JavaScript memainkan peran penting dalam membuat website menjadi dinamis dan lebih intuitif, memberikan pengalaman pengguna yang lebih interaktif.
Namun, dalam konteks SEO, JavaScript bisa menjadi tantangan bagi beberapa website, khususnya pada proses crawling (perayapan), rendering, dan indexing.
Pasalnya, search engine terkadang mengalami kesulitan dalam memproses dan memahami konten yang dihasilkan oleh JavaScript.
Mau tahu lebih lanjut mengenai JavaScript dan hubungannya dengan SEO? Serta tips untuk mengoptimasinya? Silakan simak artikel ini hingga selesai.
Daftar Isi
Apa itu JavaScript SEO?
Pertama, teman-teman harus memahami dulu tentang JavaScript.
JavaScript (JS) adalah sebuah scripting language (bahasa skrip) yang memungkinkan Anda untuk membuat, memperbarui, mengontrol website beserta kontennya secara dinamis.
JS bisa digunakan untuk menambahkan interaktivitas dan fungsionalitas pada website, membuatnya tidak hanya informatif, tetapi juga menarik dan responsif.
Di sisi lain, Javascript SEO adalah bagian dari technical SEO (SEO teknikal).
Fokus utamanya adalah pada optimasi website yang dibangun menggunakan JavaScript, memastikan bahwa mereka dapat dengan mudah di-crawl, dirender, dan terindeks oleh Search Engine.
Proses Google dalam Mengolah JavaScript
Untuk memperjelas penjelasan di atas, Google sendiri memroses aplikasi website berbasis JavaScript dalam tiga tahap utama, yaitu:
- Crawling.
- Rendering.
- Indexing.
Berikut adalah gambar ilustrasinya:
Web crawler (perayap web) Google (lebih dikenal Googlebot) memulai prosesnya dengan menerima antrian halaman yang perlu di-crawl dan di-render.
Setelah itu, Googlebot membuat permintaan. Kemudian server mengirimkan dokumen dalam bentuk HTML-nya.
Setelah menerima dokumen HTML, Googlebot mengevaluasi dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk merender konten halaman dengan akurat.
Penting untuk dicatat, berdasarkan proses di atas, artinya Google “hanya” merayapi dokumen HTML. Bukan file JS atau CSS, sebab rendering JavaScript memerlukan sumber daya yang sangat besar.
Sekarang coba teman-teman bayangkan tentang berapa besar sumber daya komputasi yang dibutuhkan oleh Googlebot untuk men-download, membaca, dan menjalankan JS untuk triliunan konten halaman di hampir 2 miliar website.
Tentunya sangat besar bukan?
Oleh karena itu, Google akan menunda rendering dokumen-dokumen dalam bentuk JavaScript.
Dokumen-dokumen (JavaScript yang ditunda) ini kemudian dimasukkan ke dalam antrian dan hanya diproses ketika sumber daya benar-benar tersedia.
Ketika nanti sumber dayanya memungkinkan, maka headless Chromium (Chromium tanpa kepala) yaitu browser Chrome tanpa antarmuka pengguna, akan melakukan render halaman dan menjalankan JavaScript-nya.
Setelah halaman di-render, Googlebot melakukan proses crawling ulang terhadap HTML yang sudah di-render untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan link yang ada di halaman tersebut. Link-link ini lalu ditambahkan ke dalam antrian crawl berikutnya.
Pada tahap terakhir, Google menggunakan HTML yang telah dirender untuk mengindeks halaman-halaman tersebut.
Tips Mengoptimasi JavaScript untuk SEO
Teman-teman dapat mengikuti beberapa tips di bawah untuk memastikan Search Engine dapat merayapi, merender, dan mengindeks konten JS Anda dengan benar.
- Mendaftarkan website di Google Search Console (GSC) untuk menemukan error atau kesalahan yang terjadi di dalam website JS Anda.
- Deskripsikan website Anda dengan meta title dan description yang unik.
- Menggunakan API kode JS yang kompatibel dengan berbagai jenis browser dan search engine.
- Menghindari soft 404 error.
- Memasang tag link rel=”canonical” dengan tepat.
- Menyematkan structure data (schema markup).
- Menggunakan ukuran gambar yang tepat dan konten lazy-load.
- Mendesain website untuk audiens, bukan hanya untuk Googlebot.
- Melakukan site audit, teman-teman bisa gunakan Ahrefs atau Semrush.
Masalah yang Umum Terjadi pada JavaScript SEO
Berikut adalah beberapa masalah paling umum terjadi pada JavaScript SEO:
- Memblokir file .js di file robots.txt dapat mencegah Googlebot meng-crawl sumber daya yang ada. Artinya, Google tidak dapat merender dan mengindeksnya. Untuk itu, izinkan file tersebut untuk dirayapi oleh Googlebot.
- Google tidak akan menunggu dengan lama hingga konten JavaScript dirender. Konten Anda mungkin tidak diindeks karena kesalahan timeout (batas waktu).
- Search engine tidak dapat mengklik tombol. Maka, gunakanlah internal link untuk membantu Googlebot menemukan halaman di website Anda.
- Saat menerapkan lazy-loading menggunakan JavaScript, pastikan Anda tidak menunda pemuatan konten yang seharusnya diindeks.
- Google sering mengabaikan tanda hash (#), jadi pastikan gunakan URL statis untuk halaman website Anda. Pastikan URL Anda terlihat seperti ini: (domainanda.com/slug), dan bukan seperti ini (domainanda.com/#/slug).
Untuk mendapatkan tips lebih dalam terkait optimasi JavaScript SEO, khususnya saat bekerja sama dengan tim developer, teman-teman bisa baca artikel ini:
Demikianlah artikel mengenai apa itu JavaScript SEO beserta tips mengoptimasinya ini, jika teman-teman memiliki pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram DailySEO ID di sini.
Teman-teman juga bisa ajukan topik selanjutnya untuk kami bahas! Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!
Sumber: