Rendering adalah bagian yang tak terpisahkan di website, salah satu yang biasa para praktisi SEO pertimbangkan adalah CSR dan SSR.

Lalu, apa itu CSR dan SSR? Manakah yang Lebih Baik untuk SEO (Search Engine Optimization)?

Agar tidak keliru, mari pelajari bersama-sama di ulasan di bawah ini!

Apa itu CSR?

CSR adalah singkatan dari Client-Side Rendering, metode di mana browser (peramban) user mengunduh berkas HTML, lalu menggunakan JavaScript untuk membangun dan menampilkan sisa halamannya.

Metode ini memungkinkan User Experience (UX) yang dinamis dan interaktif, karena konten dapat dimuat dan diubah tanpa perlu me-reload halaman secara penuh.

Apa itu SSR?

SSR adalah singkatan dari Server-Side Rendering, sebuah proses di mana server menampilkan konten HTML halaman web secara lengkap sebelum mengirimkannya ke browser user.

SSR merupakan metode yang bertolak belakang dengan CSR.

Perbedaan CSR dan SSR

infografik perbedaan csr dan ssr
Dok. https://www.linkedin.com/pulse/which-one-best-seo-client-side-rendering-csr-vs-server-side-kobec

Jika dari definisinya saja sudah jelas berlawanan, maka dapat dipastikan jika CSR dan SSR ini berbeda.

Kita bisa membagi ke beberapa poin sederhana untuk membedakan keduanya:

Proses Rendering

Pada CSR, proses rendering dilakukan di browser user.

Sementara di SSR, rendering dilakukan secara sempurna dari sisi server sebelum sampai ke browser user.

Indexability (Kemampuan untuk Diindeks)

SSR bisa dikatakan lebih unggul karena menyajikan HTML yang telah dirender sepenuhnya, sehingga akan lebih mudah di-crawl dan diindeks oleh search engine seperti Google, Bing, dkk.

Baca Juga:   Apakah HTTPS Memengaruhi Ranking di Google Search?

Di sisi lain, CSR mengharuskan search engine untuk mengeksekusi JavaScript terlebih dahulu, dan kebanyakan dari mereka tidak dapat atau kesulitan untuk memprosesnya.

Perbedaan ini dapat berdampak signifikan pada kecepatan dan keakuratan konten teman-teman di Search Engine Results Page (SERP).

Kecepatan Loading

CSR mungkin memiliki waktu loading yang lebih cepat untuk struktur initial page (halaman dasar), tetapi user harus menunggu JavaScript untuk dieksekusi dan mengisi konten, yang berpotensi terjadinya penundaan.

Di sisi lain SSR umumnya menawarkan waktu loading yang lebih cepat karena browser sudah menerima dokumen HTML secara utuh.

Pengalaman Pengguna

CSR sepertinya memberikan user experience yang lebih baik, khususnya untuk interaksi yang berkelanjutan, contohnya seperti alur check-out hingga pembayaran.

Sementara SSR menyediakan first contentful paint (FCP) yang lebih cepat, di mana ini menjadi poin plus di SEO.

Kapan Perlu Menggunakan CSR dan SSR?

Pertimbangkan hal-hal berikut sebelum memutuskan untuk menggunakan CSR ataupun SSR:

Gunakan CSR jika:

  • SEO tidak menjadi prioritas Anda.
  • Website memiliki banyak interaksi.
  • Ketika ingin membuat aplikasi web.

Gunakan SSR jika:

  • Teman-teman fokus terhadap performa SEO.
  • Apabila interaksi di dalam website minim.
  • Ketika membutuhkan initial loading yang cepat.

Mana yang Lebih Baik untuk SEO?

Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa SSR lebih baik untuk SEO, khususnya perihal crawling, rendering, hingga indexing.

Solusi Alternatif

Teman-teman bisa terapkan yang namanya dynamic rendering.

Metode ini bisa dibilang perpaduan antara CSR dan SSR yang menjadi win-win solution.

Dynamic rendering akan menampilkan HTML secara penuh ke search engine (selayaknya SSR), sekaligus menyajikan aplikasi dengan banyak kode JavaScript langsung ke user (selayaknya CSR).

Baca Juga:   Apa Saja Komponen Penting dalam On-page SEO?

Google Search Central merekomendasikan hal ini untuk website yang sangat besar.

Penutup

Antara CSR dan SSR bukanlah sesuatu yang kaku, teman-teman bisa menentukannya sendiri dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti yang sudah diinformasikan di atas.

Sebagai alternatifnya, Anda bisa menerapkan dynamic rendering yang tentunya butuh keahlian teknis yang lebih lanjut.

Silakan pertimbangkan dengan atasan Anda, tim marketing, dan divisi IT untuk menentukan metode yang tepat dengan kebutuhan website teman-teman.

Demikianlah tulisan mengenai definisi CSR dan SSR beserta beserta pertimbangannya untuk SEO ini, jika teman-teman memiliki pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram DailySEO ID di sini.

Teman-teman juga bisa ajukan topik selanjutnya untuk kami bahas! Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!

Referensi:

https://www.sanity.io/glossary/client-side-rendering

https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Glossary/SSR

https://gracker.ai/seo-101/ssr-vs-csr-seo-guide

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

I began my SEO journey in 2017 and deepened my expertise in 2019. Since then, I’ve managed SEO for Farmaku.com, DokterSehat.com, and Impulse Digital Agency, while also contributing to DailySEO ID. Now, as a full-time freelancer, I focus on helping B2B companies improve their search visibility and achieve their goals.

Write A Comment