Di era pencarian yang semakin cerdas, optimasi mesin pencari tidak lagi sekadar soal kata kunci, melainkan tentang memahami makna di baliknya.

Inilah yang menjadi dasar dari Semantic SEO, sebuah pendekatan yang memungkinkan konten lebih relevan dengan maksud pencarian pengguna.

Dengan teknologi seperti pemrosesan bahasa alami – Natural Language Processing (NLP) – dan Google Knowledge Graph, mesin pencari kini dapat memahami hubungan antar kata dan konteks secara lebih mendalam.

Lalu, bagaimana cara mengoptimalkan website agar selaras dengan pendekatan ini?

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang Semantic SEO, manfaatnya, serta strategi terbaik untuk meningkatkan visibilitas di mesin pencari.

Apa itu Semantic SEO?

Semantic SEO adalah pendekatan dalam optimasi mesin pencari yang berfokus pada makna dan konteks suatu konten daripada sekadar penggunaan kata kunci.

Dengan memahami hubungan antara kata, frasa, dan entitas, mesin pencari seperti Google dapat memberikan hasil yang lebih relevan bagi pengguna.

Teknologi seperti pemrosesan bahasa alami (NLP), Knowledge Graph, dan machine learning memungkinkan mesin pencari untuk memahami maksud pencarian secara lebih mendalam.

Manfaat Semantic SEO

Menerapkan Semantic SEO memberikan berbagai manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan Relevansi Konten – Dengan memahami maksud pencarian pengguna (search intent) secara lebih baik, mesin pencari dapat memberikan peringkat lebih tinggi pada konten yang paling relevan dan berkualitas
  • Meningkatkan Visibilitas Konten – Konten yang dioptimalkan secara semantik lebih mudah muncul dalam fitur pencarian seperti featured snippet dan ringkasan AI (Generative AI)
  • Mengoptimalkan Knowledge Graph Panel – Selain meningkatkan kualitas konten, Semantic SEO juga berdampak pada aspek teknis dan branding
    Dengan penggunaan markup schema yang tepat serta strategi off-page yang kuat, situs atau brand Anda dapat dikenali sebagai entitas oleh mesin pencari dan ditampilkan dalam Knowledge Graph Panel

On-Page Optimization dalam Semantic SEO

On-page optimization dalam Semantic SEO bertujuan untuk memastikan bahwa mesin pencari dapat memahami makna dan konteks sebuah halaman web secara lebih mendalam.

Ini tidak hanya berfokus pada kata kunci, tetapi juga bagaimana konten, struktur, dan elemen teknis bekerja bersama untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik serta meningkatkan relevansi di SERP.

Baca Juga:   Studi Kasus Product-Led SEO di Indonesia

1. Gunakan Schema Markup

Schema markup membantu mesin pencari memahami struktur konten di dalam halaman web.

Oleh sebab itu, pastikan Anda menerapkan schema markup yang sesuai dengan jenis halaman website untuk hasil yang lebih optimal.

Google sendiri memiliki dokumentasi resmi terkait schema markup yang mendukung rich snippets, misalnya:

  1. Schema Article (untuk halaman artikel)
  2. Schema Recipe (untuk halaman dengan konten resep)
  3. Schema Organization
  4. Schema ProfilePage (untuk halaman penulis)
  5. Dan lain sebagainya

Terlepas dari itu, saya juga menyarankan untuk menerapkan markup lain jika memang dibutuhkan, karena pada dasarnya Google dapat mengenali hampir semua jenis schema markup—terlebih karena Google merupakan salah satu pencetusnya.

Perbedaannya, tidak semua schema markup menghasilkan rich snippets di hasil pencarian, namun tetap memiliki manfaat dalam membantu mesin pencari memahami sebuah halaman dengan lebih baik.

Misalnya, blog.google pada halaman About menggunakan schema AboutPage (yang secara jelas tidak ada dokumentasi resmi dari Google).

Secara pribadi, saya menyarankan penggunaan schema tipe Thing pada halaman tag untuk memperkuat semantic SEO dan Topical Authority.

2. Gunakan Semantic HTML

Semantic HTML adalah penggunaan elemen HTML yang memiliki makna (semantic) yang jelas, sehingga membantu browser, mesin pencari, dan pengembang memahami struktur dan tujuan dari konten dalam sebuah halaman web.

