Pernahkah teman-teman berpikir seperti apa cara sistem search engine memahami query pencarian dari jutaan pengguna setiap harinya?

Rupanya, sistem search engine menggunakan natural language processing (NLP) untuk memahami serta menganalisis arti, intensi, dan relasi dari tiap kata pencarian. 

Mari pelajari bersama tentang pengertian NLP dan bagaimana caranya konsep ini digunakan untuk optimasi konten dalam strategi search engine optimization, yuk! 

Apa Itu NLP (Natural Language Processing)?

Natural language processing (NLP) adalah teknologi yang berdasarkan pada artificial intelligence (AI).

Teknologi ini memungkinkan komputer memahami, menafsirkan, dan memproses bahasa manusia dengan cara yang serupa dengan bagaimana manusia memahaminya. 

Dengan adanya NLP, sistem bisa memahami apa maksud dan tujuan dari input pengguna, lalu pada akhirnya memberikan informasi atau output yang dibutuhkan. 

Bagaimana Cara Kerja NLP?

NLP bekerja dengan mengintegrasikan aspek machine learning, linguistik, dan kecerdasan buatan agar mampu memahami dan akhirnya memproses bahasa manusia. 

Selama proses “belajar”, algoritma NLP akan mengumpulkan data yang belum terstruktur terlebih dahulu.

Berikutnya, sistem akan menganalisis teks, mengekstrak informasi, dan memahami hubungan antar kata dalam kalimat untuk menguraikan maksud di balik bahasa alami manusia.

Dalam strategi SEO, NLP digunakan untuk membantu mesin pencari seperti Google memahami konteks kata-kata dalam halaman web sehingga hasil pencarian dapat lebih relevan dan sesuai dengan maksud pencarian pengguna.

Seperti Apa Google Menggunakan NLP Pada Hasil Pencarian?

Berangkat dari teknologi NLP, Google pada tahun 2019 mulai menerapkan algoritma Bidirectional Encoder Representations from Transformers (BERT) yang menafsirkan hubungan antar kata sebuah kalimat pencarian, bukan satu-satu berdasarkan urutan di satu kalimat seperti versi sebelumnya. 

Baca Juga:   Apa itu DA & PA? Masih Penting untuk SEO di 2023?

Secara otomatis, hasil yang muncul menjadi lebih sesuai dan relevan dengan konteks yang dimaksud pengguna.

Sebagai contoh, jika seorang pengguna mencari “tips diet sehat”, Google melalui BERT tidak hanya melihat kata kunci “tips”, “diet” dan “sehat”.

Akan tetapi, memahami maksud satu kesatuan query, yang mana pengguna sedang mencari informasi diet yang sehat, bukan sekadar informasi umum tentang diet.

Bukan cuma itu saja, BERT ikut membantu sistem Google untuk menampilkan informasi di dalam featured snippet yang didapatkan dari berbagai macam website untuk langsung menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan banyak users.

Contoh Google Menggunakan NLP di Search

Bagaimana sih Google menampilkan hasil pencarian berdasarkan natural language process? Teman-teman bisa melihat contohnya di bawah ini.

Cara Google menggunakan NLP
Dok. Screenshot

Dari contoh di atas, bisa dilihat bahwa search query atau kata kunci yang dimasukkan pada kolom pencarian adalah “liburan ke bandung”. 

Sistem Google bisa langsung memahami intensi atau maksud pencarian users hanya dari kata kunci yang di-input, yakni keinginan untuk pergi berlibur ke Bandung.

Maka dari itu, Google pun menampilkan hasil pencarian bukan semata-mata konten dengan muatan kata kunci “liburan ke bandung”. 

Hasil pencarian yang ditampilkan oleh Google berupa informasi yang sekiranya dibutuhkan pengguna jika merencanakan keinginan untuk pergi liburan, seperti objek wisata dan tiket wahana serta informasi singkat tentang kota Bandung itu sendiri. 

Tips Optimasi Konten dengan NLP untuk Hasil Lebih Baik

Optimasi website dan NLP akan selalu berhubungan. Bagaimanapun juga hasil akhir pencarian memang diperuntukkan bagi manusia. 

Inilah beberapa cara yang bisa teman-teman lakukan untuk mengoptimalkan konten lewat konsep NLP: 

1. Analisis search intent

Sama halnya dengan NLP, teman-teman wajib mencari tahu dan memahami intensi dari pencarian yang dilakukan pengguna.

