Sejak pertama kali diumumkan oleh Google, Search Generative Experience (SGE) diyakini akan membawa revolusi besar-besaran bagi industri SEO saat ini.

Bahkan, muncul spekulasi pesimistis di kalangan praktisi SEO bahwa kehadiran SGE justru akan menjadi awal dari kematian SEO itu sendiri.

Menanggapi kekhawatiran ini, Eli Schwartz lewat postingan newsletter Growth Unhinged milik Kyle Poyar menolak ramalan tersebut dan juga membagikan resep-nya untuk menghadapi tantangan-tantangan baru SEO paska-SGE.

Berikut ulasannya.

SEO Tidak akan Mati, Melainkan Bermetamorfosis

Menurut Eli, SEO tidak akan mati selama orang masih memiliki kebiasaan mencari informasi di internet.

Tetapi, kita perlu menyadari bahwa keadaan SEO saat ini di mana mayoritas konten di internet diproduksi hanya atas dasar SEO—bukan fokus pada pengguna, bukanlah kanal informasi yang ideal bagi user.

Sebagai contoh sederhana, ketika teman-teman melakukan pencarian dengan kata kunci “kartu kredit terbaik” di Google, maka yang muncul kebanyakan adalah konten-konten afiliasi.

Tentu sebagai user, bukan itu hasil pencarian yang diharapkan, melainkan konten-konten ulasan jujur dan otentik.

Maka dari itu, gen AI nantinya diharapkan dapat mengubah paradigma praktik SEO kedepannya sehingga lebih fokus kepada pengguna.

Selain itu, gen AI juga akan menggeser fokus aktivitas pengoptimasian SEO menuju user journey yang lebih dalam.

Teman-teman saat ini tentu sudah familiar dengan fitur featured snippet, di mana Google menyajikan jawaban dari queries pencarian secara langsung di search result, yang diambil dari cuplikan konten pada sebuah website.

Gambar features snippet. Sumber: Growth Unhinged

Dengan teknologi gen AI, Google SGE nantinya dapat memproduksi konten sendiri dari hasil analisis seluruh informasi di internet yang berhubungan dengan queries pencarian yang digunakan oleh pengguna, dan langsung menyajikannya di halaman pencarian.

Gambar SGE box. Sumber: Growth Unhinged

Alhasil, signifikasi faktor-faktor seperti link, backlink, dan domain authority akan lebih kecil. Sebaliknya, faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan konten akan memiliki bobot yang lebih besar.

Gen AI akan membawa kita ke dunia search engine baru dimana pencari bisa mengajukan pertanyaan yang cukup spesifik, dan Google bisa langsung menjawabnya sendiri.

Sehingga pencari tidak perlu lagi memasuki website satu-persatu untuk mencari informasi paling sesuai yang mereka butuhkan.

Beralih Fokus ke MOFU

Oleh karena itu, teman-teman tidak bisa lagi hanya berfokus pada konten-konten topoffunnel (TOFU) saja untuk dapat menjalankan SEO dengan efektif di tahun 2024 mendatang.

Baca Juga:   SEO Itu Tidak Murah, Jadi Jangan Minta Layanan SEO yang Murahan

Hal tersebut demikian karena SGE nantinya akan dengan mudah menyajikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan topfunnel dari pengguna, seperti:

  • Apa itu x?
  • Bagaimana cara x?
  • Apa solusi x terbaik?
  • Apa perbedaan x dan y?
Hasil pencarian SGE dari query top-funnel. Sumber: Growth Unhinged

Dengan begitu, maka yang perlu teman-teman lakukan adalah menggeser fokus SEO menuju funnel audience yang lebih dalam, yaitu middleoffunnel (MOFU).

Pada funnel ini, audience sudah mengetahui apa yang mereka butuhkan, dan sedang dalam tahap pertimbangan untuk memilih solusi yang paling tepat untuk masalah mereka.

Namun untuk beralih fokus ke MOFU, dibutuhkan pemahaman mengenai target audience yang lebih mendalam. Saat ini, masih banyak praktisi SEO yang terlalu fokus pada riset kata kunci dan justru mengabaikan riset mengenai siapa audience mereka sebenarnya.

Padahal, upaya SEO hanya bisa efektif jika kita dapat memahami siapa yang kita sasar, baru kemudian mencari tahu kata kunci pencarian apa yang mereka gunakan sehingga konten kita dapat muncul di hasil pencarian yang tepat.

Jika kembali kepada contoh pencarian kartu kredit, menargetkan queries TOFU seperti “cara membuat kartu kredit” atau “syarat membuat kartu kredit” saja tidak cukup untuk dapat membuat upaya SEO teman-teman efektif.