Saya tidak akan membahas lebih lanjut terkait semantic HTML ini mengingat sudah ada artikel yang menjelaskan semantic HTML ini di DailySEO.ID.

Bisa langsung baca di: Mengenal Semantic HTML dan Pengaruhnya Terhadap SEO.

Content Optimization dalam Semantic SEO

1. Gunakan Bahasa yang Natural dan Informatif

Dalam semantic SEO, mesin pencari tidak hanya melihat kata kunci yang digunakan, tetapi juga memahami bagaimana suatu konten disajikan.

Oleh karena itu, menggunakan bahasa yang natural dan informatif sangat penting agar konten lebih mudah dipahami oleh pengguna dan diindeks dengan baik oleh mesin pencari.

2. Fokus Pada Entitas dan Keterkaitanya dengan Entitas Lain

Sebagai gambaran sederhana, misalnya Anda ingin membuat konten terkait “Apa itu Bitcoin?”.

Dalam pendekatan SEO tradisional, teman-teman mungkin hanya berfokus pada penggunaan kata kunci seperti Bitcoin adalah, pengertian Bitcoin, atau cara kerja Bitcoin.

Namun, dalam Semantic SEO, Anda harus memahami bahwa Bitcoin bukan hanya sekadar kata kunci, tetapi juga sebuah entitas dalam ekosistem cryptocurrency yang memiliki keterkaitan dengan banyak entitas lain, seperti blockchain, Satoshi Nakamoto, mining, kriptografi, dan desentralisasi.

Sebagai contoh: Bitcoin adalah mata uang kripto pertama yang dikembangkan oleh Satoshi Nakamoto pada 2008.

Dalam satu kalimat contoh di atas, terdapat beberapa entitas yang saling terkait, yaitu:

  1. Bitcoin sebagai subjek utama yang merupakan mata uang kripto
  2. Mata uang kripto sebagai kategori atau jenis aset digital yang diwakili oleh Bitcoin
  3. Satoshi Nakamoto sebagai pencipta Bitcoin, yang menjadi bagian dari sejarah dan asal-usulnya
  4. 2008 sebagai tahun peluncuran Bitcoin, yang memberikan konteks waktu terkait perkembangan teknologi blockchain
Baca Juga:   Domain Murah & Gratis Kurang Bagus untuk SEO: Sitemap/Peta Situs Tidak Bisa Diakses Google

Dengan menyusun kalimat yang menghubungkan entitas ini secara jelas, mesin pencari dapat lebih mudah memahami hubungan antar konsep, meningkatkan relevansi dalam pencarian, serta membantu dalam optimasi Semantic SEO.

Hal yang lebih menarik, optimasi semantic yang baik meningkatkan peluang konten untuk muncul di Knowledge Graph Panel (menggantikan Wikipedia).

3. Gunakan Heading yang Terstruktur

Struktur heading yang jelas membantu mesin pencari memahami hierarki informasi dalam sebuah artikel.

Google kini menggunakan passage ranking, yang memungkinkan mesin pencari menampilkan bagian spesifik dari sebuah artikel langsung di hasil pencarian, meskipun keseluruhan halaman membahas berbagai topik.

  • Gunakan H1 untuk Judul Utama → Pastikan hanya ada satu H1 dalam satu halaman.
  • Gunakan H2 untuk Subjudul Utama → Setiap bagian utama artikel harus menggunakan H2.
  • Gunakan H3-H6 untuk Detail Lebih Dalam → Gunakan heading bertingkat untuk membahas poin yang lebih spesifik dalam sebuah subtopik.
  • Gunakan Heading dalam Format Pertanyaan → Format seperti “Apa itu Bitcoin?” atau “Bagaimana Cara Kerja Blockchain?” dapat meningkatkan peluang muncul di hasil pencarian berbasis pertanyaan.

Dengan menerapkan struktur heading yang baik, artikel tidak hanya lebih ramah bagi pembaca, tetapi juga lebih mudah dikenali oleh Google, meningkatkan kemungkinan mendapatkan peringkat lebih tinggi dalam pencarian.

4. Gunakan Gambar yang Relevan

Gambar bukan hanya elemen visual yang mempercantik konten, tetapi juga memainkan peran penting dalam Semantic SEO.

Google menggunakan image recognition dan metadata gambar untuk memahami konteks sebuah halaman. Gambar yang relevan tidak hanya meningkatkan kualitas konten, tetapi juga memperkuat sinyal semantic bagi mesin pencari.