Baca Juga:   Studi Kasus Product-Led SEO di Indonesia

Cari tahu apakah mereka mencari informasi, produk, atau solusi spesifik. Selanjutnya barulah buat konten yang langsung menjawab pertanyaan. 

Jika pengguna mencari “cara menghilangkan jerawat,” buat konten yang memberikan solusi lengkap tentang menghilangkan jerawat, bukan hanya teori umum tentang apa itu jerawat. 

Menyesuaikan dengan search intent saat pembuatan konten dapat membantu teman-teman untuk menghasilkan konten yang berkualitas bagi user.

2. Jawab pertanyaan dari para audiens

Google sering menampilkan jawaban langsung dari hasil pencarian di bagian atas halaman dalam bentuk snippet. Untuk muncul di section ini, Anda dapat menggunakan kata kunci yang bersifat pertanyaan. 

Contohnya “ipl apartemen termasuk apa saja”. Cara ini akan meningkatkan peluang konten Anda muncul di featured snippet ataupun people also ask.

3. Sertakan entitas dalam konten

Dengan menyertakan entitas seperti nama brand, bahan aktif, atau istilah industri yang relevan, teman-teman membantu mesin pencari menghubungkan konten Anda dengan topik spesifik yang relevan.

Sebagai gambaran, dalam artikel tentang perawatan kulit, sebutkan bahan-bahan spesifik seperti “retinol” atau “hyaluronic acid” untuk meningkatkan relevansi konten.

4. Tulis konten dengan bahasa yang jelas dan familiar

NLP lebih efektif pada konten yang jelas dan mudah dipahami. Hindari bahasa yang terlalu rumit atau jargon yang tidak diperlukan. 

Konten yang jelas dan detail akan lebih mudah dipahami oleh algoritma dan audiens serta meningkatkan peluang untuk peringkat lebih tinggi di hasil pencarian.

Daripada menulis kalimat rumit seperti, “SEO merupakan metode praktis agar halaman website kita bisa berada di peringkat teratas mesin pencarian Google sehingga mampu meningkatkan kinerja bisnis kita” lebih baik menggunakan yang sederhana seperti, “Metode SEO mampu membuat website kita dapat peringkat terbaik di search engine sekaligus mengembangkan bisnis untuk jangka waktu yang panjang”. 

Baca Juga:   Cumulative Layout Shift (CLS): Elemen Penting untuk Tingkatkan Kenyamanan User

Untuk menerapkan ini, penting bagi teman-teman untuk memperhatikan diksi yang akan dipakai dalam suatu kalimat atau paragraf.

5. Maksimalkan heading tag untuk setiap informasi

Struktur konten adalah hal lain yang tidak boleh ketinggalan. Maka dari itu, selalu gunakan heading tags (H1, H2, H3) untuk mengatur konten agar mudah dibaca oleh pengguna dan dipahami oleh mesin pencari. 

Gunakan H1 untuk judul utama artikel, H2 untuk sub judul, dan H3 untuk sub judul yang lebih spesifik. Heading yang jelas membantu Google memahami hierarki informasi dalam konten.

Di sisi lain, penggunaan heading yang rapi juga membantu user untuk membaca artikel dengan nyaman.

Menggunakan NLP dalam optimasi konten adalah langkah penting untuk meningkatkan visibilitas di mesin pencari. 

Strategi ini tidak hanya membantu peringkat SEO, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.

Apakah penjelasan di atas membantu Anda? Jika ada yang ingin didiskusikan atau ditambahkan, jangan ragu untuk meninggalkan komentar di kolom bawah!

Teman-teman juga bisa berdiskusi lebih interaktif bareng sesama praktisi SEO di grup Telegram DailySEO

Anda yang baru saja mulai belajar juga tidak perlu khawatir. DailySEO menyediakan kelas khusus SEO Fundamental Course DailySEO Batch 7 yang dibuat spesifik bagi pemula. Materi yang diajarkan di kelas ini sangat lengkap, mencakup konsep dasar sampai lanjutan. 

References:

NLP in SEO: What It Is & How to Use It to Optimize Your Content

Mastering NLP for modern SEO: Techniques, tools and strategies

BERT: Pre-training of Deep Bidirectional Transformers for Language Understanding

NLP For On-Page SEO

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

SEO Content Specialist, Median Digital Indonesia | Former SEO Content at Zenius, Hipwee, and Glints | SEO Enthusiast

Write A Comment