Penggunaan AI dalam pembuatan konten semakin populer, tapi banyak yang bertanya-tanya, apakah konten tersebut bisa terkena plagiarisme? Masalah ini menjadi perhatian penting bagi penulis, pemilik website hingga praktisi SEO itu sendiri.

Jika konten yang dihasilkan AI tidak diedit atau ditambahkan dengan sentuhan manusia, hasilnya bisa mirip dengan karya lain. Ini dapat menurunkan keaslian konten dan berpotensi menimbulkan masalah etika.

Untuk menghindari plagiarisme, teman-teman perlu memastikan bahwa konten yang dihasilkan AI diedit dengan baik. 

Bagaimana caranya? Teman-teman bisa menambahkan analisis pribadi, perspektif baru, dan menggunakan alat pemeriksa plagiarisme untuk menjaga keaslian dan kualitas konten sehingga bermanfaat untuk user.

Bagaimana Cara AI Membuat Konten?

Saat ini, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi alat yang penting di berbagai industri, termasuk dalam pembuatan konten. 

Konten yang dibuat dengan AI memanfaatkan teknologi machine learning, natural language processing, dan natural language generation. Berikut penjelasan cara AI dalam membuat konten:

Machine learning

Machine learning adalah cabang dari kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin untuk belajar dari data yang ada dan membuat keputusan berdasarkan pola yang ditemukan.

Teknologi inilah yang menjadi dasar bagi NLP dan NLG dalam proses pembuatan konten.

Berikut adalah langkah-langkah utama bagaimana machine learning membantu AI menghasilkan konten:

  1. Pengumpulan dataset: Proses ini dimulai dengan mengumpulkan data dalam jumlah besar, seperti teks dari buku, artikel, situs web, dan sumber informasi lainnya.
  2. Pelatihan model ML: Setelah data dikumpulkan, model machine learning dilatih dengan dataset tersebut. Melalui pelatihan ini, model dapat memahami pola linguistik, konteks, tata bahasa, dan struktur kalimat.
  3. Analisis dan belajar berkelanjutan: Model AI mampu menganalisis data yang sudah dipelajarinya dan terus memperbaiki kemampuannya seiring waktu tanpa perlu diprogram secara manual untuk tugas-tugas tertentu. 

Contohnya, ketika sebuah model AI belajar dari kumpulan teks terkait topik kesehatan, ia dapat mengidentifikasi pola bahasa yang sering digunakan dalam artikel kesehatan dan kemudian mengaplikasikannya untuk membuat konten baru dengan gaya dan struktur yang serupa.

Natural language processing

Setelah model dilatih dengan data, langkah selanjutnya dalam pembuatan konten adalah pemrosesan bahasa alami atau natural language processing (NLP).

Baca Juga:   Berkenalan dengan Karier di SEO: Peluang Kerja & Jenjang Kariernya

Teknologi NLP berperan penting dalam memahami dan memproses bahasa manusia agar dapat digunakan oleh mesin.

Beberapa fungsi utama NLP dalam proses ini adalah:

  • Memecah teks menjadi unit kecil: NLP menguraikan teks menjadi elemen-elemen yang lebih kecil, seperti kata atau frasa, agar mesin dapat memahaminya dengan lebih baik
  • Menganalisis struktur gramatikal: NLP memeriksa struktur tata bahasa dari kalimat-kalimat yang ada, sehingga model AI dapat memahami hubungan antar kata dan frasa, serta bagaimana kalimat tersebut dibentuk
  • Identifikasi entitas: Salah satu fitur kunci NLP adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi entitas dalam teks, seperti nama orang, tanggal, lokasi, dan kategori penting lainnya
  • Menentukan emosi dan nada teks: NLP juga mampu mengidentifikasi nada emosional dari suatu teks, apakah itu netral, positif, atau negatif. Fitur ini penting untuk memastikan konten yang dihasilkan sesuai dengan suasana atau emosi yang diinginkan.

