Dalam proses search engine optimization (SEO) ada banyak langkah yang harus dilakukan. Dimulai dari mengenali topik/keyword yang relevan dengan website kita, lalu membuat dan mengoptimasi konten (misalnya berupa artikel).

Setelah itu, pastikan website kita bagus secara technical-nya. Nah, apa yang dimaksud dengan technical SEO? Kali ini, kita akan spesifik membahas tentangnya.

Apa itu technical SEO?

Technical SEO adalah proses optimasi website yang berkaitan dengan hal-hal teknis dan membantu search engine memahami suatu website dan melakukan discovery, crawling, dan indexing.

Tujuan dari technical SEO adalah membantu meningkatkan kemungkinan website agar perform di SERP.

Hosting, keamanan website, arsitektur website, kemudahan bagi robot untuk melakukan crawling dengan directives dan hint, redirect, error page, kecepatan website, link, rendering, penggunaan JavaScript, responsiveness, dan arsitektur website merupakan sebagian hal yang termasuk dalam area technical SEO.

Kenapa technical SEO penting?

Technical SEO penting karena membantu memastikan suatu website mudah di-crawl dan bebas dari masalah teknis apa pun, sehingga memudahkan search engine memahami dan mengindex website tersebut.

Search engine hanya mengindeks halaman yang dapat diakses oleh crawler mereka. Halaman website yang tidak dapat di-crawl tidak akan ter-index dan tidak dapat ditemukan di hasil pencarian.

Hal ini adalah dasar dari technical SEO.

Apakah fokus pada konten saja sudah cukup untuk SEO?

Tidak cukup. Bayangkan teman-teman sudah membuat konten yang bagus, tapi ternyata tidak bisa dibaca sama sekali oleh search engine?

Sebaliknya, technical SEO tanpa konten juga sama sekali tidak cukup. Meskipun aspek teknis website sudah dioptimasi dan tanpa masalah, tanpa konten atau konten yang baik yang menjawab permasalahan user, website tersebut tidak akan muncul di hasil pencarian.

Baca Juga:   5 Daftar Indikator Performa Technical SEO dalam Google Search Console

Jadi, SEO tidak dapat dipisah-pisah antara technical dan konten.

Berbicara tentang technical SEO, kita tidak lepas dengan yang namanya page experience.

Google mengevaluasi metriks-metriks dari page experience yang disebut dengan page experience signal dari masing-masing URL dan menggunakannya sebagai ranking factor.

Page experience signals

Apa itu page experience?

Page experience adalah gambaran interaksi user dengan halaman tertentu–apakah memuaskan, bagus, tidak bagus, terlalu lambat, tidak responsive, dsb.

Karena interaksi ini sifatnya kualitatif, Google menetapkan sekumpulan metriks untuk menguantifikasi dan yang menggambarkan kualitas experience ini.

Teman-teman dapat memantau seluruh hal ini lewat Google Search Console.

Bagaimana Google mengukur page experience?

Google menggunakan Core Web Vitals, mobile-friendliness, HTTPS, dan intrusive interstitial guidelines sebagai metriks dalam menentukan page experience.

Core Web Vitals sendiri terdiri dari beberapa metriks lagi, yaitu:

  • Largest Contentful Paint (LCP)
  • First Input Delay (FID)
  • Cumulative Layout Shift (CLS)

Jika seluruh hal ini terpenuhi, maka, teman-teman akan mendapatkan report di Google Search Console menyatakan halaman dalam website dikategorikan memiliki good page experience (untuk mobile) dan good URL (untuk desktop).

Di menu Page Experience pada Google Search Console, Anda akan mendapatkan overview report, berapa persen dari seluruh halaman yang ada di website yang dikatergorikan sebagai halaman yang punya good page experience.

Best practices technical SEO

Security

Salah satu hal paling dasar dari technical SEO adalah keamanan website, hal ini bisa dimulai dari SSL dan Google sendiri menyarankan untuk menggunakan HTTPS.

SSL (Secure Socket Layer) sudah jadi standar untuk enkripsi antara server dan klien. Provider hosting dan domain biasanya sudah mempaketkan hal ini di setiap purchase-nya.

Baca Juga:   Mengenal HTTP Status Code dan Cara Menanganinya untuk SEO

Selama domain website sudah terenkripsi dan redirect ke versi HTTPS, teman-teman bisa lanjut ke hal technical lainnya. Google punya dokementasi tentang cara mengaktifkan HTTPS di server, namun biasanya pekerjaan ini masuk ke porsi pekerjaan developer.

Cek Discoverability

Crawling dan indexing

Discoverability di sini mencakup seluruh taksonomi atau arsitektur website beserta navigasinya. Halaman mana yang bisa di-crawl oleh robot, halaman mana yang memang ditujukan untuk tampil di SERP, halaman mana yang paywalled, dsb.

Hal yang harus diperhatikan dalam discoverability adalah crawling dan indexing. Google punya panduan lengkap terkait crawling dan indexing ini. Salah satu cara dalam manajamen hal ini adalah dengan menggunakan robots.txt dan sitemap file.

Daftarkan URL yang ingin di-crawl dan di-index oleh search engine di file sitemap. Ada banyak tools yang membantu untuk generate file ini–salah satunya adalah Yoast jika website-mu menggunakan WordPress.

Internal dan Outbound Linking

Pastikan internal link di website dapat di-crawl oleh robot dan sesuai dengan taksonomi, journey user, dan content role. Selain membantu navigasi, internal linking yang baik juga membantu user journey dan meningkatkan persentase conversion.

Gunakan link tag yang sesuai dengan kebutuhan–hal ini berlaku untuk internal dan outbound link, misalnya sponsored untuk link yang mengarah ke konten berupa iklan, dsb.

Kurasi link yang mengarah ke halaman 404 dan ke halaman yang di-redirect, fokus membangun link di antara konten yang relevan.

Duplicate content

Untuk duplicate content, teman-teman bisa melakukan content audit. Gabungkan konten yang punya intent serupa, dan pastikan setiap konten di website unik, memiliki value, dan sesuai dengan role-nya.

Untuk konten yang sama namun punya URL berbeda, misalnya untuk versi masing-masing device, dynamic URLs, syndication, dsb., gunakan canonical sesuai best practice-nya.

Baca Juga:   Google Kini Membolehkan Kombinasi Format Structure Data

hreflang

Gunakan hreflang untuk menginfokan search engine tentang beberapa variasi bahasa di website–jika kamu melakukan international targeting.

Multimedia

Untuk media, pastikan gunakan alernative text untuk gambar dan tambahkan transcript pada video, dsb. Google juga sudah punya panduan lengkap tentang accessibility berdasarkan jenis konten.

Structured data markup

Structured data adalah data dalam format standar untuk memberikan informasi tentang sebuah halaman, biasanya dalam format JSON (recommended), Microdata, atau RDFa.

Structured data atau sering juga disebut dengan schema ini akan memperkaya konten, dan menyediakan informasi lebih banyak untuk robot search engine memahami konteks dari konten di halaman website kita.

Ada banyak sekali jenis schema, pastikan teman-teman menggunakan structured data yang sesuai dengan kontenmu, misal, konten yang berisi FAQ maka menggunakan schema/structured data FAQ, konten produk yang menggunakan schema review, dsb.

Jangan asal menyisipkan skema padahal tidak sesuai konteksnya dengan isi konten yang dibuat.

Tools untuk technical SEO

Berikut adalah beberapa tools yang dapat digunakan dalam proses menilai, mengaudit, dan mengoptimasi technical SEO:

  • Google Search Console
  • Google Mobile-Friendly Test
  • PageSpeed Insights
  • Chrome DevTools

Demikian sedikit penjelasan tentang technical SEO. Pada intinya, porsi dari technical SEO adalah di bagian crawling, indexing dan experience.

Jika konten atau halaman website tidak dapat di-crawl oleh robot, besar kemungkinan konten atau halaman website tersebut tidak terindex dan tidak dapat ditemukan lewat search engine.

Yuk join Telegram Group DailySEO dan dapatkan berbagai info menarik tentang SEO.

Further reading:

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

Technical SEO Consultant at Paradox Marketing, Contributor at DailySEO ID | I'm an SEO geek. AMA about anything related SEO, I'd be glad to help.

6 Comments

  1. Kalau rajin komentar seperti komen di sini (meninggalkan backlink) apakah bagus untuk website kita dan apakah ada pengaruhnya dalam menaikan rangking ?

    Terima kasih

    • tidak mas, rajin komentar di berbagai blog dan berharap ada pengaruhnya ke ranking, itu tidak ada efeknya secara langsung. karena link yang ada di komentar adalah link berbentuk ‘nofollow’ yang tidak dianggap oleh search engine.

      tapi kalau rajin komentar untuk menjalin silaturahmi dan meninggalkan komentar yang bermanfaat, akan ada efeknya secara tidak langsung, yaitu orang akan semakin mengenal brand & website kita.

  2. Pingback: Tips Mengoptimalkan Technical SEO dan Pengertiannya

  3. Pingback: Apa itu Core Web Vitals? Ini Penjelasan Lengkapnya - DailySEO ID

Write A Comment