Apa itu keyword stemming? Apakah keyword stemming bisa memengaruhi ranking di Google Search? Untuk tahu jawabannya, silakan teman-teman simak ulasan di artikel ini!
Daftar Isi
- Apa itu Keyword Stemming?
- Klaim: Keyword Stemming Memengaruhi Ranking di Google Search
- Bukti: Apakah Keyword Stemming Merupakan Salah Satu Faktor yang Memengaruhi Ranking di Google Search?
- Bagaimana Cara Search Engine Menangani Keyword Stemming?
- Kesimpulan: KEYWORD STEMMING TIDAK DAPAT MEMENGARUHI RANKING
Apa itu Keyword Stemming?
Keyword stemming atau asal kata kunci mengacu pada kapasitas Google untuk mengenali dan memahami berbagai bentuk kata yang sama dalam menjawab query (kueri) pencarian tertentu.
Daripada hanya menampilkan hasil untuk istilah persis seperti yang teman-teman ketikkan, SERP (Search Engine Results Page) juga akan menyertakan variasi lain dari kata aslinya.
Contoh:
Jika teman-teman mengetikkan kata “lari”, Google tidak akan menampilkan hasil pencarian yang sama persis, melainkan Google akan menampilkan hasil pencarian dengan kata-kata yang menyerupai seperti “berlari”, “berlarian”, dan seterusnya.
Klaim: Keyword Stemming Memengaruhi Ranking di Google Search
Sebenarnya, klaim mengenai keyword stemming ini ditunjukkan ketika memodifikasi keyword di dalam konten artikel dapat membantu ranking halaman untuk kueri yang beragam.
Cara ini muncul pada awal tahun 2000-an ketika search engine seperti Google memiliki kemampuan natural language processing (NLP) atau pemrosesan bahasa alami yang masih terbatas, tidak seperti sekarang.
Stemming mencoba mengelabui algoritma search engine dasar dengan menargetkan sedikit variasi kata kunci.
Pada tahun 2000-an, metode keyword stemming dirasa sebagai cara yang efektif untuk mengoptimalkan kueri pencarian yang lebih banyak.
Namun, saat ini search engine sudah dapat memahami makna dan maksud kueri pencarian tersebut dengan lebih efektif.
Jadi, apakah “teknik” keyword stemming ini masih relevan atau tidak jika diterapkan di tahun 2025 ini?
Mari kita lihat jawabannya di bawah.
Bukti: Apakah Keyword Stemming Merupakan Salah Satu Faktor yang Memengaruhi Ranking di Google Search?
Sekali lagi, keyword stemming adalah salah satu teknik usang yang sudah terkonfirmasi algoritma Google sejak tahun 2003.
Sebetulnya, ada informasi yang saling bertentangan yang menyatakan bahwa teknologi stemming dimasukkan ke dalam pembaruan Florida Update Google yang diluncurkan pada bulan November 2003.
Namun, tidak berselang lama Google menambahkan word stemming pada algoritmanya dalam pembaruan terpisah yang dirilis pada waktu yang hampir bersamaan.
Jauh sebelum zaman Matt Cutts dan John Mueller, komunitas para praktisi SEO bergantung pada postingan dari “GoogleGuy” di WebmasterWorld.com.
“Si GoogleGuy” ini menyatakan bahwa Google mulai menggunakan word stemming di dalam sebuah postingan di tanggal 4 Desember 2003, isinya adalah:
Dalam kurang lebih sebulan terakhir ini kami telah membuat stemming menjadi lebih terlihat, namun stemming sudah berada dalam mode pengujian yang samar untuk waktu yang lebih lama. Jika Anda menyukainya, ktu bagus! Jika Anda tidak menyukainya, Anda dapat memberi tanda plus di depan kata untuk mengabaikannya, misalnya. Anda mencari penasihat sertifikat CERT menampilkan ranking yang bagus di no. 1 dan no. 2 dari kata CERT, selain itu juga dapat menampilkan hasil pencarian dari kata penasihat.
Jika Anda benar-benar hanya ingin hasil dari kata “penasihat”, maka Anda dapat mengetikkan sertifikat +penasihat, lalu kami hanya akan mencocokkan kata tersebut dengan tepat.
Ini merupakan konsep yang hadir pada tahun 2003, tetapi saat ini telah diketahui bahwa Google dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi.
Bagaimana Cara Search Engine Menangani Keyword Stemming?
Algoritma search engine modern kini memanfaatkan yang namanya NLP (Natural Language Processing) dan machine learning (pembelajaran mesin) tingkat lanjut untuk memahami makna dan konteks secara semantik.
Algoritma ini akan menghubungkan berbagai bentuk kata dan sinonim secara otomatis, sehingga teman-teman tak perlu lagi untuk mengakali search engine dengan memasukkan keyword secara serampangan.
Saat ini, Google ranking lebih didasarkan pada pemahaman intent (maksud pencarian) dan kemudian Google akan memberikan hasil yang relevan, bukan hanya sekedar pencocokan keyword.
Apabila keyword stemming masih dipakai, maka ia dapat merusak sistem ranking yang ada saat ini karena melanggar search quality guidelines (pedoman kualitas pencarian).
Alasannya adalah karena praktik ini mengarah pada bahasa tidak wajar (pengelabuan) yang ditujukan untuk search engine, bukan untuk kepuasan audiens.
Google menginginkan konten komprehensif yang menjawab pertanyaan audiens, bukan konten yang dipenuhi keyword-keyword yang sama sekali tidak relevan dengan isi konten.
Kesimpulan: KEYWORD STEMMING TIDAK DAPAT MEMENGARUHI RANKING
Meskipun Google dapat mengenali kata “stem” (asal) dari suatu keyword dan menggunakannya untuk memberikan hasil yang lebih relevan, tidak tepat jika kita menganggap bahwa keyword stemming adalah salah faktor peringkat yang dapat memengaruhi ranking di Google Search.
Seiring semakin majunya teknologi pencarian, taktik kuno ini memberikan kesempatan untuk hadirnya pedoman kualitas, user experience (pengalaman pengguna), dan search intent (niat pencari) sebagai faktor yang lebih diutamakan.
Dengan algoritmanya yang canggih, Google tidak lagi bergantung pada kata kunci untuk memahami relevansi.
Menggunakan variasi kata dan sinonim adalah sesuatu yang wajar dilakukan oleh seorang penulis yang baik, karena hal ini membuat tulisan menjadi lebih kaya dan menarik daripada mengulang kata yang sama.
Sekarang, teman-teman hanya cukup memasukkan keyword secara alami, dan itu telah menggantikan”peran” keyword stemming.
Google juga lebih menghargai konten yang dibahas secara mendalam ketimbang hanya berisikan kata-kata yang dimaksudkan untuk bot search engine, bukan audiens.
Fokus pada konten yang bermanfaat, natural, dan menjawab apa yang dicari oleh audiens, itu sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan hasil SEO yang baik.
Demikianlah tulisan mengenai keyword stemming. Pada dasarnya, taktik ini tidak perlu Anda praktikkan lagi karena membuang-buang waktu.
Lebih baik Anda fokus untuk memberikan value di konten website agar berguna untuk user.
Jika Anda memiliki pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram DailySEO ID di sini.
Teman-teman juga bisa ajukan topik selanjutnya untuk kami bahas! Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!
Reference: