Tidak ada strategi SEO (Search Engine Optimization) yang cocok untuk setiap website.

Namun, secara umum konten benar-benar menjadi bagian penting dari sebuah website dalam mendatangkan dan meningkatkan traffic (trafik).

Tidak hanya tulisan blog, landing page seperti product page, about page, pricing page pun berisikan konten, bukan?

Jadi, seperti apa konten yang akan teman-teman buat, harus diperhatikan secara matang.

Berikut adalah beberapa kesalahan yang masih dilakukan oleh content writer (penulis konten) ketika mereka menulis sebuah konten.

1. Kesalahan Tata Bahasa dan Ejaan

Kesalahan writer ketika menulis konten yang pertama adalah adanya kekeliruan tata bahasa dan ejaan pada tulisan.

Hal ini cukup vital, karena kesalahan kecil dapat berdampak negatif terhadap pemahaman user maupun search engine.

Selain itu juga “merusak” alur tulisan Anda sendiri, baik itu di awal, di tengah, di bawah, atau konten artikel secara keseluruhan.

Bagaimana cara menghindarinya?

Teman-teman bisa meneruskan konten yang telah dibuat ke tim editor.

Jika Anda tidak memiliki tim editor, pastikan Anda melakukan pengecekan atau pembacaan berulang untuk memastikan tidak adanya kesalahan tata bahasa maupun ejaan.

Gunakan tool seperti Google Docs untuk membantu menganalisis kesalahan-kesalahan tersebut.

2. Menulis Konten Hanya Berdasarkan Search Volume Keyword

Apakah kita dilarang menulis konten untuk keyword (kata kunci) yang memiliki search volume (volume pencarian) yang tinggi?

Jawabannya tidak dilarang, tapi kita tidak boleh berhenti di situ saja.

Pasalnya, search engine lebih memprioritaskan konten yang ditulis untuk audiens (manusia) karena konten tersebut memberikan solusi terhadap apa yang dicari oleh audiens.

Baca Juga:   Apakah Meta Keyword Memengaruhi Ranking di Google Search?

Search engine terkemuka seperti Google mungkin menggunakan pengklasifikasi pada seluruh isi website dan human reviewer (peninjau manusia) untuk melakukan penilaian.

Hindari menggunakan konten hasil AI mentah-mentah tanpa melakukan pengeditan dan mengecek kebenarannya.

Buang jauh-jauh penggunaan spinner artikel, karena tindakan ini hanya menjadikan kita fokus pada search engine, bukan user.

Solusi dari keterbatasan yang dialami oleh writer bisa dicari melalui beberapa hal yaitu:

  • Analisis PAA (People Also Ask)
  • Tinjau pertanyaan yang ada di kolom komentar pada website Anda dan kompetitor
  • Cek forum-forum dan komunitas terkait
  • Gunakan tool seperti AlsoAsked.com
  • Brainstorming dengan tim CS (Customer Support)
  • Melakukan survei mandiri terhadap pelanggan-pelanggan Anda

3. Mengedepankan Kuantitas Daripada Kualitas

Jika Anda ingin performa konten yang dibuat bertahan lama, fokuslah pada kualitas daripada kuantitas.

Menerbitkan artikel dalam jumlah besar setiap hari dapat menyebabkan teman-teman mengalami deadlock (buntu) terhadap topik-topik selanjutnya, kecuali jika memang perusahaan Anda memiliki tim yang besar.

Terlalu fokus pada kuantitas terkadang malah mengarah pada penggunaan LLM (Large Language Model), content farm (ternak konten), atau spinner artikel, yang menghasilkan konten yang tidak akurat atau kualitasnya jelek.

Hindari hal ini jika teman-teman tidak ingin merusak reputasi website Anda, besar kemungkinan juga Anda akan kesulitan menemukan topik baru, sehingga berisiko kehilangan audiens dan traffic.

Jadi, prioritaskanlah konten yang berkualitas untuk mendapatkan performa positif dalam jangka panjang, karena penerbitan konten dalam jumlah besar dalam waktu singkat hanya berpotensi mendatangkan traffic berkualitas rendah yang mungkin tidak berarti apa-apa pada bisnis Anda.

4. Terlalu Fokus Pada Jumlah Kata

Tidak ada word count (jumlah kata) secara khusus di SEO. Pasalnya ada beberapa halaman yang mendapatkan banyak traffic hanya dengan 300–400 kata saja di dalamnya.

Saat membuat konten, pikirkan tujuan mengapa search engine ada (ya, untuk menjawab pertanyaan audiens), memberikan informasi terbaik dengan cepat dan jelas.

