Apa itu content syndication (sindikasi konten)?
Content syndication adalah tindakan menerbitkan ulang konten yang sama ke beberapa website atau platform.
Hal ini bertujuan untuk menjangkau user (pengguna) yang lebih banyak dan untuk meningkatkan authority (otoritas) dari sebuah brand (merek) website.
Pertanyaan selanjutnya adalah “apakah content syndication dapat memengaruhi ranking di Google Search?”.
Sampai di sini jawabannya bisa ya dan tidak. Akan tetapi, untuk lebih jelasnya mari kita cek klaim yang ada terlebih dahulu bersama-sama.
Daftar Isi
Teman-teman perlu tahu bahwa content syndication bisa terjadi dalam beberapa cara, tergantung taktik dari setiap individu.
Content syndication bisa terjadi ketika penulis konten memilih untuk mensindikasikan konten yang mereka buat untuk menjangkau audiens yang lebih banyak.
Misalnya, seorang penulis mempublikasikan blog di web perusahaannya.
Kemudian, bekerja sama dengan divisi lain untuk mensindikasikan postingan blog yang sama persis ke LinkedIn, Medium, atau ke platform lainnya.
Tindakan ini memungkinkan mereka untuk menarik setiap audiens dari media yang beragam dan mungkin juga untuk “mengajak” mereka mengunjungi website utama perusahaan.
Content syndication, ketika muncul di third-party (pihak ketiga) website, maka akan menjadi antara tiga:
- Identik, semua isi kontennya sama kecuali URL-nya
- Diringkas. contohnya, mungkin hanya menampilkan paragraf pertama atau sebagian artikel
- Diedit, misalnya, judulnya berbeda atau ada beberapa bagian yang diedit, dihapus, atau ditulis ulang
Jika content syndication terjadi tanpa persetujuan pihak pembuat, hal ini bisa dinamakan pembajakan, dan pembajakan ini dapat mengakibatkan masalah duplicate content (konten ganda).
Hal ini bisa saja terjadi pada website teman-teman karena ada beberapa website yang menggunakan software (perangkat lunak) untuk meng-scrape content (mengambil/mencuri konten) dari website teman-teman.
Google Search Central memiliki pedoman kualitas khusus untuk para web admin.
Di bagian Advanced SEO, Google menentukan dua skenario terkait dengan content syndication yang terindikasi spam, yaitu:
- Menerbitkan konten yang dibuat secara otomatis yang dibuat dengan mengambil RSS feed atau hasil pencarian
- Menerbitkan konten menggunakan teknik otomatis yang sama sekali tidak menambahkan value (nilai) atau tidak melakukan pengeditan konten dari yang aslinya
Jika kedua hal di atas terjadi, kemungkinan besar konten yang teman-teman miliki tidak akan mendapat ranking yang optimal di SERP (Search Engine Results Page).
Jika benar-benar terjadi, teman-teman dapat mengajukan copyright infringement (pelanggaran hak cipta) terhadap konten di website tersebut.
Pada tahun 2012, Google Search Central merilis video tentang webspam content violations (pelanggaran konten spam web).
Di dalam video tersebut Google kembali menegaskan bahwa penggunaan automation (otomatisasi) dan scraping untuk membuat content syndication sebagai tindakan spam.
Lalu pada tahun 2018, John Mueller sebagai Google Search Advocate, berbicara tentang bagaimana content syndicated berpotensi lebih unggul dari konten aslinya.
Hal ini terjadi ketika website pembajak tersebut memiliki nilai tambah yang mereka masukkan ke dalam kontennya
Kemudian di tahun 2021, Google Search Central for developers mempublikasi sebuah artikel tentang bagaimana caranya menangani duplicate content.
Mereka menyarankan hal berikut ini:
Jika Anda mensindikasikan konten Anda di website lain, Google akan selalu menampilkan versi yang menurutnya paling sesuai untuk pengguna, (versi yang unggul) mungkin merupakan versi yang Anda sukai atau tidak.
Namun, sebaiknya pastikan bahwa setiap website tempat konten Anda disindikasikan menyertakan backlink (tautan kembali) ke artikel asli Anda. Anda juga dapat meminta mereka yang menggunakan konten Anda untuk menggunakan tag noindex untuk mencegah mesin pencari mengindeks konten versi mereka.
Di tahun 2023, Google SearchLiaison membahas konten sindikasi yang terkait dengan Google News.
Content syndication tidak akan membantu meningkatkan ranking konten asli di SERP.
Ada banyak faktor yang membuat Google lebih memilih konten yang disindikasikan ketimbang konten yang aslinya.
Berikut adalah saran dari Google di tahun 2006 terkait content syndication:
Lakukan sindikasi konten dengan penuh pertimbangan: Jika Anda mensindikasikan konten Anda di website lain, pastikan website tersebut menyertakan tautan kembali ke artikel orisinal. Meskipun demikian, perhatikan bahwa Google akan selalu menampilkan versi (yang tidak diblokir) yang menurut kami paling sesuai untuk pengguna, yang mungkin merupakan versi yang Anda sukai atau mungkin juga tidak.
Saran ari dpenulis, buatlah satu artikel khusus di dalam website teman-teman tanpa perlu mempublikasikannya lagi di website lain, apalagi jika kontennya sama persis tanpa ada pengeditan atau nilai tambah lainnya.
Pastikan juga memberikan backlink ke konten orisinal agar audiens dan search engine mengetahui bahwa konten aslinya ada di link tersebut, meskipun kita sama-sama tahu bahwa tidak ada garansi jika konten orisinal yang kita punya akan lebih unggul dari konten yang disindikasikan di website lain.
Demikianlah tulisan mengenai apakah content syndication memengaruhi ranking di Google Search ini, jika Anda memiliki pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram DailySEO ID di sini.
Teman-teman juga bisa ajukan topik selanjutnya untuk kami bahas! Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!
References: