12 Juli kemarin, Tim Google Search baru saja menyelenggarakan acara Search Central Live di Jakarta, yang merupakan acara offline pertama Google di Indonesia setelah pandemi.
Google Search Central Live adalah acara yang ditujukan sebagai platform bagi para pemilik website dan praktisi SEO untuk berdiskusi mengenai pengoptimasian website di Google, serta menghadirkan kesempatan untuk belajar dan mendapatkan informasi terbaru seputar Google Search langsung dari tim Google sendiri.
Di antara banyak topik pembahasan, peran dan penggunaan AI pada Google Search menjadi salah satu pembahasan utama dan yang paling ditunggu-tunggu oleh para peserta.
Di acara ini, Gary Illyes dan pemateri dari tim Google lainnya membagikan berbagai insights menarik seputar AI (Artificial Intelligence) dan Google search, mulai dari bagaimana Google menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan kualitas hasil pencarian search engine mereka, hingga pendapat mereka mengenai penggunaan AI untuk pembuatan konten website.
Simak rangkuman singkat seputar insights menarik mengenai AI dan Google Search dari Search Central Live Jakarta di sini!
Daftar Isi
AI dan Machine Learning Bukan Hal Baru bagi Google
AI menjadi topik perbincangan yang sangat hangat di kalangan SEO sejak kemunculan ChatGPT akhir tahun lalu. Ditambah lagi, Google yang belakangan ini mengumumkan mereka akan mulai mengintegerasikan teknologi generative AI pada fitur pencariannya seakan menghadirkan persepsi bahwa AI akan membawa perubahan besar bagi industri SEO ke depan.
Meskipun dapat dipandang demikian, namun sebetulnya AI bukanlah hal baru bagi Google. Bahkan, Google telah memanfaatkan teknologi AI dan machine learning selama 20 tahun lebih dalam algoritma pencariannya.
Dalam salah satu sesi pembahasan, Google membagikan bahwa mereka menerapkan teknologi AI dan machine learning dalam banyak aspek. Misalnya saja untuk ‘memerangi’ spam di hasil pencarian, memberikan rekomendasi pengejaan pada pencarian, dan juga untuk membantu memahami isi konten dan layout dari suatu halaman web.
Saat ini, Google juga telah memiliki beberapa model AI dan machine learning yang digunakan untuk membantu mereka menyajikan hasil pencarian yang lebih baik dan bermanfaat bagi pengguna. Beberapa diantaranya seperti:
- RankBrain: model machine learning untuk menemukan hasil pencarian yang lebih baik, terutama untuk long–tail queries.
- MUM (Multitask Unified Model): model AI untuk memahami dan menghubungkan konsep pada query yang kompleks.
- BERT: model AI untuk memahami hubungan antar kata dalam sebuah query.
Machine Learning pada Algoritma Ranking Google
Dalam sesi pembahasan AI, Google juga membagikan bahwa algoritma ranking Google dilatih menggunakan konten yang dibuat oleh manusia dan mengutamakan pengguna—bukan mengutamakan search engine. Sehingga, algoritma machine learning tersebut sangat baik dalam mengidentifikasi konten web yang mengutamakan pengguna.
Model machine learning ini dirancang untuk dapat memahami konten sebagaimana selayaknya manusia membaca konten. Algoritma ranking Google dapat mendeteksi alur pembahasan konten yang natural, konteks pembahasan, serta kedalaman informasi pada sebuah konten web.
Alhasil, konten yang dinilai mengutamakan dan bermanfaat bagi pengguna akan lebih diapresiasi dan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk bisa mendapatkan ranking teratas di hasil pencarian Google.
Poin ini juga menekankan betapa pentingnya mempertahankan human–touch dalam pembuatan konten, di tengah gempuran AI-generated content. Meskipun teknologi AI dapat sangat membantu dalam pembuatan konten, sentuhan manusia tetap dibutuhkan untuk memastikan konten yang diproduksi memberikan nilai bagi pembaca, bukan justru menyesatkan.
Gunakan AI dengan Bijak
Terakhir, Google juga memperkenalkan ulang fitur chatbot AI barunya, Bard, yang bisa memproses dan menjawab pertanyaan berbasis teks, mirip dengan ChatGPT. Meskipun sudah bisa diakses bebas, Bard saat ini masih dalam tahap eksperimen sehingga teman-teman tidak disarankan untuk menerima segala hasil jawabannya mentah-mentah.
Large Language Model (LLM) AI seperti Bard dan ChatGPT menggunakan sumber informasi yang ada di internet untuk menghasilkan jawaban yang teman-teman terima. Dan seperti teman-teman ketahui, internet bukan lah sumber yang terbaik untuk mencari informasi yang akurat. Konsekuensinya, jawaban yang dihasilkan oleh teknologi AI tersebut memiliki potensi untuk keliru.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Bard sendiri juga memiliki sistem untuk terus meningkatkan kualitas jawaban yang dihasilkannya. Misalnya dengan menyertakan sitasi atau tautan ke sumber asli dari jawaban. Teman-teman juga memberikan feedback atau masukan langsung atas jawaban dari Bard.
__________
Ayo bergabung di grup Telegram DailySEO ID untuk dapat berdiskusi tentang topik seputar SEO dengan praktisi SEO lainnya!
Saat ini, DailySEO ID juga memiliki SEO Fundamental Course dengan materi SEO ter-update untuk teman-teman yang tertarik belajar SEO langsung dari founder DailySEO ID, Ilman Akbar.
Jika tertarik, teman-teman bisa langsung mendaftarkan diri untuk ikut series webinar selanjutnya di sini ya!
1 Comment
Pingback: Membahas Mitos-mitos SEO: Insight dari Search Central Live Jakarta 2023 - DailySEO ID