersentral pada audience—akan menjadi winning strategy dari kampanye marketing di tahun 2023.

Semakin banyaknya channel dan platform media yang tersedia membuat calon pelanggan bisa melewati berbagai macam channel (website, aplikasi, media sosial, email, dll.) sebelum akhirnya sampai ke konversi. Search engine mungkin saja merupakan salah satu touchpoint penting dari journey customer tersebut, namun bukanlah satu-satunya.

Bagaimana Cara Menanggapinya?

Jika teman-teman masih menerapkan paradigma ‘SEO is all I need’, maka bisa hampir dipastikan kampanye marketing bisnis teman-teman tidak akan berjalan dengan optimal.

Baca Juga:   7 Hal yang "Seharusnya Ada" Pada CV Seorang SEO Specialist

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, teman-teman perlu memastikan bahwa brand teman-teman telah memiliki exposure yang kuat di setiap touchpoint dari buying journey target audience teman-teman.

Selain itu, performa dari SEO juga sedikit banyak dipengaruhi dari persepsi dan penetrasi brand teman-teman secara keseluruhan. Sebagai contoh, meskipun halaman website teman-teman sudah berada di ranking satu SERP, mungkin saja hasilnya akan kurang optimal jika ranking di bawahnya ditempati oleh website milik brand yang lebih kredibel dan populer.

Jadi, menerapkan strategi omnichannel akan memastikan brand atau bisnis teman-teman mendapatkan exposure yang lebih kuat dan akan membantu performa SEO website yang teman-teman tangani.

7. Lebih Banyak Bisnis yang Berinvestasi di SEO

Saya percaya SEO saat ini sedang berada pada tipping point-nya di market Indonesia, sehingga ke depannya akan lebih banyak lagi bisnis yang berinvestasi di SEO.

Salah satu alasannya adalah karena sebentar lagi (di tahun 2024), Google akan meniadakan thirdparty cookies di Chrome. Dampaknya, bisnis nantinya mau tidak mau harus memiliki firstparty cookies yang ‘kaya’ di websitenya.

Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan website yang efektif adalah dengan menerapkan strategi SEO.

Bagaimana Cara Menanggapinya?

Tentunya sebagai SEO talent, ini merupakan sebuah angin segar karena dengan semakin banyaknya bisnis yang akan berinvestasi di SEO, maka peluang bagi teman-teman dalam mengembangkan karir atau bisnis di SEO pun semakin besar.

Jadi, saat ini menjadi waktu yang paling tepat untuk teman-teman mulai memikirkan dan menyusun strategi bagaimana cara memanfaatkan peluang yang sedang di hadapan teman-teman ini.

Penutup

Jika berbicara mengenai tren SEO, tentunya akan sangat sulit memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi satu tahun ke depan. Namun satu hal yang nampak jelas adalah bahwa kedepannya, Google akan lebih mementingkan kualitas dibandingkan dengan kualitas.

Jadi, pastikan fokus teman-teman dalam menyusun dan menjalankan strategi SEO ada pada hal tersebut.

Demikian tadi beberapa prediksi saya mengenai tren SEO yang mungkin saja muncul atau berlanjut di tahun 2023 ini. Untuk pembahasan lengkapnya, teman-teman bisa langsung menonton video rekaman streaming The SEO Show di Youtube. 

https://www.youtube.com/watch?v=WhreHWcJamU

Semoga pembahasan ini bermanfaat dan dapat membantu teman-teman!

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

Founder & CEO, Search.Agency | Full-time learner, learning the art of convincing people online. DailySEO ID membuka kesempatan untuk kolaborasi konten/guest post seperti ini. Silakan hubungi kami untuk berkolaborasi.

4 Comments

  1. Asep Rohimat Reply

    Aku banyak belajar dari sini semoga aku bisa membuat konten yang memang bisa bermanfaat untuk manusia.

  2. pada poin ke 3 anda mengatakan “Google ingin konten yang muncul di SERP mereka merupakan konten yang ‘dari manusia dan untuk manusia’, Google akan lebih selektif dalam menentukan konten yang akan mereka indeks dan tampilkan di SERP nantinya.” pada bagian tulisan ini saya tidak setuju, karena google sendiri sudah memberikan sinyal lampu hijau untuk kontent ai, bahkan google yang notabene juga menciptakan ai “BARD”. untuk selektif itu jelas, yang google inginkan RELEVANSI kontennya sendiri ” BERMANFAAT DAN INFORMATIF” google tidak peduli kontent buatan manusia bahkan ai sekalipun jika bermanfaat WHY NOT

  3. Pingback: Jenis-jenis Keyword yang Digunakan dalam Riset Keyword - DailySEO ID

  4. Di bagian penutup, “Google akan lebih mementingkan kualitas dibandingkan dengan kualitas.”, saya agak bingung mas, hehe..

Write A Comment