Dengan NLP, AI tidak hanya mengolah data sebagai kumpulan teks, tetapi juga memahami makna di balik setiap kata dan frasa. 

Kemampuan ini memungkinkan AI untuk menghasilkan konten yang relevan, koheren, dan sesuai konteks.

Natural language generation

Tahap terakhir dari proses pembuatan konten oleh AI adalah natural language generation (NLG), yaitu tahap di mana AI benar-benar menghasilkan teks baru. 

NLG menggunakan pola dan struktur bahasa yang telah dipelajari oleh model machine learning untuk membentuk teks yang bisa dipahami manusia.

Proses NLG melibatkan beberapa langkah berikut:

  • Pengumpulan data: Mengumpulkan dan menyiapkan data yang akan digunakan sebagai input. Data ini bisa berupa informasi terstruktur (seperti tabel atau database) atau tidak terstruktur (seperti teks bebas).
  • Analisis data: Menganalisis data untuk memahami konteks dan elemen penting yang perlu disertakan dalam output, termasuk identifikasi entitas kunci, kata kunci, dan hubungan antar data.
  • Pemilihan konten: Menentukan informasi mana yang relevan untuk disampaikan dalam teks akhir, biasanya melibatkan pemilihan elemen yang paling signifikan dari data yang telah dianalisis.
  • Merancang struktur kalimat: Pada tahap ini, sistem memutuskan bagaimana menyusun informasi agar koheren dan mudah dipahami.
  • Realozation: Menghasilkan teks akhir dengan memperhatikan tata bahasa, sintaksis, dan gaya penulisan yang sesuai. Ini adalah langkah di mana kalimat-kalimat dibentuk menjadi narasi yang utuh
  • Evaluasi dan feedback: Setelah teks dihasilkan, proses ini dapat melibatkan evaluasi dan penyempurnaan berdasarkan umpan balik untuk meningkatkan kualitas output di masa mendatang.
Baca Juga:   Bagaimana Cara Agar Traffic Tidak Turun Setiap Kali Ada Update Algoritma Google?

Sebagai hasil dari proses ini, konten yang dihasilkan oleh AI bisa sangat mirip dengan teks yang ditulis oleh manusia. 

Misalnya, ketika diminta untuk menulis artikel tentang teknologi, AI akan menggunakan pola bahasa dan gaya penulisan yang sesuai dengan topik tersebut.

AI Dilatih Berdasarkan Ide Orang Lain

AI dilatih menggunakan data besar yang terdiri dari berbagai karya orang lain, seperti artikel, buku, dan situs web.

Dengan memanfaatkan data ini, AI belajar mengenali pola bahasa untuk menghasilkan konten baru berdasarkan permintaan.

Meskipun teks yang dihasilkan AI bersifat dinamis, dalam beberapa kasus, AI dapat menghasilkan konten yang sangat mirip dengan sumber aslinya. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya plagiarisme atau peniruan ide.

Melansir dari Search Engine Land, beberapa penulis dan perusahaan telah melayangkan tuntutan hukum terhadap perusahaan seperti OpenAI karena dugaan pelanggaran hak cipta.

Mereka mengklaim karya mereka digunakan tanpa izin untuk melatih model AI.

Selain teks, AI juga menghadapi masalah serupa dalam musik dan suara.

Misalnya, Sony dan Scarlett Johansson menentang penggunaan AI yang meniru karya dan suara mereka tanpa izin, memicu perdebatan tentang etika penggunaan AI.

Inspirasi dan Plagiarisme dalam Penggunaan AI

Artificial Intelligence (AI) adalah alat yang bagus untuk membantu pembuatan konten, tetapi penting untuk memahami bahwa AI hanyalah sebuah tools.

Menggunakan AI bukan berarti kita bisa langsung mengambil hasil yang sudah disajikan.

Untuk memastikan konten yang dihasilkan tidak termasuk plagiarisme, perlu adanya pemikiran, analisis, dan gaya penulisan pribadi yang diterapkan.

AI dapat memberikan ide-ide yang relevan dan mendukung proses penulisan, tetapi kita harus tetap terlibat dalam menyusun ulang, memperdalam, dan memberikan sentuhan personal agar konten tersebut benar-benar original dan mencerminkan identitas kita sebagai penulis.

Dengan menggabungkan kreativitas dan alat bantu seperti AI, kita dapat menghasilkan konten yang unik dan berkualitas tinggi. 

Jadi, penting untuk selalu menganggap AI sebagai pendukung, bukan pengganti dalam proses pembuatan konten yang berkualitas dan bebas dari plagiarisme.

Apakah Menggunakan Konten yang Dibuat AI Dianggap Plagiarisme?

Masih belum ada jawaban pasti mengenai apakah menggunakan konten AI dianggap plagiarisme.

Baca Juga:   Apa itu DA & PA? Masih Penting untuk SEO di 2023?

AI hanya menghasilkan konten berdasarkan data yang dilatihnya, namun tanpa pemikiran dan analisis tambahan, bisa mendekati plagiarisme.

Konten AI yang tidak diberi sentuhan manusia cenderung generik dan tidak original.

Jika tidak ada kreativitas atau perspektif baru yang ditambahkan, konten tersebut tidak memberikan nilai lebih dan hanya mengulang informasi yang sudah ada.

Untuk menghindari plagiarisme, penting bagi pengguna AI untuk mengedit, menyempurnakan, dan menambahkan gaya penulisan pribadi agar konten terasa unik dan bermanfaat, serta mampu memberikan kontribusi yang lebih bermakna.

Tips Menggunakan AI untuk Menghindari Plagiarisme

Berikut adalah beberapa cara untuk menggunakan AI dalam pembuatan konten tanpa melanggar aturan plagiarisme:

  1. Gunakan tools cek plagiarisme: Pastikan konten yang dihasilkan AI tidak menyalin sumber secara langsung dengan memeriksa menggunakan alat pemeriksa plagiarisme
  2. Tambahkan analisis dan pengeditan: Jangan hanya mengandalkan AI. Tambahkan analisis, pengetahuan, informasi dan gaya penulisan pribadi untuk membuat konten lebih orisinal
  3. Jelaskan penggunaan AI: Jika tidak banyak melakukan pengeditan, transparanlah dengan menyatakan bahwa Anda menggunakan AI, serta alat yang digunakan, sama halnya seperti mencantumkan sumber lain

Kesimpulan

Menggunakan AI untuk membuat konten bisa bermanfaat, tetapi harus dilakukan dengan bijak.

Agar terhindar dari plagiarisme, penting untuk selalu menambahkan analisis pribadi, mengedit hasil AI, dan menggunakan alat pemeriksa plagiarisme.

Pada akhirnya, kombinasi antara kreativitas manusia dan AI akan menghasilkan konten yang unik dan bermutu tinggi.

Sebagai manusia, kita harus bisa memanfaatkan teknologi AI yang ada, bukan malah bersaing dengan AI. Karena kembali lagi, yang menciptakan AI ini adalah manusia.

Jika Anda ingin memahami lebih jauh tentang cara membuat konten SEO dan tips memanfaatkan AI dengan baik, gabunglah dengan grup Telegram DailySEO ID.

Di sana, teman-teman bisa bertukar pikiran dan belajar bersama dengan praktisi SEO lainnya dalam membangun konten SEO yang bisa membantu user.

Untuk pemula yang ingin mendalami dasar-dasar SEO, langsung saja daftarkan diri ke SEO Fundamental Course DailySEO ID dengan mengunjungi halaman ini!

References:

Is using AI-generated content for SEO plagiarism?

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

SEO Content Specialist, Median Digital Indonesia | Former SEO Content at Zenius, Hipwee, and Glints | SEO Enthusiast

Write A Comment