Belakangan ini sedang ramai mengenai TikTok sebagai “search engine” yang baru. Bahkan, disebutkan di New York Times bahwa TikTok adalah search engine favorit kalangan Generasi Z. 

Menariknya lagi, menurut studi yang dilakukan oleh Google (mengutip dari Prabhakar Raghavan, Vice President Senior Google), hampir 40% dari anak muda menggunakan Tiktok untuk mencari tempat untuk makan siang.

Tentunya hal ini menjadi diskursus yang menarik, mengingat bahwa Google menguasai market share di industri “pencarian”, dan kini memiliki tantangan baru dari sosial media seperti Tiktok. 

Meski demikian, baru-baru ini muncul studi terbaru, ternyata Google masih menjadi favorit di kalangan gen Z. 

Berikut detail dan temuan dari riset tersebut, simak selengkapnya.

Riset: Perubahan Perilaku dari Gen Milenial ke Gen Z dalam Menggunakan Mesin Pencari Tidak Terlalu Drastis

Riset baru ini diterbitkan oleh Axios, organisasi media asal Amerika Serikat.

Menurut riset mereka, 46% orang yang berusia 18-24 memulai pencarian di internet dengan mesin pencari. Jumlahnya lebih sedikit daripada orang yang berusia 25-39 dengan angka 58%. Penyebab perubahan tren ini adalah karena gen Z mengenal media sosial terlebih dahulu daripada Google.

Jadi, meski terdapat tren penggunaan media sosial sebagai mesin pencari, perubahan dari milenial ke gen Z tidak terlalu drastis.

Hanya 21% Gen Z yang memulai pencarian dari Tiktok, sementara itu 5%-nya mulai dari YouTube.

Google Masih Menjadi “Raja” Search Engine secara Global

Dikutip dari Axios, Google masih mempertahankan posisinya sebagai “Raja” mesin pencari secara global. 

Baca Juga:   Update Terbaru Google Search Console: Report untuk Video yang Diindeks

Sebagai platform utama untuk pencarian informasi di internet, Google unggul jauh di atas pesaingnya. Meskipun demikian, platform seperti TikTok dan YouTube juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, mengikuti Google sebagai pilihan populer untuk mencari jawaban di dunia digital.

Adaptasi oleh Google

Mau tidak mau, Google juga beradaptasi untuk menghadapi tantangan dan perubahan ini. Salah satunya adalah lewat SGE (Search Generative Experience).

Apalagi, menurut riset dari Axios, orang berusia 18-24 tahun punya skor kepuasan tertinggi untuk search result yang berasal dari AI. Tentunya temuan ini tidak akan Google sia-siakan karena merupakan kesempatan untuk bersaing dengan mesin pencari lainnya.

Meski dengan adanya adaptasi tersebut, Google bukanlah mesin pencari tanpa kritik. Kita bisa melihat banyaknya komplain kepada mereka di media sosial. Baru-baru ini, banyak yang mempertanyakan tentang mudahnya Reddit untuk ranking di Google.

Hikmah: Praktisi SEO harus Adaptif

Perubahan pada perilaku penggunaan mesin pencari punya hikmahnya tersendiri bagi praktisi SEO.

Salah satu soft skill yang harus dimiliki oleh praktisi SEO adalah adaptif. Contohnya, jika suatu saat Bing ataupun Baidu menguasai market share mesin pencari, maka praktisi SEO wajib mengulik tentang algoritma keduanya lebih lanjut. 

Sangat menarik, bukan?

Nah, fitur AI dalam SERP dan perubahan perilaku generasi dalam menggunakan mesin pencari juga termasuk adaptasi yang harus praktisi SEO lakukan.Akhir kata, jadilah praktisi SEO yang adaptif dan punya growth mindset, bukan praktisi SEO yang memiliki fixed mindset.

Demikianlah informasi tentang Google yang masih menjadi favorit kalangan Gen Z, jika teman-teman memiliki pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar di bawah atau bisa gabung ke grup Telegram DailySEO ID di sini.

Baca Juga:   Google Bongkar Rahasia Algoritma Helpful Content: Ini Update Pentingnya!

Teman-teman juga bisa ajukan topik selanjutnya untuk kami bahas, loh!

Jika ingin belajar SEO dari ahlinya, yuk belajar di course-nya DailySEO ID!

Referensi:

Dapatkan berita terbaru seputar SEO Gratis!
Subscribe Sekarang!

Author

SEO Specialist at sirka.io and currently developing farisyudza.com. I started diving into SEO in early 2022 and eager to learn more!

Write A Comment