5. Gunakan Tag yang Relevan

Menggunakan tag yang relevan dalam sebuah artikel membantu meningkatkan SEO dan user experience dengan mengorganisir konten berdasarkan kategori atau topik yang terkait.

Sebaiknya cukup buat tag yang sifatnya adalah entitas, jadi Anda tidak perlu melakukan spamming tag, cukup fokuskan pada tag yang terkait dengan artikel.

Misalnya:

  • Bitcoin
  • Crypto

Selain itu, menambahkan internal link ke halaman tag akan membantu distribusi otoritas halaman (link juice) dan memudahkan pengguna dalam menavigasi situs.

Terlebih sebelumnya kita juga sudah membahas penerapan schema markup Thing di halaman tag.

Off-Page Optimization dalam Semantic SEO

Dalam pendekatan Semantic SEO, off-page optimization tidak hanya sekadar mendapatkan backlink, tetapi juga membangun keterkaitan kontekstual yang kuat antara entitas, sehingga mesin pencari dapat lebih memahami relevansi dan otoritas sebuah situs.

Baca Juga:   Mengenal Agency/Jasa SEO: Apa Layanannya & Bagaimana Memilihnya?

Berikut adalah beberapa faktor utama dalam off-page optimization yang berkontribusi dalam semantic SEO:

1. Brand Mentions (Penyebutan Merek)

Mesin pencari seperti Google semakin memahami hubungan antara entitas meskipun tanpa tautan langsung. Penyebutan merek di berbagai platform digital dapat memperkuat sinyal otoritas dan relevansi suatu entitas.

Pada contoh di atas, Brand dan founder-nya memiliki entitas yang dikenali oleh Google, yang tentunya secara tidak langsung bisa membantu dari sisi E-E-A-T.

2. Backlink Kontekstual dari Situs Otoritatif

Tidak hanya jumlah backlink yang diperhitungkan, tetapi juga konteksnya. Backlink dari konten yang relevan dan memiliki otoritas tinggi membantu membangun hubungan semantic yang lebih kuat antara topik dan entitas yang terlibat.

Saya pribadi memiliki strategi khusus dalam hal backlink kontekstual ini, gambaran sederhana misalnya kita ingin membangun otoritas dari DailySEO.ID, maka backlink sebaiknya menggunakan struktur kalimat yang secara sekilas menjelaskan entitas DailySEO.ID.

Sebagai gambaran:

  • Dilansir dari situs referensi SEO Indonesia, DailySEO.ID, SEO adalah…
  • Ujar Ilman Akbar, Founder DailySEO.ID (misalnya dalam konteks kalimat wawancara).
  • Dan lain sebagainya.

Gambaran di atas tentu hanya sebuah contoh.

Namun pada intinya, bagaimana website yang kita kelola bisa memperoleh backlink yang tidak hanya sebatas backlink, namun juga menjelaskan konteks dari entitas brand kita atau keterkaitan brand dengan entitas lain.

Dengan strategi backlink seperti di atas, maka yang kita peroleh tidak hanya sebatas backlink, namun juga membantu dalam optimasi Knowledge Graph Panel dari brand yang kita kelola.

3. Social Signals & User Engagement

Interaksi pengguna di media sosial, termasuk like, share, dan komentar, memberikan sinyal kepada mesin pencari bahwa suatu konten dan brand memiliki nilai bagi audiens.

Meskipun tidak secara langsung mempengaruhi peringkat, keterlibatan yang tinggi dapat meningkatkan visibilitas dan otoritas semantic suatu situs.

Pada aspek lain (yang masih terkait dengan Social Media), penerapan schema organization juga berpotensi menampilkan fitur-fitur pada hasil pencarian seperti misalnya Twitter Boxes (Twitter Carousels).

Kesimpulan

Dengan menerapkan semantic SEO, Anda tidak hanya meningkatkan visibilitas di mesin pencari, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.

Selain itu, strategi ini berperan penting dalam meningkatkan visibilitas brand, membangun otoritas di niche industri, serta memperkuat kepercayaan audiens terhadap informasi yang Anda sajikan, menjadikan konten Anda lebih relevan dan bernilai dalam jangka panjang.

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

Airul Anwar adalah seorang Konsultan SEO yang telah berkecimpung di dunia SEO sejak 2011. Ia dikenal sebagai founder Mastah SEO, platform media digital yang berfokus pada SEO dan digital marketing.

Write A Comment