Queriesqueries tersebut akan dengan sangat mudah dijawab oleh SGE. Sehingga yang perlu teman-teman lakukan adalah beralih fokus ke midfunnel dengan membuat konten untuk meyakinkan calon konsumen, mengapa mereka perlu menggunakan layanan kartu kredit teman-teman, bukan yang lain.

Beralih fokus ke audience midfunnel mungkin akan membuat traffic website teman-teman menurun, mengingat cakupan audience-nya tidak akan sebesar audience topfunnel.

Namun sebenarnya, tanpa melakukan hal ini pun hampir dapat dipastikan traffic website teman-teman akan tetap menurun setelah SGE memakan pangsa audience topfunnel dari website teman-teman

Setidaknya dengan menerapkan hal ini, teman-teman memiliki kesempatan untuk meningkatkan conversion rate karena audience midfunnel sudah memiliki intensi pembelian yang lebih kuat.

Sehingga, upaya SEO teman-teman pun menjadi lebih efisien.

Kiat Memenangkan Persaingan SEO di Tahun 2024

Untuk bisa memenangkan persaingan SEO di tahun mendatang, penting untuk memusatkan usaha SEO teman-teman untuk mempromosikan value proposition atau nilai unik yang membuat bisnis teman-teman lebih baik dibandingkan dengan kompetitor lainnya.

Sebagai contoh, teman-teman berada pada bisnis produk asuransi kesehatan, dan value proposition dari layanan asuransi teman-teman adalah dapat menerima calon nasabah dengan klasifikasi tingkat risiko tinggi, misalnya karena sudah memiliki riwayat penyakit tertentu.

Maka konten yang teman-teman produksi nantinya harus didasarkan pada spesifikasi tersebut.

Dengan begitu, teman-teman akan lebih siap dalam meyakinkan calon konsumen yang masuk ke website teman-teman untuk convert.

Sebagai acuan praktis, berikut beberapa hal penting yang perlu teman-teman lakukan di tahun 2024 agar upaya SEO teman-teman lebih efektif:

  1. Lebih teliti dalam menargetkan audience dengan kata kunci yang tepat.
  2. Sesuaikan konten dengan buyer persona.
  3. Buat target kata kunci utama teman-teman menjadi lebih spesifik dengan menambahkan kata kunci pembahasan seperti “harga”, “fitur”, atau “ulasan”.
  4. Buat konten perbandingan dengan kompetitor.
  5. Hindari membuat konten dari topik yang sudah memiliki jawaban SGE di search result.
  6. Manfaatkan fitur “People Also Ask” (PAA) untuk mencari ide topik konten yang lebih spesifik.
Baca Juga:   Google Core Update dan Spam Update Maret 2024: Apa yang Baru?

Hal Lain yang Perlu Dipertimbangkan untuk Menghadapi Tantangan SEO Paska-Gen AI

1. Berbicara Langsung dengan Konsumen

Mencaritahu secara langsung konsumen dan buyer’s journey yang mereka lalui menjadi salah satu aspek penting untuk menjalankan SEO yang lebih efektif.

Karena bisa jadi, informasi yang kita dapatkan langsung dari konsumen justru bertolak belakang dari asumsi yang kita miliki terhadap mereka.

Tanpa berbicara langsung, kita juga tidak akan mengetahui apa yang betul-betul mereka butuhkan. Hal ini bisa menjadi masalah karena dapat berimplikasi pada penerapan strategi yang keliru.

2. Jadi lebih Fleksibel

Buat perencanaan strategi yang mapan, namun buat persiapan juga jika nanti ternyata keadaan membuat kita perlu mengubah rencana kita sebelumnya.

Misalnya, bagaimana nanti jika ketika teman-teman sudah mengalihkan fokus strategi ke MOFU, namun Google justru membatalkan fitur SGE mereka?

Mengingat segala hal nya dapat terjadi, maka teman-teman perlu lebih fleksibel dalam mempersiapkan segala kemungkinan tersebut.

3. Antisipasi adanya Reporting Blackout

Ketika versi lengkap dari Google SGE nantinya diluncurkan, platform analitik seperti Google Search Console dan Google Analytics kemungkinkan besar akan membutuhkan waktu penyesuain sebelum dapat berfungsi menyajikan data dari SGE dengan baik.

Oleh karena itu, ada baiknya teman-teman juga mencari jalan alternatif untuk mendapatkan data-data terkait users dan pencarian mereka di luar dari platform yang biasa teman-teman gunakan saat ini.

4. Antisipasi Penurunan Akurasi Data dari Keyword Tools

Kemunculan SGE nantinya juga akan turut memengaruhi bagaimana keyword research tools seperti Ahrefs dan SEMrush menyajikan data-data mereka.

Hal ini dimungkinkan mengingat rata-rata CTR (click through rate) dari setiap posisi ranking akan semakin menurun, terutama pada search queries yang memiliki gen AI box pada hasil pencariannya.

Dengan begitu, akurasi dari data yang dihadirkan oleh tools tersebut mungkin akan mengalami penurunan.

Prediksi Dampak dari SGE di Tahun 2024

Eli juga memprediksi bahwa setidaknya ada dua implikasi yang perlu teman-teman waspadai dari kemunculan SGE di tahun 2024.

Adanya Perubahan pada Pasar Iklan

Biasanya, Google tidak membutuhkan waktu lama untuk merilis fitur baru mereka secara global. Namun untuk SGE, nampaknya Google lebih hati-hati. Hingga saat ini, SGE baru tersedia di Amerika, Jepang, dan India, itupun masih versi beta.

Baca Juga:   Apakah Membayar Penulis Berdasarkan Jumlah Kata adalah yang Terbaik?

Menurut Eli, salah satu hal yang membuat Google menunda peluncuran SGE secara global adalah karena mereka masih perlu waktu untuk meracik formula terbaik dalam menampilkan iklan pada SGE.

Hal ini sangat krusial bagi Google mengingat sebagian besar revenue mereka datang dari iklan.

Namun bagaimanapun format iklan pada search result ber-SGE nantinya, ini akan membawa perubahan besar bagi pasar iklan Google.

Entah itu penurunan impressions, meningkatnya kompetisi keyword, berkurangnya queries yang tersedia untuk dilakukan bid, dan masih banyak lagi.

Adanya Periode Kepanikan yang Cukup Panjang

Setiap kali Google melakukan perubahan besar biasanya diikuti oleh tuntutan-tuntutan hukum di Kongres dari yang merasa dirugikan.

Tentunya, kemungkinan besar ini juga akan berlaku pada SGE yang merupakan perubahan paling masif yang akan dilakukan oleh Google.

SGE diperkirakan akan memengaruhi 80% hasil pencarian Google. Sebagai pembanding, Google Panda update di tahun 2011 lalu hanya memengaruhi 11% dari hasil pencarian.

Namun jika dilihat dari sejarah, Google tidak pernah menarik kembali fitur yang telah mereka luncurkan hanya atas dasar tuntutan semata.

Biasanya, mereka lebih memilih membayar ganti rugi atau denda ketimbang harus mengembalikan tampilan pencarian mereka seperti sebelumnya.

Google juga secara konsisten melakukan perubahan-perubahan terkait fitur yang telah mereka luncurkan.

Jadi, fitur SGE yang muncul nantinya tentu juga akan mengalami berbagai perubahan lanjutan dan ini tentunya dapat memicu kepanikan-kepanikan bagi mereka yang terdampak.

Namun penting untuk diingat bahwa apapun perubahan yang dilakukan oleh Google nantinya tidak akan mampu mengubah demand dari bisnis teman-teman. Yang berubah hanyalah bagaimana cara orang menemukan bisnis teman-teman di search engine.

Jadi, selama teman-teman memiliki rencana yang matang dan mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut, tidak ada hal perlu teman-teman khawatirkan.


Demikian pembahasan mengenai beberapa strategi SEO dalam mengantisipasi kemunculan SGE dari Eli Schwartz. Bagi teman-teman yang ingin membaca langsung tulisannya, teman-teman bisa menemukannya di sini.

Ayo bergabung di grup Telegram DailySEO ID untuk dapat berdiskusi tentang topik seputar SEO dengan praktisi SEO lainnya!

Saat ini, DailySEO ID juga memiliki series webinar dengan materi SEO ter-update untuk teman-teman yang tertarik belajar SEO langsung dari founder DailySEO ID, Ilman Akbar.

Jika tertarik, teman-teman bisa langsung mendaftarkan diri untuk belajar SEO di sini.

Sumber:

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

SEO & SEM Specialist at Meson Digital

3 Comments

  1. Opini yang sangat bagus. Saya juga merasa bahwa adanya AI ini membantu kita untuk lebih aware lagi terhadap proses pembuatan konten yang sesuai dengan buyer persona audiens kita.

  2. Pingback: 12 "Oleh-oleh" dari Konferensi SEO Ahrefs, Singapore SEO Summit 2023 - DailySEO ID

  3. Pingback: Fitur Search Generative Experience (SGE) Google sudah Tersedia di 120 Negara, Termasuk Indonesia - DailySEO ID

Write A Comment