Baca Juga:   Apakah Heading 1 (Tag H1) Memengaruhi Ranking di Google Search?

Jika solusi yang mereka cari hanya membutuhkan 200 kata, hindari memperpanjangnya menjadi 1.000 kata dengan informasi lain yang tidak diperlukan.

Misalnya, jika penyebab kanker darah hanya memerlukan informasi terkait penyebab terjadinya kanker darah, jangan tambahkan lagi dengan informasi yang kurang penting seperti jenis-jenis kanker darah yang spesifik (bila ada).

Jenis-jenis kanker darah ini bisa teman-teman buat konten secara terpisah.

Untuk menyajikan informasi yang lebih efektif, Anda dapat menambahkan sesi FAQ dan infografik yang menarik dan jelas.

Terkadang, format konten yang beragam lebih penting daripada jumlah kata. Cobalah untuk menggunakan video, tabel, grafik, dan gambar untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Fokus pada memberikan jawaban yang mudah dipahami oleh audiens, bukan jawaban yang berputar-putar tapi esensinya bisa didapat di awal paragraf.

5. Selalu Mengisi Header Tag dengan Pertanyaan

Tren ini terjadi ketika hadirnya FAQ schema (skema FAQ) yang bertujuan untuk meningkatkan visibilitas di fitur “People Also Ask” dan “People Also Search.”

Namun, saat ini hal tersebut menjadi terlalu generik, mungkin search engine mulai mengabaikannya.

Jadi, teman-teman bisa menulis header yang jelas dan sesuai dengan apa yang dicari oleh user daripada memaksakan setiap header tag menjadi pertanyaan.

Pertimbangkan hal-hal berikut ketika Anda ingin membuat header tag:

  • Menggunakan bahasa yang sesuai dengan bagaimana user melakukan pencarian
  • Buat secara jelas sehingga user dapat dengan cepat menemukan apa yang mereka butuhkan
  • Memastikan setiap header relevan di atasnya dan selaras dengan title tag
  • Menghapus section (bagian) yang tidak/kurang cocok dengan title atau header tag sebelumnya, karena berpotensi menjadi tidak relevan dengan topik yang dibahas

6. Menerbitkan Konten Setiap Hari atau Pekan

Teman-teman tidak perlu menerbitkan konten baru setiap hari atau setiap pekan jika tidak ada informasi baru yang ingin disampaikan.

Baca Juga:   Mengenal Content Strategy, Content Planning, & Content Calendar. Sama atau Berbeda?

Jika tujuan dari menerbitkan konten hanya untuk tampak terlihat “bekerja/menghasilkan konten”, teman-teman hanya akan menghasilkan konten yang tidak berkualitas.

Salah satu akibatnya adalah menghasilkan user experience (UX) yang buruk.

Alternatifnya, Anda dapat meningkatkan traffic website Anda dengan memperbarui dan memperbaiki konten yang sudah ada, khususnya konten-konten yang sudah lama diterbitkan atau konten yang sudah mulai kehilangan traffic.

Cek jika ada broken link (tautan rusak) hingga informasi yang sudah tidak relevan lagi. Internal link (tautan internal) juga mungkin perlu diubah agar sesuai dengan struktur website Anda saat ini.

Teman-teman perlu tahu bahwa terkadang website yang ranking-nya tinggi memiliki performa yang lebih baik karena menyajikan informasi yang up to date dan lebih jelas.

Sedangkan membuat konten baru tanpa ada tujuan dan memperhatikan kebutuhan audiens seringkali bukanlah menjadi sebuah jawaban.

Sebagai content writer, teman-teman juga perlu berdiskusi dan/atau memberikan masukan kepada SEO Specialist agar setiap tim bersinergi dengan baik untuk hasil yang optimal.

Demikianlah tulisan mengenai sejumlah kesalahan yang masih dilakukan oleh content writer ketika menulis konten ini, jika Anda memiliki pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram DailySEO ID di sini.

Teman-teman juga bisa ajukan topik selanjutnya untuk kami bahas! Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!

References:

5 SEO content pitfalls that could be hurting your traffic

6 Common Content Writing Mistakes You Need to Avoid | Expert Tips

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

I began my SEO journey in 2017 and deepened my expertise in 2019. Since then, I’ve managed SEO for Farmaku.com, DokterSehat.com, and Impulse Digital Agency, while also contributing to DailySEO ID. Now, as a full-time freelancer, I focus on helping B2B companies improve their search visibility and achieve their goals.

Write A Comment